http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/issue/feedJurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur2023-01-31T00:00:00+00:00Andika Citraningrumandikacitra@ub.ac.idOpen Journal Systemshttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2056Relasi, Ruang, Waktu dan Tipologi Bedawang nala 2022-12-19T05:15:24+00:00Made Aries Hartadijayaarieshartadi@student.ub.ac.idSusilo Kusdiwanggokusdiwanggo@ub.ac.id<p><strong>Relasi, Ruang, Waktu dan Tipologi <em>Bedawang nala</em> </strong></p> <p><strong>Made Aries Hartadijaya<sup>1</sup> dan Susilo Kusdiwanggo<sup>2</sup></strong></p> <p><sup>1</sup> Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya</p> <p><sup>2</sup> Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya</p> <p>Alamat Email penulis: arieshartadi@student.ub.ac.id; kusdiwanggo@ub.ac.id</p> <p> </p> <p>ABSTRAK</p> <p> </p> <p>Arsitektur memiliki relasi fisik dan metafisik berbentuk artefak, konsep dan olahan fungsi berupa ruang. <em>Bedawang nala </em>merupakan entitas yang hadir dalam setiap kehidupan masyarakat Hindu ditemukan pada <em>padmasana</em> dan <em>bade, </em>sarana upacara <em>ngaben.</em> Realitas konsep <em>padma</em> digunakan untuk persembahyangan, digunakan juga aktivitas ritual kematian. Secara harafiah, <em>bedawang nala</em> adalah makhluk mitologi dalam kosmologi alam semesta, wahana sebuah Mandhara Giri. Realitas dalam kehidupan nyata dikaitkan dengan tragedi bencana alam vulkanik, gempa dan tsunami. <em>Bedawang nala</em> bukan sekedar ornamen, berada di dalam bangunan suci, juga hadir bersama entitas profan. Puncak gunung Mandhara Giri merupakan <em>swah-loka</em> diwujudkan sebagai realitas <em>rong </em>atau <em>stana</em> dan <em>bedawang nala</em> merupakan representasi <em>bhur-loka.</em> Puncak Mandhara Giri dipercaya oleh masyarakat Bali sebagai ruang terhadap entitas metafisik. <em>Bedawang nala</em> berorientasi kepada manifestasi Tuhan yang digunakan di dalam upacara kematian. Masyarakat Bali mengenal konsep <em>rwabhinneda,</em> selain <em>tri-hitakarana</em> dan <em>tri-loka</em>. Melihat konsep <em>rwabhinneda</em> sebagai bentuk paradoks pada entitas <em>bedawang nala.</em> Bagaimana relasi <em>bedawang nala</em> sebagai kosmologi ruang dengan eksistensi <em>rwabhinneda</em> pada realitas <em>sekala-niskala.</em> Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebenaran <em>bedawang nala </em>dalam lingkup arsitektur. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan paradigma induktif dan strategi etnografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, <em>bedawang nala</em> merupakan reaktualisasi kosmogoni, mempersyaratkan kehadiran<em> rwa-rwabhinneda, </em>dan membentuk syarat mutlak pada realitas fisik.</p> <p>Kata Kunci : <em>bedawang nala</em>, <em>rwabhinneda, sekala-niskala, </em>paradoks, kosmogoni.</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT </em></p> <p><em>Architecture has physical and metaphysical relations in the form of artifacts, concepts and processed functions in the form of space. Bedawang nala is an entity that is present in every life of the Hindu community and is found in padmasana and bade, the means of the cremation ceremony. The reality of the padma is used for prayers, also used for death ritual activities. Literally, Bedawang Nala is a mythological creature in the cosmology of the universe, a vehicle for a Mandhara Giri. Reality in real life is associated with the tragedy of volcanic natural disasters, earthquakes and tsunamis. Bedawang nala is not just an ornament, it is in a sacred building, it is also present with profane entities. The peak of Mount Mandhara Giri is swah-loka embodied as the reality of rong or stana and Bedawang Nala is a representation of bhur-loka. The peak of Mandhara Giri is believed by the Balinese as a space for metaphysical entities. Bedawang nala is oriented towards the manifestation of God which is used in death ceremonies. Balinese people know the concept of rwabhinneda, apart from tri-hitakarana and tri-loka. Seeing the concept of rwabhinneda as a form of paradox in the bedawang nala entity. How is the relation, Bedawang Nala as cosmology of space with the existence of rwabhinneda in scale-niskala ? This study aims to identify the truth of Bedawang Nala in the scope of architecture. This research was conducted qualitatively with an inductive paradigm and an ethnographic strategy. The results of this study indicate that bedawang nala is a cosmogonic re-actualization, requiring the presence of rwa-rwabhinneda, and forming absolute requirements for physical reality.</em></p> <p><em>Keywords</em> : <em>bedawang nala</em>, <em>rwabhinneda, sekala-niskala, paradox, cosmogony</em>.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2095Kualitas Ruang Terbuka Publik Kawasan Velodrome Kota Malang Menggunakan Publi Space Quality Index (PSQI)2023-01-08T17:10:25+00:00Tengku Hanif Maulanatehanif1@student.ub.ac.id<p>Ruang terbuka merupakan suatu area yang tidak memiliki penutup secara fisik. Pada umumnya, ruang terbuka merupakan sebuah bentuk ruang yang berfungsi sebagai wadah aktivitas oleh manusia pada udara terbuka. Beberapa fungsi ruang terbuka publik yang berhubungan dengan eksistensinya (fungsi ekologis, sosial, ekonomi, dan arsitektural) serta nilai estetika yang diberikan (lingkungan dan objek) tidak hanya sebatas untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekitar dan keberlangsungan kehidupan kota namun dapat pula sebagai identitas dan nilai kebanggaan kota itu sendiri. Kawasan Velodrome sebagai ruang terbuka yang menjadi wadah aktivitas di Sawojajar kurang memadai untuk menaungi kegiatan masyarakat di luar ruangan. Maka dari itu diperlukannya suatu kajian mengenai presepsi masyarakat terhadap tingkat kualitas ruang terbuka publik pada kawasan Velodrome Malang untuk mengindentifikasi apakah kualitas ruang terbuka publik kawasan ini telah memenuhi sebagai ruang terbuka publik yang berkualitas dalam mewadahi kebutuhan dan aktivitas masyarakat pengguna/pengunjung. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pengukuran semantic differential. Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya kekurangan terkait aspek yang berhubungan dengan kualitas sebuah ruang terbuka publik yang terdiri dari aksesibilitas dan keterkaitan, pemeliharaan, daya tarik, kenyamanan, inklusivitas, aktivitas dan kegunaan, ketertujuan, serta keselamatan dan keamanan. Secara keseluruhan menjabarkan kualitas kawasan yang kurang baik dan perlu ditingkatkan kembali.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2051Pengaruh Elemen Arsitektur Jawa Terhadap Kinerja Lingkungan Termal pada Bangunan Pawon Garden Parung2022-12-14T05:34:14+00:00Harits Ahmad Fasaharitsfasa3@gmail.comAgung Murti Nugrohoagungmurti@ub.ac.id<p>Arsitektur vernakular Jawa saat ini terus menurun keberadaannya, Pawon Garden merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan kepunahan melalui konservasi eks-situ dengan cara translokasi. Namun bangunan yang ditranslokasi dapat mengalami perubahan pada elemennya sehingga mampu berpengaruh terhadap kinerja kenyamanan lingkungan termal. Penelitian ini bertujuan untuk memahami elemen-elemen arsitektur Jawa pembentuk lingkungan termal dan sejauh mana bangunan mampu memenuhi lingkungan termal yang nyaman pada Pawon Garden, Parung. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode desktiptif dengan pendekatan kualitatif melalui kajian amatan visual dan pengukuran lapangan yang kemudian dibandingkan dengan standar kenyamanan yang ada. Hasil dari penelitian pada keempat rumah Jawa di Pawon Garden memiliki kinerja lingkungan termal yang sudah baik dilihat dari nilai rata-rata suhu udara keempat rumah sebesar 27,2oC masih berada pada ambang batas suhu netral, hasil nilai ini dapat dipengaruhi oleh unsur kriteria desain bioklimatik seperti luas bukaan, kecukupan vegetasi, dan aliran angin di dalam bangunan.</p> <p><br>Kata kunci: Kenyamanan lingkungan termal, vernakular Jawa, bioklimatik</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2090Kualitas Visual Koridor Jalan Ahmad Yani Kota Bekasi Berdasarkan Persepsi Masyarakat 2023-01-06T12:53:52+00:00Ganesha Alif Ramadhanganesharamadhan3012@gmail.comJenny Ernawatijenny_ernawati@ub.ac.id<p>Jalan Ahmad Yani Kota Bekasi merupakan jalan arteri primer dengan fungsi dominan komersial sebagai pusat perdagangan barang dan jasa yang memiliki kepadatan cukup tinggi. Koridor jalan juga dapat membentuk <em>image</em> dari suatu kota yang terlihat dari kualitas visual pada elemen-elemen visual koridor jalannya seperti bangunan, vegetasi, parkir<em>, signage</em>, dan <em>street furniture </em>sehingga perlu adanya penilaian terhadap kualitas visual koridor Jalan Ahmad Yani Kota Bekasi. Kualitas visual diukur berdasarkan persepsi masyarakat sebagai pengguna koridor jalan melalui kuesioner <em>online</em> yang menggunakan skala <em>semantic differential</em> dan skala <em>multiple rating</em> serta stimuli berupa foto. Dari hasil analisis dan pembahasan ditemukan bahwa kualitas visual koridor Jalan Ahmad Yani Kota Bekasi sudah cukup baik. Akan tetapi, masih terdapat variabel belum sesuai dengan standar dan harapan masyarakat seperti <em>enclosure </em>dan <em>coherence</em>. Selain itu, ditemukan juga variabel yang berpengaruh terhadap pembentuk kualitas visual koridor jalan secara keseluruhan yaitu <em>imageability</em>, <em>linkage visual</em>, dan <em>coherence</em> dengan persentase pengaruh sebesar 67,9%.</p> <p> </p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2082Kinerja Selubung Bangunan Untuk Menurunkan Suhu Ruang Kelas Gedung Kuliah Bersama A20 Universitas Negeri Malang2023-01-06T07:51:00+00:00Ardan Agusawakardant19@gmail.com<p>Gedung Kuliah Bersama A20 Universitas Negeri Malang memiliki dinding kaca yang luas dimana paparan radiasi matahari cukup tinggi sehingga mengakibatkan suhu dalam ruangan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja selubung bangunan dan memberikan rekomendasi desain yang tepat untuk menurunkan suhu dalam ruang kelas Gedung Kuliah Bersama A20 Universitas Negeri Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (data termal ruangan) dan pendekatan kualitatif (data visual bangunan). Teknik pengolahan data dengan metode eksperimental menggunakan <em>Software Ecotect 2011</em>. Pengambilan data dilakukan pada ruang kelas di lantai 3, 4 dan 7. Waktu pengambilan data dilakukan selama empat hari berturut-turut mulai dari tanggal 28 September 2021 hingga 1 Oktober 2021. Hasil pengukuran lapangan menunjukkan suhu dalam ruang kelas masih diatas standar nyaman menurut SNI-03-6572-2001 dan suhu nyaman Kota Malang. Rekomendasi desain berupa mengganti jenis material kaca dengan nilai SC (<em>shading coefficient</em>) yang lebih rendah dapat menurunkan suhu ruangan secara signifikan.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: kinerja termal, selubung bangunan, kenyamanan termal, ruang kelas</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2119Pengaruh Aplikasi Arsitektur Biofilik Terhadap Kenyamanan Termal NK Cafe Malang2023-01-10T06:32:39+00:00Yohannes Handhikayoh.dhika@gmail.comAndika Citraningrumandikacitra@ub.ac.id<p><strong>PENGARUH APLIKASI ARSITEKTUR BIOFILIK TERHADAP KENYAMANAN TERMAL NK CAFÉ MALANG</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Yohannes Handhika Rahadi¹ dan Andika Citraningrum²</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><em><sup>1</sup></em><em> Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya</em></p> <p><em><sup>2</sup></em><em> Dosen Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya</em></p> <p><em>Alamat Email Penulis: <a href="mailto:yoh.dhika@gmail.com">yoh.dhika@gmail.com</a></em></p> <p> </p> <p>ABSTRAK</p> <p> </p> <p>Permasalahan yang kerap kali muncul dalam arsitektur adalah bagaimana mencapai kenyamanan termal bangunan yang maksimal dengan beban penggunaan energi yang minimal. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah dengan menerapkan prinsip desain biofilik pada bangunan. Desain biofilik adalah desain yang berlandaskan aspek biofilia yang bertujuan untuk menghasilkan ruang yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia secara fisik. (Browning <em>et al., </em>2014). Tujuan dari penerapan desain biofilik pada bangunan adalah untuk menciptakan efek restorasi (<em>healing</em>) bagi tubuh, menstimuli indera manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan ruang (Heerwagen<em> et al.</em>, 2011). Prinsip desain biofilik menekankan agar bangunan dapat menciptakan kenyamanan secara keseluruhan, baik kenyamanan sensori maupun termal seperti yang terdapat dalam 14 prinsip desain biofilik menurut Browning, Ryan & Clancy (2014). Penelitian ini berlokasi di NK Café Malang dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip desain biofilik terhadap kenyamanan termal ruang serta mengetahui persepsi pengguna NK Café terhadap kenyamanan termal ruang menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data secara deskriptif dan evaluatif. Observasi visual terhadap kondisi eksisting yang kemudian dianalisis menggunakan 14 prinsip desain biofilik dilakukan untuk mengetahui bentuk penerapan desain biofilik. Kemudian pengambilan data berupa pengukuran suhu serta penyebaran kuesioner yang disusun menggunakan ASHRAE <em>Standard </em>55-2017 serta SNI 03-6572-2001. Hasil pengukuran temperatur udara dianalisis menggunakan suhu netral serta suhu lingkungan (<em>outdoor</em>) Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dari hasil pengukuran dengan hasil survey kuesioner pengunjung NK Café, yang dipengaruhi oleh beberapa variabel pengukuran serta penerapan prinsip desain biofilik pada NK Café.</p> <p> </p> <p> </p> <p>Kata kunci: Kenyamanan Termal. Desain Biofilik, Temperatur Ruangan, Persepsi Pengguna</p> <p><em> </em></p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2079Penilaian Elemen Fasad Gaya Arsitektur Hunian Berdasarkan Preferensi Masyarakat di Kota Malang2023-01-06T04:16:07+00:00Marshall Tito Adi Widigdamarshalltito5@gmail.comIwan Wibisonoiwanwibisono@ub.ac.id<p>Seiring berjalannya waktu beberapa gaya arsitektur yang berada di Kota Malang memiliki perkembangan dan telah menjadi tren atau keunikan yang tumbuh di kota itu sendiri, gaya arsitektur itu sendiri antara lain merupakan gaya modern, gaya mediterania, dan gaya klasik. Munculnya berbagai macam gaya arsitektur yang ada membuat banyak pendapat yang berbedabeda dari latar belakang masyarakat. Khususnya pada latar belakang pekerjaan terkadang mempunyai pendapat yang berbeda-beda tentang sebuah desain bangunan. Hal yang menuntun kearah ini merupakan perbedaan dari estetika visual dalam sebuah bangunan hunian. Perbedaan ini dapat membantu arsitek maupun pengembang untuk mengarahkan kepada suatu desain fasade yang lebih reliabel, serta dapat menemukan titik tengah dari kedua masing-masing presepsi. Lingkup dari penelitian ini memiliki fokus dengan latar belakang pekerjaan masyarakat di Kota Malang, karena hal ini mempunyai pengaruh yang berbeda-beda juga dalam pemilihan desain hunian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Penulis harus menyatakan pertanyaan langsung terhadap objek yang dikaji, demi mendapatkan hasil yang akurat dan teruji. Hunian yang memiliki penilaian tertinggi berdasarkan skor rata-rata merupakan hunian bergaya modern karena hunian ini mudah diterima oleh golongan masyarakat akademisi di bidang arsitektur dan masyarakat umum.</p> <p><br>Kata kunci: Elemen Fasad, Gaya Arsitektur, Preferensi</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2115Evaluasi Sistem Sirkulasi sebagai Sarana Penyelamatan Kebakaran Pasar Kota Gresik2023-01-10T00:25:53+00:00Pounty Zenitha Prameswaripountyzenitha@student.ub.ac.idHeru Sufiantohsufianto@ub.ac.id<p>Kebakaran merupakan bencana non-alam yang menempati angka tertinggi di Indonesia, khususnya pada permukiman padat. Salah satu faktor terjadinya kebakaran adalah kurang andalnya sistem keselamatan kebakaran seperti sistem proteksi aktif dan sistem sirkulasi. Mengacu pada SNI-03-1735-2000 tentang Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung, Pasar Kota Gresik masuk dalam kategori 6 yang mana merupakan bangunan perdagangan dengan mobilitas dan aktivitas pemicu risiko kebakaran yang tinggi (penggunaan kompor LPG), serta sistem proteksi kebakaran dan sirkulasi yang terbatas. Penelitian menggunakan metode analisis kondisi fisik di lapangan (sistem proteksi aktif dan sarana penyelamatan) serta simulasi software Pyrosim (analisis ASET untuk mengetahui waktu evakuasi atau penyelamatan yang tersedia) dan Pathfinder (analisis RSET untuk mengetahui waktu evakuasi atau penyelamatan yang tersedia). Hasil akhir dari analisis fisik di lapangan dan simulasi software menunjukkan kurang optimalnya sistem penyelamatan kebakaran Pasar Kota Gresik, seperti pada poin koridor dan akses keluar yang kurang lebar, kurangnya jumlah sirkulasi vertikal, kemiringan tangga yang terlalu curam, kurangnya sistem proteksi aktif seperti hydrant dan APAR, dan tidak adanya denah evakuasi. Hasil analisis tersebut kemudian menjadi bahan pertimbangan rekomendasi desain arsitektural agar pengguna Pasar Kota Gresik dapat selamat dalam menghadapi situasi kebakaran.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2073Perubahan Tata Ruang Dalam pada Rumah Usaha di Sentra Emping Jagung Pandanwangi Kota Malang2023-01-05T13:09:06+00:00Nandya Rahma Putrinandyar15@gmail.comRinawati P. Handajanirina_noor@ub.ac.id<p>Persoalan pengangguran di Indonesia terjadi karena ketersediaan lapangan kerjanya tidak memadai. Oleh karena itu, masyarakat harus mulai berinisiatif untuk membuka lapangan kerjanya sendiri. Salah satunya dapat melalui kegiatan ekonomi UBR (Usaha Berbasis Rumah Tangga). Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan mendukung UBR (Usaha Berbasis Rumah Tangga) dalam program ekonomi kreatif UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yangmana dalam 5 tahun terakhir ini melakukan sosialisasi kepada masyarakat kawasan Pandanwangi untuk mengembangkan usaha dari potensi hasil panen jagung wilayahnya dan dipusatkan menjadi sebuah sentra usaha emping jagung. Rumah usaha menjadi bentuk adaptasi masyarakat Pandanwangi karena keterbatasan lahan yang ada. Konsekuensinya, pemilik rumah melakukan perubahan tertentu pada tata ruang dalam rumah tinggalnya agar bisa berfungsi sebagai tempat tinggal sekaligus usaha emping jagung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan tata ruang dalam pada rumah usaha di Sentra Emping Jagung Pandanwangi Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan strategi penelitian observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini yaitu perubahan tata ruang dalam yang terjadi pada rumah usaha di Sentra Emping Jagung Pandanwangi Kota Malang dikelompokkan sesuai jenis usahanya, yaitu: produksi, distribusi, dan kombinasi.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2103Pola Pemanfaatan Ruang Tempat Wisata Kampung Tematik di Kota Malang 2023-01-09T05:28:57+00:00Amalia Ahsani Mufidahamaliaahsani88@gmail.com<p style="font-weight: 400;">Kampung Tridi merupakan kampung wisata yang ada di Kota Malang dan baru diresmikan pada tahun 2016. Kampung Tidi terbentuk setelah kampung wisata yang ada di seberangnya, yakni Kampung Warna-warni. Hal itu membuat banyak wisatawan mengira bahwa mereka adalah satu kesatuan. Menjadinya sebagai kampung wisata, membuat adanya pola pemanfaatan ruang oleh aktivitas wisata. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui pola pemanfaatan ruang dari Kampung Tridi sebagai tempat wisata. Kehadirannya yang mendadak membuat kurangnya penataan fisik ruang pada kampung, sehingga berdapak pada intensitas aktivitas yang berbeda pada ruang-ruang tertentu dan waktu-waktu tertentu. Penelitian ini diambil saat adanya pandemi Covid-19. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan teori behavioral mapping dengan teknik placed center mapping. Dilakukan pengambilan data dengan survei lokasi dan dikuatkan dengan wawancara dengan pengelola dan wisatawan kampung serta dokumentasi aktivitas wisata disana. Dilakukan analisis dari data yang telah didapatkan dan dikaitkan dengan teori yang terkait. Didapatkan sintesis dan kesimpulan bahwa terdapat pola pemanfaatan ruang berdasarkan 4 variabel, yaitu pelaku aktivitas, jenis aktivitas, ruang, dan waktu. Serta adanya faktor lain yaitu lokasinya yang berdekatan dengan kampung wisata lain. Intensitas aktivitas paling tinggi terjadai pada hari libur.</p> <p style="font-weight: 400;"> </p> <p style="font-weight: 400;">Kata kunci: Pemanfaatan ruang, kampung tridi, kampung wisata, pola ruang</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2059Evaluasi Pasca Huni Aspek Fungsional pada SLBN 7 Jakarta Berdasarkan Kebutuhan Penyandang Tunagrahita2022-12-21T06:48:27+00:00Maulida Afifah Nur Azizzahmaulidaafiffah@gmail.comIndyah Martiningrumindyah_m@ub.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting SLBN 7 Jakarta terkait dengan kebutuhan peserta didik ABK tunagrahita melalui Evaluasi Pasca Huni level investigatif pada aspek fungsional untuk peningkatan bangunan SLBN 7 Jakarta dan bangunan lainnya dengan fungsi sejenis. Penelitian dilakukan dengan membandingkan eksisting unit amatan elemen interior terhadap kriteria yang dibuat berdasarkan studi literatur dan peraturan pemerintah secara kualitatif dan analisis deskriptif evaluatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksisting elemen interior dalam ruang pembelajaran SLBN 7 Jakarta cukup sesuai dengan kriteria kuantitatif berdasarkan peraturan yang berlaku, namun perbandingan kondisi eksisting dengan kriteria kualitatif berdasarkan rekomendasi desain ruang kelas bagi ABK tunagrahita masih banyak yang tidak sesuai dan memerlukan peningkatan.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2096Kualitas Walkability Jalur Pedestrian Jalan TB Simatupang Pasar Rebo Kota Jakarta Berdasarkan Persepsi Masyarakat2023-01-09T03:22:10+00:00Putri Ayu Maharaniputriayumhrn@student.ub.ac.id<p>ABSTRAK</p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas walkability jalur pedestrian pada Jalan TB Simatupang Pasar Rebo Kota Jakarta berdasarkan persepsi masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan persepsi dari ahli bidang dan masyarakat umum berdasarkan studi literatur dan peraturan pemerintah dengan metode triangulasi yakni secara kuantitatif dan analisis kualitatif untuk membantu mencari masalah secara akurat. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi kualitas walkability jalur pedestrian pada Jalan TB Simatupang Pasar Rebo Kota Jakarta cukup sesuai standar dengan kriteria kuantitatif berdasarkan persepsi masyarakat dan peraturan yang berlaku, namun saat melakukan penggabungan sinergi dengan kriteria kualitatif dari pernyataan persepsi masyarakat masih ada yang kurang sesuai dan memerlukan peningkatan.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Persepsi Masyarakat, Jalur Pedestrian, <em>Walkability</em></p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2052Pengaruh Selubung Bangunan Terhadap Kinerja Lingkungan Termal Pada Arsitektur Vernakular Buton2022-12-15T06:25:40+00:00Muhammad Mukrin Yusharsyah Muirunmuhammadmukrin202@gmail.com<p style="text-align: justify;">Arsitektur vernakular Buton saat ini terus menurun keberadaannya. Istana Malige merupakan salah satu arsitektur vernakular Buton yang sangat dipertahankan sampai saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh elemen-elemen selubung bangunan terhadapikinerja lingkungan termalipada arsitektur vernakular Buton. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode desktiptif dengan pendekatan kualitatif melalui kajian amatan visual dan pengukuran lapangan yang kemudian dijabarkan dan dibandingkan dengan standar kenyamanan yang ada. Hasil dari penelitian ini pada rumah Malige memiliki kinerja lingkungan termal yang sudah baik yang dapat dipengaruhi oleh beberapa factor seperti orientasi bangunan, selubung dinding, selubung lantai bangunan, serta bukaan pada setiap lantai.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2091Evaluasi Kualitas Visual Interior Mall Pelayanan Publik Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Persepsi Pengunjung2023-01-07T15:03:37+00:00Dharma Bagusdharmaulana99@gmail.com<p>Pelayanan publik hampir secara otomatis membentuk citra (image) tentang kinerja<br>birokrasi pemerintahan untuk itu kualitas visual interior menjadi sebuah hal yang penting pada<br>tempat-tempat pelayanan publik karena juga berkaitan dengan peningkatan kualitas layanan.<br>Dalam hal seperti itu, elemen interior diharapkan dapat berkontribusi memberikan citra positif<br>dan juga informatif bagi pengunjung mall pelayanan publik dengan menyajikan sebuah interior<br>mall pelayanan publik yang menarik dan berbeda dengan tempat pelayanan publik lainya guna<br>mendukung konsep dari mall pelayanan publik. Dalam persoalan seperti ini persepsi<br>pengunjung dinilai menjadi sebuah metode pengukuran yang tepat. Pemilihan objek penelitian<br>yakni Mall Pelayanan Publik Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk<br>mengetahui persepsi pengunjung mengenai elemen interior Mall Pelayanan Publik Kabupaten<br>Banyuwangi dan mengidentifikasi elemen interior seperti apa yang baik digunakan dalam mall<br>pelayanan publik. Pengukuran persepsi terhadap elemen interior dilakukan dengan menyebar<br>kuesioner secara daring dengan pertanyaan tertutup dengan memperoleh data kuesioner<br>berupa angka penilaian persepsi pengunjung terhadap elemen interior. Penelitian merupakan<br>jenis penelitian kuantitatif dengan metode analisis mean score. Hasil pengukuran variabel<br>elemen interior yang diteliti didadapatkan bahwasanya pengunjung menyukai lantai dengan<br>warna monokrom seperti abu-abu, dinding berupa multiplek dengan lapis HPL motif kayu<br>dengan aksen persegi berwarna putih, plafond dengan detail dan ornamen yang eye-catching,<br>perabot dengan penggunaan warna perabot yang cerah dan bervariasi, lampu pengunjung<br>menyukai lampu dengan penataan yang acak dan untuk aksesoris pengunjung menyukai<br>dengan bentuk yang dinamis seperti bulat atau lengkung.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2085Strategi Pendinginan Pasif Bangunan Aula Serbaguna Sekolah Menengah Atas di Kota Malang Melalui Modifikasi Atap2023-01-06T09:06:42+00:00Pramata Alvinapramataaa@student.ub.ac.idWasiska Iyatiwasiska.iyati@ub.ac.id<p>Kenyamanan termal merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah ruangan. Untuk meningkatkan kualitas termal pada sebuah bangunan, selubung bangunan, ventilasi, material, dan pemilihan warna cat perlu dipertimbangkan guna mengurangi radiasi matahari langsung dan pergerakan angin untuk pendinginan selubung bangunan pada bangunan. Pemilihan objek penelitian yakni Aula Serbaguna Malang didasari karena keluhan yang didapat terkait kondisi termal yang ada pada bangunan dikarenakan tingkat ventilasi yang rendah dan kualitas udara yang pengap dan lembap akibat pemilihan material atap yang menggunakan seng dengan lapisan cat berwarna cokelat tua. Pengukuran lapangan dilakukan untuk memperoleh data temperatur udara, temperatur radian, kecepatan angin dan juga kelembapan pada ruang yang kemudian disimulasikan dan divalidasi menggunakan<em> Ecotect Analysis</em> 2011. Hasil pengukuran dinyatakan valid dengan <em>relative error </em>rata-rata di bawah 15%. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa kondisi lingkungan termal objek penelitian tidak nyaman menurut SNI2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2120Peran Kosmologi Hindu Terhadap Pola Ruang Permukiman Desa Adat Tunjuk Tabanan2023-01-11T01:40:25+00:00Ni Putu Tenesya Mutiara Oktamaya Laksmitenesyamutiara.tm@gmail.comJenny Ernawatijenny_ernawati@ub.ac.id<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Desa Adat Tunjuk adalah salah satu desa tradisional yang ada pada Kabupaten Tabanan dengan kekentalan adat budaya yang mengiringi segala bentuk kegiatan masyarakatnya. Desa ini memiliki keunikan pada jumlah Pura Kahyangan Tiga dan fungsi-fungsi lain pada desa yang berbeda dengan desa tradisional lainnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan metode deskriptif eksploratif dengan tujuan mengetahui konsep Kosmologi Hindu dan faktor pendukung yang menjadi landasan dan mempengaruhi terbentuknya pola ruang desa. Dari data yang diperoleh menyimpulkan bahwa konsep Kosmologi Hindu berpengaruh dalam terbentuknya pola ruang desa terutama konsep Tri Angga dan Tri Hita Karana. Konsep Tri Angga membagi zona dan fungsi-fungsi bangunan yang ada pada desa menjadi tiga bagian (Utama Angga, Madya Angga, dan Nista Angga) dan konsepsi Tri Hita Karana (Palemahan, Pawongan, dan Parahyangan) yang juga merupakan konsep dasar hidup umat Hindu. Ditemukan adanya faktor-faktor lain yang mendukung terbentuknya pola desa seperti faktor-faktor yang ada dalam teori ekistik.</p> <p>Kata kunci: Kosmologi Hindu, Pola Ruang Desa, Teori Ekistik</p> </div> </div> </div>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2080Keterkaitan Minat Lokasi dan Desain Malang Creative Center Terhadap Bisnis Properti2023-01-06T04:26:29+00:00Angga Davit Tamalaanggadavit11@gmail.comIwan Wibisonoiwanwibisono@ub.ac.id<p>Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Kota Malang, terdapat peningkatan jumlah pelaku perdagangan UMKM dan ekonomi kreatif pada tiap tahun. Seiring dengan terus meningkatnya jumlah perkembangan pelaku perdagangan UMKM dan ekonomi kreatif yang cukup cepat, menyebabkan keterbatasan lahan dan lokasi untuk berdagang. Pemerintah Kota Malang dan<br>Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang bekerja sama untuk menghasilkan tempat atau bangunan gedung untuk menjadi sarana yang menanmpung kegiatan ekonomi kreatif yaitu Malang Creative Center. Lokasi dan Desain dari bangunan Malang Creative Center dapat menjadi pertimbangan bagi pelaku ekonomi kreatif sebagai calon dari penyewa atau pengguna bangunan tersebut.<br>Penelitiansini menggunakan metode penelitian penjelasan dengan pendekatan kuantitatif. Penulis harus menyatakan pertanyaan langsung terhadap objek yang dikaji, untuk mendapat hasil yang akurat dan teruji. Lokasi dan Desain Malang Creative Center secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap keputusan calon penyewa, dan Lokasi memiliki nilai yang cukup tinggi dalam<br>pengaruh terhadap keputusan calon penyewa.<br>Kata kunci: Lokasi, Desain, Keputusan Calon Penyewa</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2116Analisis Penataan Ruang Area Bar pada Kedai Kopi di Jakarta Berdasarkan Prosedur Pembuatan Minuman Kopi2023-01-10T00:55:05+00:00Muhammad Abi Ramadhanbimbimrmdhn@gmail.comRinawati Puji Handajanirina_noor@ub.ac.id<p>Kedai kopi menjadi salah satu tempat publik yang paling sering dikunjungi masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Jakarta. Hingga kini perkembangan kedai kopi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) gelombang dan kedai kopi gelombang ketiga yang menjadi objek penelitian ini merupakan kedai kopi <em>Specialty</em> yang pada umumnya dikelola secara independen serta mengedepankan kualitas kopi dengan berbagai metode penyajian dan prosedur yang spesifik yang dilakukan oleh <em>Barista</em> di area <em>Bar</em>. Maka dari itu, penataan ruang dari area Bar dapat berkontribusi dalam efektivitas dan efisiensi kerja dari pelakunya. Penataan ruang dalam hal ini dapat dirincikan sebagai penataan yang ideal dari furnitur, peralatan, dan jumlah pelaku di dalam luas ruang yang disediakan dengan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja. Melalui analisis secara kualitatif-desktriptif yang dilakukan pada 3 (tiga) kedai terpilih, ditemukan bahwa penataan ruang memiliki pengaruh terhadap keefektifan dan keefisienan kerja dari <em>Barista</em> dalam menjalakan prosedur-prosedur pembuatan minuman kopi, terutama dalam hal jumlah perpindahan tempat yang dilakukan yang disebabkan oleh zonasi, pembagian ruang, serta dimensi dari area <em>Bar</em> itu sendiri. </p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2076Penilaian Kualitas Visual Bangunan Bersejarah Dengan Fungsi Cafe Berdasarkan Persepsi Masyarakat 2023-01-05T13:07:54+00:00Faradisa Fajrifaradisaf@gmail.comHerry Santosaherrysantosa@ub.ac.id<p>Upaya pelestarian bangunan bersejarah di Kota Malang terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang. Khususnya daerah Kayutangan yang merupakan kawasan penting di Kota Malang. Upaya konservasi harus menjadi solusi untuk menjaga dan mendukung kelestarian arsitektur dan tata ruang di kawasan ini. Konservasi ini berfokus pada upaya pemanfaatan kembali bangunan lama agar tidak terbengkalai, baik dengan mengembalikan fungsi lama ataupun menggantinya dengan yang baru. Lafayette Coffee & Eatery merupakan salah satu <em>cafe</em> bergaya arsitektur kolonial yang menerapkan konsep <em>adaptive reuse</em> pada bangunan cagar budaya Gedung Kembar Kayutangan Malang. Perkembangan bangunan mungkin saja terjadi akibat perubahan fungsi dan pemilikan bangunan. Sebagai <em>cafe</em> baru, banyak faktor yang yang mempengaruhi minat konsumen, salah satu adalah kualitas visual bangunan. Penilaian masyarakat terhadap kualitas visual bangunan dapat diukur dari persepsi mereka melalui indera penglihatan. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif dengan pengambilan data menggunakan kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas visual elemen arsitektural pada eksterior dan interior bangunan bersejarah Lafayette Coffee & Eatery berdasarkan persepsi masyarakat. Kualitas visual elemen arsitektural pada objek penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan sebesar 36,5% dipengaruhi elemen eksterior dan 60,1% dipengaruhi elemen interior berdasarkan persepsi masyarakat.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2105Kualitas Visual Koridor Jalan Letjen Suprapto Kawasan Kota Lama Semarang Berdasarkan Persepsi Masyarakat2023-01-09T05:37:48+00:00Brahmatya Dipowaluyobrahmatyad@gmail.com<p>Kota Semarang merupakan Kota besar di Jawa Tengah yang memiliki peninggalan <br>sejarah, salah satunya Kawasan Kota lama yang merupakan Kawasan heritage. Salah satu <br>yang menjadi perhatian utama ialah koridor Jalan Letjen Suprapto yang merupakan pusat <br>kegiatan di Kawasan Kota Lama dan dikelilingi oleh bangunan cagar budaya yang dimana <br>seharusnya dapat merepresentasikan citra kawasan tersebut, yaitu merupakan kawasan <br>yang dikenal akan kekayaan seni, budaya dan heritage. Kualitas visual koridor diukur <br>oleh persepsi masyarakat dan diukur menggunakan skala semantik diferensial, serta <br>menggunakan foto sebagai stimuli. Survey yang dilakukan berupa kuesioner digunakan <br>untuk mengukur 125 persepsi masyarakat yang berada di koridor Jalan Letjen Suprapto. <br>Hasil dari analisis mean score dinilai baik oleh persepsi masyarakat. Terdapat 3 faktor <br>yang mendasari persepsi masyarakat terhadap kualitas visual koridor Jalan Letjen <br>Suprapto. Faktor Kesatuan (Unity) yang menjelaskan proporsi komposisi bangunan, <br>keterpaduan jalan satu dengan lainnya sehingga terlihat unik. Faktor Keteraturan <br>(Organization) yang menjelaskan tentang kemenarikan ruang yang terbangun dan ruang <br>hijau. Dan juga Faktor Daya Tarik (Attractiveness) keberagaman bangunan yang ada pada <br>koridor jalan Letjen Suprapto sehingga menimbulkan kesan mudah diingat.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2061Hubungan Elemen Arsitektural Terhadap Pembentukan Soundscape Balai Kota Tangerang2022-12-23T06:24:24+00:00Oliver Hartantoolivertrusdale@student.ub.ac.idWasiska Iyatiwasiska.iyati@ub.ac.id<p>Ruang Ruang terbuka publik di Balai Kota Tangerang di pusat kota memberikan pengalaman ruang yang indah dan sesuai dengan budaya setempat. Ini tidak hanya terlihat, tapi juga terdengar. Elemen arsitektural memainkan peran dalam membentuk soundscape di wilayah ini.</p> <p> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana elemen arsitektural membentuk soundscape di ruang terbuka publik Balai Kota Tangerang. Metode yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif, termasuk studi literatur, observasi lapangan, kuesioner, dan wawancara.</p> <p> Suara di Ruang terbuka publik Balai Kota Tangerang dipengaruhi oleh aktivitas di dalam ruang terbuka publik itu sendiri. Sebagian elemen arsitektural yang membentuk soundscape hanya bertujuan memberi kesan estetis pada aspek visual, sementara yang lain memiliki peran sebagai filter atau barrier. Ada peluang untuk meningkatkan dinamika yang baik dan saling menguntungkan dari sudut pandang audial agar terkoneksi dengan elemen visual dan meningkatkan Enabled Outcome menjadi sangat tinggi.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: <em>soundscape</em>, elemen arsitektural, ruang terbuka publik</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2100Keterkaitan Aksesibilitas dan Lokasi Terhadap Nilai Properti Perumahan di Kota Malang2023-01-09T05:00:18+00:00Muhammad Ivan Indra Prasetyaivan.indra75@gmail.comIwan Wibisonoiwanwibisono@ub.ac.id<p>Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk berdampak pada meningkatnya kebutuhan tempat tinggal. Perumahan merupakan salah satu opsi yang paling diminati oleh masyarakat kota untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. Terdapat satu faktor yang paling dapat memengaruhi nilai properti adalah faktor lokasi. Semakin jauh lokasi suatu properti dari pusat kota, maka nilai propertinya akan semakin rendah. Selain itu, aksesibilitas ke lokasi menjadi poin pertimbangan konsumen untuk melakukan investasi properti. Aksesibilitas disediakan dengan memperhatikan sejumlah aspek yakni terkait kelayakan, kelancaran, visual, komponen setting hingga yang memiliki kaitan dengan permasalahan sirkulasi. Lingkup dari penelitian ini terfokus pada lokasi aksesibiltas perumahan yang ada di Kota Malang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif yang mengharuskan penulis untuk menanyakan secara langsung terhadap objek yang dikaji, untuk memperoleh hasil yang akurat. Perbedaan lokasi dan aksesibilitas dapat mempengaruhi serta membantu dalam menentukan nilai properti yang akan ditetapkan.</p> <p>Kata kunci: Aksesibilitas, Lokasi, Nilai Properti, Perumahan</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2054Kajian Visibilitas Signage Sebagai Bagian Dari Wayfinding System Pada Mal2022-12-19T03:20:38+00:00Raditya Nugraha Akbar Salehradityanugraha262@gmail.comTito Haripradiantotitohari@ub.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas <em>signage</em> sebagai bagian dari sistem <em>wayfinding</em> pada mal, dalam upaya untuk mempelajari dan mengembangkan kualitas wayfindng. Visibiliti merupakan komponen penting pada <em>wayfinding</em> dan sangat berhubungan dengan bagaimana tampilan, lokasi dan kondisi sekitar <em>signage</em> di letakan. Pada <em>area</em> mal yang luas dan dengan memiliki fungsi yang beragam membuat bangunan ini selalu ramai dikunjungi, dengan banyaknya tujuan dalam satu bangunan tersebut diperlukanya pengarah jalan yang mudah untuk terlihat tanpa menganggu kenyamanan pengunjung. Dari hasil penelitian ditemukan pada bangunan Mall Olympic Garden kota Malang 92% <em>signage</em> <em>directional</em> memiliki kualitas visibiliti yang ideal dengan beberapa masalah kecil yang masih dapat dikembangkan lagi. Sedangkan 8% sisanya memiliki kualitas visibiliti yang kurang ideal.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2092Evaluasi Rumah Tinggal di Perumahan Azizul Aslam Tangerang Selatan berdasar Pendekatan Rumah Sehat2023-01-08T13:06:40+00:00Fadlillah Noviantidilanovianti231100@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi rumah tinggal yang memiliki kondisi lahan yang kurang mendukung di Perumahan Azizul Aslam, Tangerang Selatan berdasar pendekatan aspek fisiologis rumah sehat. Penelitian dilakukan dengan membandingkan unit amatan aspek fisiologis 5 rumah tinggal, terhadap kriteria yang dibuat berdasarkan studi literatur dan regulasi rumah sehat secara kualitatif dan dianalisis secara deskriptif evaluatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa, aspek fisiologis dari 5 rumah tinggal di Perumahan Azizul Aslam yang memiliki kondisi lahan yang kurang mendukung masih belum sesuai terhadap kriteria aspek fisiologis rumah sehat yang ada dengan rata-rata presentase kurang dari 50% dan 5 rumah tinggal masih membutuhkan banyak peningkatan.</p> <p>Kata Kunci: Rumah Tinggal, Rumah Sehat, Aspek Fisiologis</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2087Komposisi Fasad pada Bangunan Kawedanan Cendono Kabupaten Kudus2023-01-06T10:41:12+00:00Arief Maulana Hidayatamhidayt05@gmail.comAntariksaantariksa@ub.ac.id<p>Kawedanan Cendono merupakan salah satu dari tiga bangunan kawedanan di Kabupaten Kudus. Bangunan ini sendiri merupakan bangunan peninggalan pemerintahan Belanda yang kala itu digunakan oleh sebuah lembaga dengan nama kawedanan guna membantu bupati Kudus dalam menjalankan tugasnya. Bangunan ini sendiri telah berusia lebih dari 200 tahun dan diajukan sebagai bangunan cagar budaya oleh tim ahli cagar budaya Kabupaten Kudus. Dalam pengajuannya sebagai bangunan cagar budaya, belum ditemukan adanya kajian terkait fasad bangunan Kawedanan Cendono mengingat pentingnya peranan fasad bagi karakter dan ciri khas sebuah bangunan dan pentingnya komposisi fasad suatu bangunan dalam menggambarkan karakter visual bangunan . Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan guna mengetahui komposisi fasad pada bangunan Kawedanan Cendono dengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Adapun hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa adanya kesinambungan pada komposisi fasad dan elemen fasad bangunan Kawedanan Cendono.</p> <p>Kata kunci: komposisi, fasad, Kawedanan Cendono</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2081Penerapan Prinsip Transit Oriented Development (TOD) pada Apartemen Cisauk Point di Kota Tangerang Raya2023-01-06T04:41:58+00:00Ananda Rendy Budimananandarendy10@gmail.comIwan Wibisonoiwanwibisono@ub.ac.id<p>Pemerintah membuat kebijakan untuk membangun hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD) yang mencakup apartemen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan non-MBR yang suatu saat menjadi faktor pendorong pada sektor bisnis properti. Pembangunan berorientasi transit (TOD) seperti yang dikandung Calthorpe (1993) awalnya menawarkan kerangka spasial yang dapat diskalakan untuk desain penggunaan lahan terpadu dan penyediaan mobilitas. Menurut Analyst Vibiz Research Center, dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga sangat berpengaruh pada sektor investasi properti. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat asing yang masuk ke Indonesia untuk bekerja dan membutuhkan tempat tinggal. Penelitian ini berlokasi di Apartemen Cisauk Point dan memiliki tujuan untuk menganalisa penerapan prinsip konsep Transit Oriented Development (TOD) menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode analisis visual dan pengamatan terhadap kondisi eksisting yang dibandingkan dengan poin poin yang telah di tentukan, kemudian di scoring pada masing-masing poin sehingga didapatkan jumlah scoring untuk dimasukkan ke dalam klasifikasi standar TOD yaitu <em>bronze, silver dan gold</em> (ITDP,2017). Dari 8 prinsip Transit Oriented Development (TOD) yang diteliti, terdapat 2 prinsip yang belum ditemukan penerapannya. Prinsip tersebut adalah bersepeda dan menghubungkan.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2117Evaluasi Purna Huni Aspek Teknis Ruang Poli Bangunan Puskesmas Gedangan2023-01-10T02:50:47+00:00Hazzara Damar Eryasahazzaradamar@student.ub.ac.idTito Haripradiantotitohari@ub.ac.id<p>ABSTRAK</p> <p> </p> <p>Sarana pelayanan kesehatan yang mencakup wilayah kerja terkecil adalah Puskesmas. Puskesmas Gedangan terletak di Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. Ruang poli merupakan tumpuan unit pelayanan pertama yang berperan penting dalam memenuhi pelayanan utama yang menyediakan pelayanan kesehatan. Hasil observasi awal menunjukan adanya aspek teknis pada ruang poli yang belum memenuhi standar.</p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesesuaian sepuluh ruang poli, ditinjau dari aspek teknis dan dikomparasikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.43 tahun 2019 tentang Puskesmas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif, Data primer didapatkan dari observasi kualitas pencahayaan dan penghawaan, sistem air bersih, sanitasi, dan higiene, sistem kelistrikan, sistem komunikasi, dan sistem proteksi kebakaran. Pengukuran dilakukan untuk memperoleh data tingkat pencahayaan, suhu, dan akustik. Data sekunder diperoleh dari studi literatur.</p> <p>Hasil analisis dan pembahasan pada penelitian menemukan bahwa sistem pencahayaan sebagian besar ruang poli telah sesuai. Penghawaan pada ruang poli sebagian besar telah sesuai. Sistem air bersih, sistem pengolahan limbah cair, sistem pengolahan limbah padat, dan sistem higiene sebagian besar sudah sesuai. Sistem kelistrikan seluruhnya telah sesuai. Sistem komunikasi di dalam bangunan pada ruang poli puskesmas gedangan seluruhnya telah sesuai. Sistem proteksi kebakaran masih belum sepenuhnya sesuai.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: puskesmas, evaluasi purna huni, aspek teknis</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p> </p> <p><em>The health facility that covers the smallest working area is the Puskesmas. Gedangan Health Center is located in Gedangan District, Sidoarjo Regency. The </em><em>ward</em><em> room is the service unit which plays an important role in fulfilling the main services that provide health services. Preliminary observation results show that there are technical aspects in the </em><em>ward</em><em> room that do not meet the standards.</em></p> <p><em>This study aims to assess the suitability level of ten </em><em>ward</em><em> rooms, in terms of technical aspects and compared with </em><em>Peraturan Menteri Kesehatan</em><em> No. 43 </em><em>tahun</em><em> 2019 </em><em>tentang Puskesmas</em><em>. The research was conducted using qualitative methods with descriptive analysis. The primary data was obtained from observing the quality of lighting and ventilation, clean water, sanitation and hygiene systems, electrical systems, communication systems, and fire protection systems. Measurements were made to obtain data on lighting levels, temperature, and acoustics. Secondary data obtained from literature studies.</em></p> <p><em>The results of the analysis and discussion of the study found that the lighting systems for most of the </em><em>ward</em><em> rooms were appropriate. Most of the ventilation in the </em><em>ward</em><em> room is appropriate. Clean water systems, liquid waste treatment systems, solid waste treatment systems, and hygiene systems are mostly appropriate. The entire electrical system is in accordance. The communication system inside the building in the </em><em>ward</em><em> room of the Gedangan Health Center is completely appropriate. The fire protection system is</em> <em>not fully compliant.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: </em><em>puskesmas, post occupancy evaluation, technical aspect</em></p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2078Evaluasi Kenyamanan Termal Ruang Kelas SMAN 2 Malang2023-01-06T01:59:24+00:00Sinta Wulan Darisinta.audri@gmail.com<p>ABSTRAK</p> <p>Ruang kelas merupakan fasilitas sekolah yang sering digunakan oleh para siswa.</p> <p>Sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas, olehsebab itu upaya</p> <p>menciptakan ruang kelas yang sehat dan nyaman merupakan salah satu faktor penting</p> <p>yang patut dilakukan khususnya oleh SMAN 2 Malang. Banyaknya keluhan dari para</p> <p>siswa SMAN 2 Malang yang mengeluh bahwa ruang kelas terasa pengap menjadi salah</p> <p>satu penyebab peneitian dilakukan pada objek ruang kelas SMAN 2 Malang. Penelitian</p> <p>berfokus pada evaluasi kenyamanan termal dengan pengukuran pada seluruh ruang</p> <p>kelas SMAN 2 Malang yang berjumlah 30 ruang kelas. Metode penelitian yang</p> <p>digunakan ada dua macam yakni kualitatif dan kuantitatif. Pada metode penelitian</p> <p>kualitatif berfokus pada tinjauan ruang kelas terhadap persyaratan/standar, analisis</p> <p>desain ruang kelas dan analisis desain ventilasi alami ruang kelas. Pada metode</p> <p>penelitian kuantitatif berfokus pada pengukuran faktor kenyamanan termal dan</p> <p>analisis desain bangunan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesimpulan</p> <p>evaluasi kenyamanan termal pada ruang kelas, sehingga dapat menjadi pertimbangan</p> <p>dalam meningkatkan fasilitas ruang kelas pada SMAN 2 Malang.</p> <p>Kata kunci: ruang kelas, kenyamanan termal</p> <p>ABSTRACT</p> <p>Students frequently use the classroom as part of their educational experience. Since the</p> <p>majority of learning activities take place in the classroom, SMAN 2 Malang should place</p> <p>special emphasis on making the classroom a healthy and welcoming environment. One of</p> <p>the reasons for the research on the subject of SMAN 2 Malang classroom was the volume</p> <p>of complaints from students who said the classroom felt stuffy. The research focuses on the</p> <p>assessment of thermal comfort with measurements made in all 30 classes at SMAN 2</p> <p>Malang. There are two categories of research methods: qualitative and quantitative. The</p> <p>assessment of the classroom in comparison to the requirements and standards, the</p> <p>analysis of the classroom design, and the analysis of the natural ventilation design were</p> <p>the main topics of qualitative research methodologies. The analysis of building design and</p> <p>the assessment of thermal comfort variables are the main focuses of quantitative research</p> <p>methodologies. This study’s findings on thermal comfort in the classroom are anticipated,</p> <p>and they will be taken into account when SMAN 2 Malang improves its classroom</p> <p>facilities.</p> <p>Keywords: classroom, thermal comfort</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2106Faktor Yang Mempengaruhi Akustik Lingkungan Di Kawasan Heritage Braga Bandung 2023-01-09T08:12:42+00:00annisa ameliaaurinditaamelia31@gmial.comWasiska Iyatiwasiska.iyati@ub.ac.idAndika Citraningrumandikacitra@ub.ac.idJono Wardoyojono_arch@ub.ac.id<p>Dalam penelitian ini, lokasi survey berada di kawasan historis Braga Bandung. Penelitian ini didesain untuk menganalisis karakter soundscape dan faktor subjektif yang mempengaruhi evalusi terhadap akustik lingkungan kawasan. Oleh sebab Braga Bandung merupakan salah satu kunci utama dari destinasi wisata yang telah mengalami beragai rekonstruksi akutik lingkungannya. Peelitian ini menggunakan survey lapangan di sepanjang Braga Panjang untuk mendapatkan data tinkat suara dan video VR selama enam periode waktu yang berbeda. Kemudian, seluruh data terkumpul menjdi bahan untuk melakukan kusioner online. Dimana Hasil pengujian pada kuesioner online menunjukan bahwa karakter suara intens dan semarak dominan dengan persentase 9-6%. Uji korelasi terhadap kalibrasi suara dan evaluasi akustik lingkungan menunjukan nilai rasio 0/6 atau tidak ditemukan keterhubungan diantara keduanya. Dalam pengujian korelasi evaluasi akustik lingkungan terhadap faktor psikoakustikal, sosial, behavioral, dan demografi menunjukan korelasi yang variatif dikeenam periode waktu. Lebih lanjut, sumber suara alam dengan persentase 10%-8% dan aktivitas manusia 8%-3% merupakan sumber suara yang terpilih untuk dipertahankan.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Karakter Suara, Akustik Lingkungan, psikoakustika</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2065Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang pada Taman Blambangan Banyuwangi2023-01-03T04:37:44+00:00Donie Marta Setyawandoniemarta12@student.ub.ac.idDamayanti Asikindama_asikin@ub.ac.id<p>Kebutuhan masyarakat terhadap ruang terbuka publik semakin meningkat dari tahun ke tahun. Taman Blambangan Banyuwangi merupakan salah satu ruang terbuka publik yang memiliki berbagai fasilitas ruang yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Fasilitas yang ada berupa jalur pedestrian, lapangan, tempat duduk, area parkir, area pedagang kaki lima dan sarana olahraga. Berbagai aktivitas dapat dilakukan pada Taman Blambangan tersebut, namun dalam pemanfaatanya masih sering kali ditemukan aktivitas pada ruang-ruang tertentu yang tidak sesuai dengan fungsinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pola aktivitas pemanfaatan ruang pada Taman Blambangan Banyuwangi dengan mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengamatan dilakukan pada Taman Blambangan berdasarkan waktu pemanfaatan masyarakat. Metode <em>place-centered mapping</em> digunakan untuk mengolah hasil pengamatan menjadi bentuk sketsa diagramatik yang dapat memberikan gambaran aktivitas dan intensitas pengguna pada ruang yang ada pada Taman Blambangan. Hasil dari poses analisis dan sintesis menunjukan pola aktivitas pemanfaatan ruang berupa aktivitas olahraga, duduk, bermain, parkir, jual-beli dan makan. Jenis pelaku, jenis aktivitas dan kondisi eksisting pada Taman Blambangan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan pola aktivitas pemanfaatan ruang.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitekturhttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2101Telaah Penerapan Tema Interior Kafe di Kabupaten Situbondo2023-01-09T04:26:17+00:00Antina Nuliantikanuliantika@student.ub.ac.idRinawati Puji Handajanirina_noor@ub.ac.id<p>Dewasa ini populernya gaya singgah di kafe meningkatkan pertumbuhan kafe yang akan menjadi tantangan bagi pelaku bisnis kafe. Suasana menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengunjung dalam memilih tempat makan. Suasana dapat diciptakan melalui tatanan interior dimana dalam menata interior penggunaan tema menjadi penting untuk menciptakan estetika interior yang selaras dan harmonis. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah penerapan tema interior kafe di Kabupaten Situbondo yang memiliki ulasan tertinggi pada aplikasi Google Maps melalui penelitian dengan metode kualitatif dan pembahasan deskriptif. Unit amatan pada penelitian ini adalah lantai, dinding, plafon, perabot dan pencahayaan dengan elemen desain yang diamati adalah warna dan material/tekstur. Hasil menunjukkan bahwa secara garis besar ketiga kafe sama-sama menerapkan tema rustik. Namun pada Conato Café & Bakery lebih dominan menerapkan tema rustik modern dengan sedikit sentuhan tema industrial. Pada Al Café & Kumpul-Kumpul menerapkan tema rustik dengan sedikit sentuhan rustik modern.</p>2023-01-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur