Pengembangan Bangunan Industri Makanan Olahan Buah Belimbing di Desa Karangsari Blitar

Authors

  • Thahta Firmanila Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Subhan Ramdlani Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Bambang Yatnawijaya Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Abstract

Kota Blitar khususnya Desa Karangsari merupakan salah satu daerah penghasil buah belimbing terbesar di Indonesa, setiap panen raya menghasilkan ± 300 ton (BPTP 2013). Buah belimbing merupakan salah satu bahan baku buah yang banyak diolah menjadi produk makanan olahan di Indonesia, karena sifatnya mudah rusak dan umur simpannya tergolong pendek yaitu 3 sampai 4 hari. Perkembangan Desa Karangsari menjadi desa agroindustri didukung oleh pemerintah dengan meresmikan bangunan industri saribuah belimbing pada tahun 2012. Upaya peningkatan produksi makanan olahan buah belimbing terkendala oleh lokasi bangunan industri yang sulit dijangkau. Mengembangkan bangunan industri tersebut dengan menambahkan kapasitas produksi dan jenis produk pada lokasi yang berdekatan menjadi pilihan utama yang dapat dilakukan. Bangunan industri yang dikembangkan harus memiliki faktor higienis ruang produksi yang memenuhi persyaratan kesehatan dan sanitasi yang ditunjang dengan penggunaan material yang sesuai dengan persyaratan ruang setiap proses produksi, standar higienis pengolahan pangan, serta sistem pengolahan limbah. Faktor higienis ruang produksi juga ditunjang dengan ruang sterilisasi pekerja, ruang quality control, ruang loker pekerja serta sistem penghawaan menggunakan exhaust fan yang dilengkapi dengan HEPA filter dan turbine cyclone ventilator. Lokasi tapak perancangan berada pada area perkebunan belimbing untuk meminimalkan waktu tempuh pengangkutan.

Kata kunci: bangunan industri, belimbing, higienis

Downloads

Published

2016-04-29

Issue

Section

Articles