http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/issue/feed Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur 2024-02-20T03:21:45+00:00 Andika Citraningrum andikacitra@ub.ac.id Open Journal Systems http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2334 Perancangan Kembali Interior Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya dengan Konsep Smart Library 2023-12-27T07:10:31+00:00 Hosanna Putri Berta Pangaribuan hosannaputri@student.ub.ac.id Rinawati P. Handajani rina_noor@ub.ac.id <p>Peranan perpustakaan sangat penting dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan pendidikan pada masyarakat. Salah satu jenis perpustakaan yang identik dengan lingkungan dengan kebutuhan yang tinggi akan informasi dan pengetahuan yaitu Perpustakaan Perguruan Tinggi. Salah satu cara yang menjadi terobosan baru pada zaman yang terus menerus berkembang yaitu menggunakan konsep <em>smart library</em>. Konsep <em>smart library</em> khususnya aspek <em>smart place</em> dapat meningkatkan kualitas interior perpustakaan yang berhubungan langsung dengan kenyamanan pengguna. Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya merupakan salah satu perpustakaan yang berupaya dalam mewujudkan konsep<em> smart library</em>. Paradigma perancangan yang digunakan yaitu empirisme dengan melakukan pengamatan langsung pada objek rancangan sejenis kemudian di komparasi dengan kajian teori untuk memperoleh kriteria desain konsep <em>smart library</em>. Kriteria tersebut menjadi dasaran dalam menganalisis kondisi eksisting perpustakaan serta menjadi dasaran dalam pembentukan konsep perancangan. Hasil perancangan merupakan interior perpustakaan yang menerapkan konsep <em>smart library</em> khususnya aspek <em>smart place</em> yang mampu meningkatkan minat, kenyamanan dan produktivitas pengunjung serta mewujudkan upaya Perpustakaan Universitas Brawijaya untuk memaksimalkan konsep <em>smart library</em> yang diterapkan.</p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2379 Typological Analysis of Façade Elements in Madrasah Terpadu Kota Malang Building Complex 2024-02-20T03:21:45+00:00 Ahmad Daffa Barentra barentra@gmail.com <p>Facade in the architectural design of a building serves as its identity. Madrasah Terpadu Kota Malang serves as a model in Indonesia, yet it lacks architectural design guidelines for building facades that could be used as a reference. The complex shares a common education concept, all situated within one site.<br>Typological studies combine the specific characteristics of a group of architectural works that differ in detail from one another (Karen, 2005). A qualitative descriptive method was used, employing observations to identify facade elements within Madrasah Terpadu Kota Malang. The research categories encompass functional, harmony, and narrative elements within the facade.<br>Within the functional category, there is an Islamic architectural character expressed through the use of natural colors. Window openings are grouped within a single plane. Within the harmony category, proportions are evident through the central part which appears prominent compared to its surroundings, while maintaining consistency in the use of materials. The facade exhibits a closed envelope with decorative elements following the Eyvan concept. Narrative elements display a dynamic rhythm in window elements. Vertical articulation employs The Hypostyle Mosque concept, while horizontal articulation utilizes element accents. The secondary skin served as a foreground effect, with the surroundings as the background.</p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2326 Tipologi Elemen Visual Fasad Masjid Besar di Kota Samarinda 2023-12-18T07:30:12+00:00 Lizza Uswatun Hasanah lizzahsnh@gmail.com Indyah Martiningrum indyah_m@ub.ac.id <p>Masjid adalah bangunan suci untuk peribadatan, dengan desain khusus dan pemisahan dari area non-suci. Arsitektur masjid, didasarkan pada tipologi fasad Timur Tengah, menciptakan standar penampilan yang disepakati. Kontroversi muncul mengenai universalitas desain masjid di seluruh dunia. Di Kota Samarinda, masjid besar mencerminkan unsur universalitas ini. Masjid Besar, ditetapkan oleh pemerintah kecamatan, menjadi pusat kegiatan sosial keagamaan di kecamatan. Lima masjid besar di Kota Samarinda diyakini memiliki ciri arsitektur serupa berdasarkan tipologi masjid. Penelitian ini, dengan paradigma strukturalisme menggunakan metode kualitatif-deskriptif dan analisis pola. Temuan menunjukkan kesamaan pada elemen kubah terletak di tengah, portal kolom putih, dan minaret di setiap sudut bangunan. Elemen kubah dan minaret cenderung mengadopsi gaya kubah Utsmani dan portal kolom bergaya Andalusia. Prinsip komposisi yang baik, seperti keseimbangan simetris, hirarki, irama statis, fokus perhatian, terlihat dalam taksonomi masjid, membentuk kesatuan yang utuh dan serasi.</p> <p>Kata kunci: Tipologi, Elemen Visual, Fasad, Masjid Besar</p> 2024-02-20T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2366 Aksesibilitas Jalur Pedestrian Pada Kawasan Jalan Tunjungan Surabaya 2024-01-25T09:12:00+00:00 Raka Agus Rizkyananda rakaagusr20.ars@gmail.com Dr. Ir. Damayanti Asikin, MT., CIQaR., CIQnR. dama_asikin@ub.ac.id <p>Kota Surabaya dinyatakan dengan tingkat kemacetan lalu lintas dengan mobilitas tertinggi di Indonesia sepanjang tiga tahun terakhir, sehingga prediksi pemerintah akan terjadi stagnasi. Pencanangan tahap <em>pra-feasibility </em>studi ke tengah kawasan segi-empat Tunjungan merupakan upaya pemerintah untuk mengatasi kondisi tersebut. Pengembangan jaringan angkutan kota massal membawa pengaruh terhadap penentuan pergerakan kota berbasis transit sehingga tidak boleh tumpang tindih dengan laju pertumbuhan penduduk yang bebarengan dengan karakter komersial kawasan. Jalur pedestrian menjadi wadah utama yang difokuskan bagi pejalan kaki dalam mensirkulasikan aktivitas di kawasan yang hidup. Penilaian aksesibilitas dapat digunakan sebagai pedoman pengembangan kualitas jalur pedestrian yang aksesibel bagi pejalan kaki dan kaum marjinal dengan pertimbangan kelayakan prasarana-sarana terbentuk dengan mengevaluasi kondisi faktual jalur pedestrian dan pengaruh titik transit yang tergabung dalam satu ruang jalur. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif untuk memahami fenomena perilaku dan persepsi yang dialami oleh subjek penelitian dengan tolok ukur menggunakan evaluasi dari prinsip desain universal untuk dapat dirasakan terkait kemudahan aksesibilitasnya. Hasil akhir dari observasi yang bersifat exploratif diperkuat dengan penjabaran persepsi dari reponden untuk dirumuskan dengan mensintesis data melalui pendekatan analisis domain antara dominan masing-masing persepsi tiap aspek variabelnya diketahui gambaran umum secara utuh menyeluruh terbilang cukup sesuai fungsional dalam intensitas rendah-sedang namun perlu peningkatan dari penegasan elemen yang terbentuk dan pemetaan ulang terkait kualitas jalur pedestrian yang aksesibel untuk dilalui dan digunakan sesuai pencanangan pemerintah dalam kawasan yang dapat berorientasi<u>, </u>terutama bagi kaum pejalan kaki marjinal.</p> <p>Kata kunci: Aksesibilitas, Jalur Pedestrian, Kawasan Tunjungan Surabaya</p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2353 Spatial Transformation at Wonosari Tea Factory as Industrial Space 2024-01-08T05:46:55+00:00 Saniatul Fadilah saniatulfadilah@student.ub.ac.id <p>Black tea as an export commodity in Indonesia has a long history dating back to the Dutch East Indies. The existence of tea factories is closely related to the industrial revolution in the 19th century where there were large-scale production activities in the Java and Sumatra regions. The formation of space in the black tea factory is a long history involving the evolution of the industry over time. The rapid development of manufacturing and technology requires many modifications to the spatial space. It is certainly very influential on the spatial aspects of a tea factory as well as being a rarity value in an industrial process, landscape value and providing social identity value in industrial heritage buildings. The purpose of this study is to determine the spatial transformation and the factors that influence it. This research was conducted at Wonosari Tea Factory in Malang Regency using analytical descriptive method through interpretation. The conclusion that can be drawn from is that Wonosari Tea Factory has undergone significant spatial changes, the changes are clearly visible in the relationship between spaces, space area and space patterns used. The main factors that cause changes are caused by the use of technology, capacity and production standards applied. Other factors that cause changes are architectural style, ownership, socio-economic conditions and community culture and natural conditions.</p> <p><em>Keywords: Spatial transformation, industrial space, tea factory</em></p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2347 The The Merbabu Park in Malang City with a Family Park Approach as an Effort to Enhance Visitor Comfort 2024-01-07T01:41:43+00:00 Wulan Anjenita Kurniati wulananjenita@student.ub.ac.id <p><em>Because of the current rapid urban growth in the city of Malang, infrastructure projects like Merbabu Park are necessary. Unfortunately, the park's design and resource utilization are not optimal, diminishing the overall visitor experience. In response to these challenges, the local government has initiated plans to visually enhance the park by installing CCTV systems and improving facilities, prioritizing increased comfort and security. The proposed solution employs a Family Park approach and narrative design, focusing on layout improvements without expanding its physical footprint. To deliver a unique and appealing solution, it is crucial to leverage cutting-edge technology, creative approaches, and contemporary artistic trends. To enhance visitor comfort and security, the renovation of Merbabu Family Park in Malang adopts a Family Park-based design. Upgraded interactive components, CCTV installations, and optimized layouts are among the modifications. The design incorporates elements of the 5 family aspects in futsal areas, outdoor gyms, and relaxation spaces alongside various interactive components. The intended ambiance of optimism, safety, and refreshment is achieved through the use of organic forms, circular motifs, and shading. By implementing these ideas, Merbabu Family Park aims to become a family-friendly and attractive recreational area that ultimately enhances the city's tourism appeal and promotes community happiness and engagement. </em></p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2341 Redesain Taman Merjosari Kota Malang dengan Konsep Ramah Anak 2024-01-05T06:24:58+00:00 Muhamad Fadhil Athalah mfadhila151@gmail.com Muhammad Satya Adhitama ms-adhitama@ub.ac.id <p>Sejak tahun 2006, Indonesia telah mengembangkan Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) <br>melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Salah satu <br>implementasi kebijakan ini adalah melalui konsep Ruang Publik Layak Anak, yang termasuk di <br>dalamnya adalah Taman Merjosari di Kota Malang. Taman Merjosari dianggap sebagai Taman <br>Kota Layak Anak yang mendukung realisasi KLA oleh Pemerintah Kota Malang. Namun, beberapa <br>fasilitas di Taman Merjosari belum memenuhi standar ramah anak, sehingga diperlukan sebuah <br>redesain dengan konsep Ramah Anak. Pendekatan desain yang diusung dalam perancangan ini <br>adalah konsep Ramah Anak yang terdiri dari lima kriteria utama, yaitu keselamatan, kesehatan, <br>kenyamanan, kemudahan, dan keamanan, serta keindahan. Kelima kriteria tersebut digunakan <br>sebagai acuan dalam menganalisis tujuh aspek desain, meliputi bahan material lansekap, skala, <br>sirkulasi, tata hijau, pencahayaan, pola lantai, dan drainase. Tujuan dari perancangan ini adalah <br>agar Taman Merjosari dapat memenuhi standar Ramah Anak, sehingga dapat meningkatkan <br>kualitasnya sebagai taman kota yang layak untuk anak-anak.<br><br>Kata Kunci: Taman Kota Layak Anak, Ramah Anak, Kota Malang</p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2336 Museum Masa Depan Indonesia dengan Pendekatan Arsitektur Futuristik 2023-12-29T07:40:32+00:00 Azizi Aqilalhaq Nasution azizianasution@student.ub.ac.id Herry Santosa azizianasution@student.ub.ac.id <p>Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2020 menyampaikan "Hanya 39 museum atau 8% yang memenuhi standar sebagai museum tipe A (Amat Baik), 59 museum atau 13% tipe B (Baik), 133 museum atau 30%-nya tipe C (Cukup)”. Ketua Asosiasi Museum Indonesia DKI Jakarta menyatakan bahwa tantangan utama dalam transformasi museum di era digital adalah membuat koleksi-koleksi museum menarik bagi masyarakat dengan inovasi dalam penyesuaian pola interaksi dalam museum. Dalam Visi Indonesia Tahun 2045, Indonesia akan mengambil peran sebagai salah satu pusat pengembangan Iptek dan pariwisata di kawasan Asia dan dunia, dengan museum futuristik sebagai salah satu perwujudannya. Arsitektur futuristik adalah suatu pendekatan dalam desain bangunan yang mengeksplorasi dan menerapkan elemen-elemen yang mencerminkan visi masa depan dan inovasi. Dalam konteks museum futuristik, penerapan arsitektur futuristik bertujuan untuk menciptakan ruang yang tidak hanya memamerkan koleksi seni atau artefak, tetapi juga merancang lingkungan yang menggabungkan elemen-elemen futuristik. Perancangan ini ditujukan untuk menghadirkan museum sebagai sarana edukasi yang menyenangkan, interaktif, nyaman, dan inovatif dengan desain bangunan yang indah secara visual, juga pengalaman menjelajahi museum yang imersif. Perancangan dilakukan dengan mengobservasi objek museum futuristik yang sudah ada dengan studi preseden, menentukan kriteria desain, kemudian Menyusun program, konsep dan hasil rancangan berdasarkan kriteria tapak, massa, perwajahan, struktur, ruang dan pameran yang telah ditentukan.</p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2329 Pengaruh Bukaan Pada Kubah Terhadap Pencahayaan Alami 2023-12-19T04:12:52+00:00 Lissania Archsiddiqie Aliya lissaarchaliya0131@gmail.com Jono Wardoyo, ST., MT jono_arch@ub.ac.id <p><em>The natural lighting produced in buildings in densely populated settlements make it very difficult to get natural lighting from the side, so the dome becomes one of the important central points for the entry of light in the building. The case study was found at the Al Huda Mosque, Embong Arab Malang which has openings in the dome with a type of colored glass material, totaling 24 openings. The existence of this study is to determine the effet of openings in the mosque dome on the intensity of natural lighting in the interior space. The method applied is quantitative with details, field measurements using lux meters and experimental simulations using DIALux Evo 11.1 software. The results of this study state that the presence of openings greatly affects the light in the building. If do not apply openings to the dome, it will cause less that optimal light performance and if apply openings with a transparent type of glass material, it will produce a high value of natural lighting intensity but it is possible to produce glare.</em></p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2375 Reading Room Lighting of Library of Bank Indonesia Surabaya 2024-01-31T07:07:16+00:00 Madhika Kurniadi Masyhur kurniadi@student.ub.ac.id <p><em>Lighting is one of the main factors in influencing visual comfort, especially in reading activities in facilities such as libraries. However, in practice, not all reading facilities provide good lighting, either due to lack of attention, inadvertence, aesthetic factors or because of factors that make it difficult to fulfill. One such facility is the Library of Bank Indonesia Surabaya. With the status of the library as a Cultural Heritage Building, the study of its lighting aspects will focus on spaces that require special lighting such as reading areas. The study will be conducted on the aspects of openings, furniture arrangement, and artificial lighting. In this study the method used is Descriptive-Quantitative and Experimental from the results of direct observation, Documentation, Measurement using Luxmeter and Simulation using DIALux EVO 11.1 application. With direct measurement time carried out on the same day with 3 different times, in the Morning at 09.00 - finished, Afternoon at 12.00 - finished, and Afternoon at 15.00 - finished. Then simulations are carried out to get alternatives from the variables tested to get lighting that can meet the visual comfort of users. From the results of simulations and studies carried out, it is found that changing variables such as openings, furniture arrangements and artificial lighting can provide lighting that is comfortable for the people.</em></p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2354 Evaluasi Interior Pada Kafe Di Malang Berdasarkan Persepsi Pengunjung 2024-01-09T07:54:53+00:00 Dwi Latifa Febriani dwilatifa345@gmail.com <p>ABSTRAK</p> <p>&nbsp;</p> <p>Semakin banyak persaingan antar kafe di Kota Malang. Gaya pada interior menjadi salah satu cara untuk menarik pengunjung. Salah satu gaya interior yang disukai masyarakat adalah interior gaya vintage. Namun pada kenyataannya, tidak semua konsep interior dapat menarik pengunjung. Pengunjung hanya menginginkan apa yang diinginkan mereka, sehingga setiap pengunjung memiliki persepsi visual yang berbeda-beda dalam menikmati suasana kafe. Apabila Kafe Shelterville ingin bersaing dengan kafe lain di Kota Malang, Kafe Shelterville memerlukan persepsi pengunjung untuk meningkatkan kenyamanan dan ketertarikan pengunjung. Penelitian mengkaji interior dari Kafe Shelterville untuk mengevaluasi kondisi eksisting gaya vintage pada interior kafe Shelterville Indonesi dan seperti apa persepsi para pengunjung terhadap gaya vintage pada interior kafe Shelterville Indonesia. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Dengan hasil analisis berupa analisis deskriptif pada observasi kondisi visual Kafe Shelterville dengan teori interior gaya vintage dan analisis persepsi pada hasil kuesioner mengenai persepsi pengunjung terhadap elemen interior kafe. Sehingga objek dapat mengingkatkan kualitas kenyamanan dan ketertarikan pengunjung melalui interior.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: Kafe, Vintage, Evaluasi, Interior</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><em>There is increasing competition between cafes in Malang City. Interior style is one way to attract visitors. One of the interior styles that people like is vintage style interiors. But in reality, not all interior concepts can attract visitors. Visitors only want what they want, so each visitor has a different visual perception in enjoying the cafe atmosphere. If Shelterville Cafe wants to compete with other cafes in Malang City, Shelterville Cafe needs visitor perception to increase visitor comfort and interest. The research examines the interior of the Shelterville Cafe to evaluate the existing condition of the vintage style in the interior of the Shelterville Indonesian cafe and what visitors' perceptions of the vintage style in the interior of the Shelterville Indonesian cafe are. The method used is descriptive quantitative from the results of observations, interviews, documentation and questionnaires. With the results of the analysis in the form of descriptive analysis on observing the visual conditions of the Shelterville Cafe with vintage style interior theory and perception analysis on the results of questionnaires regarding visitors' perceptions of the cafe's interior elements. So that objects can increase the quality of comfort and interest of visitors through the interior.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Keywords: Cafe, Vintage, Evaluation, Interior</em></p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2348 Understand The Naktu In The Direction Of The Main Door Of The Suhunan Of The Kasepuhan Gelaralam Sundanese 2024-01-08T05:00:35+00:00 Zixza Liana Purba zixzalianapurba@student.ub.ac.id <p><em>Kasepuhan Gelaralam is a new traditional village from the previous Kasepuhan Ciptagelar. Kasepuhan Gelaralam still upholds its rice culture. The village move, called ngalalakon, will take place in early 2022. In the tradition of building houses or Suhunan, they have a rule of using naktu (birthday) calculations to determine the direction the main door faces. The direction the door is facing aims to provide safety and keep away from disaster for the residents of Suhunan. The main door at Suhunan in Kasepuhan Gelaralam is the kitchen door because in the kitchen there is a core room called pangdaringan (rice storage place). It is believed that this room is where the Goddess of Rice resides. This article aims to determine whether there is an influence of naktu in accordance with Kasepuhan Gelaralam culture with naptu based on interviews and physical field data from the Kasepuhan Gelaralam community. This research is qualitative-inductive research using ethnographic strategies in data collection and analysis. The results of this research indicate that there is a misperception by the people of Kasepuhan Gelaralam regarding the naktu value of the Gelaralam calendar and the Javanese neptu, so that the direction facing the main door Suhunan in Kasepuhan Gelaralam is wrong. Therefore, the ngaruwat ritual is carried out overtime which aims to cleanse the entire village from danger and disaster. </em></p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Keywords: </em><em>Naktu, forward direction, main door, suhunan</em></p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2342 Perancangan Kembali Pasar Tradisional Blimbing dengan Pendekatan Sustainable Design 2024-01-04T02:27:11+00:00 Auliah Lahdhusafirah auliahlahdhusafirah@gmail.com Andika Citraningrum andikacitra@ub.ac.id <p>Pasar Tradisional Blimbing dahulu merupakan salah satu pasar tradisional yang berperan penting dalam menopang kegiatan perekonomian di Kota Malang. Perkembangan pasar modern yang cukup pesat membuat keberadaan pasar tradisional khususnya di area perkotaan mulai terdesak. Pembeli lebih memilih untuk berbelanja di pasar modern dikarenakan kondisi pasar tradisional yang kurang memadai. Kementrian Perdagangan RI berkomitmen untuk melakukan program revitalisasi pasar untuk mendukung penguatan pasar tradisional dalam negeri di era persaingan global. Revitalisasi pasar juga berkaitan dengan keberlangsungan pasar tersebut di kalangan masyarakat. Pasar tradisional diharapkan dapat mempertahankan posisi dari maraknya pasar modern di masa sekarang dan masa mendatang. <em>Sustainable Design</em> memiliki konsep yang sejalan dengan dengan konsep berupa menciptakan ruang yang mampu beradaptasi dan bertahan serta memberikan fungsi yang maksimal dengan dampak kepada lingkungan yang minimal. Perancangan ini ditujukan untuk dapat menciptakan pasar tradisional yang menjawab permasalahan pengguna, kembali digemari masyarakat dan dapat bertahan hingga masa mendatang. Perancangan dilakukan dengan mengumpulkan informasi terkait objek perancangan untuk menentukan kriteria desain yang kemudian digunakan untuk menilai alternatif tanggapan desain yang kemudian menjadi konsep dan terwujud dalam hasil desain. Hasil desain berupa Pasar Tradisional Blimbing dengan konsep <em>S</em><em>ustainable </em><em>D</em><em>esign</em> dengan fokus pada aspek konservasi energi, dan daur ulang air dan aspek kesehatan.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: Pasar Tradisional, Perancangan Kembali, <em>Sustainable Design</em></p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2339 Modifikasi Bentuk Atap Bangunan Untuk Membangkitkan Listrik Dengan Panel Surya Di Bangunan Komersial 2024-01-03T02:53:03+00:00 Nikchiko Candra radiantmyths@student.ub.ac.id Andika Citraningrum andikacitra@ub.ac.id Wasiska Iyati wasiska.iyati@ub.ac.id <p>Pada masa ini, pemakaian listrik akan terus meningkat semakin banyak populasi di Indonesia meningkat. Dengan itu, usaha penghematan listrik harus mulai lebih awal untuk generasi masa depan, dan saat ini adalah waktu yang tepat karena harga panelnya yang relatif murah. Pada penelitian simulasi ini akan menunjukkan hasil jumlah penghematan panel surya dari bentuk atap yang berbeda-beda melalui simulasi kasus studi dari berbagai faktor. Hasilnya menunjukkan bahwa atap yang menghadap menuju garis khatulistiwa di Indonesia dapat mendapat penghematan yang lebih baik untuk hasil maksimal dari jumlah susunan panel yang sama.</p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2331 Implementasi Material Glass Block Pada Co Living Di Kota Bekasi 2023-12-19T09:07:01+00:00 Muhammad Irvine Rizqullah Dawam irvinrizqullah@student.ub.ac.id Wasiska Iyati wasiska.iyati@ub.ac.id <p>Menurut data SBH dan BPS, total rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp. 4.119.168 di tahun 2018 dan jumlah penduduk mencapai lebih dari 2,5 juta jiwa (2.543.676 jiwa) di tahun 2018-2020 menimbulkan kebutuhan kaum milenial dalam menyewa hunian dibandingkan dengan membelinya. Solusi dalam menyelesaikan permasalahan kebutuhan hunian sewa adalah dengan rumah sewa <em>co living </em>sebagai sarana kehidupan yang terjangkau bagi pekerja, traveler, nomaden digital, atau mahasiswa serta <em>co living </em>yang dapat dikatakan lebih mudah diakses di kota-kota besar serta keterjangkauan fasilitas yang disertakan. Dalam mewadahi aktivitas beragam dalam <em>co living</em> dibutuhkan pencahayaan cukup dalam menunjang produktivitas kerja manusia dalam sebuah ruangan salah satunya pencahayaan alami. Solusi terhadap kebutuhan kuat pencahayaan alami adalah menggunakan material <em>glass block</em> yang memiliki potensi tinggi sebagai material yang dapat menyalurkan dan mengurangi cahaya. Untuk perancangan hunian sewa <em>co living </em>menggunakan metode pragmatisme agar memperoleh perancangan terbaik melalui <em>predictive modelling</em>. Hasil desain berupa hunian sewa <em>co living</em> dengan implementasi material <em>glass block </em>berdasarkan strategi pencahayaan alami, preferensi tipe serta peletakan <em>glass block </em>dan kaca standar. <em>Glass block </em>yang terpilih yaitu <em>glass block grid, wave, </em>dan <em>clear </em>memiliki beberapa fungsi dengan hasil penentuan penempatannya sebagai partisi , selubung, dan fasad bangunan.</p> 2024-02-20T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2376 PENGARUH DESAIN PASIF BANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN TERMAL SMAK KOLESE SANTO YUSUP MALANG 2024-02-01T07:01:18+00:00 Immanuel Yoshua Kurnianto yoshuakurnianto@student.ub.ac.id Wasiska Iyati yoshuakurnianto@student.ub.ac.id <p>Kenyamanan merupakan aspek yang diperhatikan dalam membangun bangunan. Salah satu jenis kenyamanan bangunan adalah kenyamanan termal. Kenyamanan termal sendiri secara umum dipahami sebagai kenyamanan pada situasi di mana lingkungan tubuh sedang panas. Kondisi kenyamanan termal selalu berhubungan dengan suhu udara. Peraturan Menteri PU Nomor 29 Tahun 2006 menjelaskan beberapa standar kenyamanan bangunan gedung, antara lain kenyamanan termal, kenyamanan akustik, kenyamanan visual, dan kenyamanan ruang gerak. Bangunan Kelas Baru SMAK Kolese Santo Yusup Malang berorientasi dengan sisi terpanjang menghadap timur-barat. Kenyamanan termal di Bangunan Kelas Baru SMAK Kolese Santo Yusup Malang perlu dikaji mengingat temperatur ruangan pada bangunan tersebut yang panas, terutama di siang hari. Pengamatan visual di lapangan dan pengukuran kondisi lingkungan termal di lapangan dilakukan untuk meneliti lingkungan termal pada bangunan sekolah. Mengumpulkan data eksisting dengan cara secara langsung melakukan pengukuran dan observasi penghawaan pada ruang kelas menggunakan alat Thermo Hygrometer. Penilitian ini berfokus pada desain pasif bangunan ruang kelas baru SMAK Kolese Santo Yusup Malang dengan lingkungan termal eksisting, dengan hasil penelitian suhu rata rata sebesar 29.11 dan suhu ruang tertinggi sebesar 32.10. Desain pasif bangunan ruang kelas baru SMAK Kolese Santo Yusup Malang berpengaruh terhadap lingkungan termal eksisting. Berdasarkan analisis desain pasif berdasarkan variabel desain yang mempengaruhi kinerja termal pada bangunan. Aspek bentuk bangunan, bukaan bangunan, dan selubung bangunan ruang kelas baru SMAK Kolese Santo Yusup Malang belum memenuhi standar dan masih dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan termal eksisting.</p> 2024-02-12T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2325 PENGARUH DESAIN FASAD DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERUMAHAN SUMMARECON SERPONG, TANGERANG 2023-11-28T03:44:44+00:00 Thufail Afif Avicasya tufeell@student.ub.ac.id <p>Meningkatnya jumlah kependudukan di Kabupaten Tangerang memicu adanya peningkatan kebutuhan akan hunian tempat tinggal. Hal tersebut mendorong para perusahaan pengembang properti untuk berlomba-lomba mengakomodasi kebutuhan masyarakat dengan membangun perumahan. Perumahan yang bersifat subsidi masih banyak di Kabupaten Tangerang yang membuat masyarakat kurang melihat aspek lain selain harga. Oleh sebab itu, konsumen yang memutuskan untuk lebih memilih perumahan non-subsidi pasti akan menjadi lebih selektif dan mempertimbangkan banyak hal, termasuk desain dan lokasi dari perumahan tersebut. Desain fasad dan lokasi dari sebuah hunian dapat dikatakan memiliki andil dalam mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian sebuah rumah. Lingkup penelitian ini terfokus pada desain fasad dan lokasi Perumahan Summarecon Serpong, Tangerang. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif deskriptif yang hasilnya merupakan angka yang diolah kemudian dikembangkan menggunakan deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh desain fasad dan lokasi terhadap keputusan pembelian pada beberapa cluster di Summarecon Serpong, Tangerang</p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2364 KUALITAS KEBUN BIBIT MOJOLANGU SEBAGAI RUANG PUBLIK BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG 2024-01-18T05:43:42+00:00 muhammad fatih ichsan muhammadfatihihsan005@gmail.com <p>City parks are green open spaces that have ecological, socio-economic and architectural roles and functions. City parks are also public spaces that have the role of providing comfortable, safe and pleasurable social spaces for all groups. Kebun Bibit Mojolangu is the second largest city park in Malang City with an area of 18,050 square meters with a service capacity of up to 66 thousand visitors. Even though it has a large capacity, it is known that visits to Kebun Bibit Mojolangu are relatively low compared to other parks. The low number of visits and the deficient layout of the park raise question about the quality of Kebun Bibit Mojolangu as a public space based on visitors' perceptions. The purpose is to evaluate the quality of Kebun Bibit Mojolangu as a public space based on visitor perceptions. The methods used in this research are mean score, factor analysis and regression. From the results of the analysis it is known that there are indicator of Community, Pedestrian Connections, Facility Conditions, Visibility, Security Systems, Climate Comfort, Availability of Seating and Layout which take effect the Quality of Kebun Bibit Mojolangu by 0.499 per unit of park quality.</p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2350 Architecture Building Redesign as an Effort to Optimize Studio Activities at the Department of Architecture, Faculty of Engineering, Brawijaya University 2024-01-08T05:06:07+00:00 Nurul Fauziyah Ramadhani nuframadhani@student.ub.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">Studio space is a vital space in higher education buildings, especially in the Architecture Study Program because the process of creativity and in-depth learning of advanced theory is carried out in this space to support the architectural professional education program, namely 4 + 1 years set by the Indonesian Architect Association (IAI). The design of the studio space of the Department of Architecture Building, Faculty of Engineering (FT), Universitas Brawijaya (UB) cannot accommodate all equipment and furniture to support lecture activities based on the description of the National Education Standards Agency (BSNP) that the studio space requirements are 4 m2 / student according to the capacity of the room or a minimum of 45 m2 which can accommodate equipment that can support the achievement of professional competencies set by the Indonesian Institute of Architects (IAI). Another problem is the limited land and considerations regarding the height of the building that does not exceed the FT UB Dean's Building. In finding related data, the approach used is empiricism based on experience and observation that must be felt and done by the observer himself. In the Redesign results, the R. Studio circulation used is 30% adjusting the standard demands of user physical comfort by making mezzanines on the three floors of the S1 Studio Room so that the height of the inter-floor space becomes 5-6 meters with the aim of supporting 3 studios for 3 classes for 24 hours in one (1) semester of lectures.</span></em></p> <p><em><span style="font-weight: 400;">Keywords: Studio Space, Empiricism, Circulation, Land Limitations</span></em></p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2345 Rumah Sakit Pendidikan Kampus II Universitas Negri Malang Dengan Pendekatan Green Hospital 2024-01-05T07:43:49+00:00 Ihsanuz Zikra hsanuzzikra200@student.ub.ac.id <p>The current lack of hospital health facilities in Indonesia with the ratio of the number of <br>beds to the population in Indonesia is 1.21 beds per 1000 population, where WHO <br>recommends 3 beds per 1000 population. In this regard, the State University of Malang <br>wants to realize a Faculty of Medicine. By P KKI No. 12 of 2013 concerning the <br>Implementation of the Indonesian National Qualifications Framework, one of the <br>requirements is to have a teaching hospital. This hospital was designed with a Green <br>Hospital approach which takes into account the principles of sustainable health and the <br>environment in the design, operation, and maintenance processes aimed at protecting and <br>managing natural resources and the quality of the environment in the future. In designing <br>a hospital with a green hospital approach, the focus is on architectural aspects consisting of <br>appropriate land development, energy efficiency, water conservation, materials, <br>environmental health and comfort, healing gardens, and also environmental management. <br>With the Green Hospital approach, the Teaching Hospital Campus II, State University of <br>Malang, is expected to protect and care for the surrounding environment and also hospital <br>patients in the treatment process with green hospital methods and criteria which create a <br>space for hospital residents to be more comfortable both in the treatment process, learning, <br>and also the treatment process with all hospital facilities.</p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2340 Karakteristik Fisik dan Non Fisik Koridor Jalan Idjen Kota Malang 2024-01-03T12:30:14+00:00 Salsabila Larasati salsabila_lar@student.ub.ac.id <p><strong>Karakteristik Fisik dan Non Fisik Koridor Jalan Idjen Kota Malang</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Salsabila Larasati<sup>1</sup> dan Lisa Dwi Wulandari<sup>2</sup></strong></p> <p><em><sup>1</sup></em><em> Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya</em></p> <p><em><sup>2</sup></em><em> Dosen Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya</em></p> <p><em>Alamat Email penulis: salsabila_lar@student.ub.ac.id</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>ABSTRAK</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Kota Malang yang merupakan kota dengan keunikan bentang alam yang dikelilingi oleh pegunungan, menyimpan beragam nilai historis sejak masa kolonial belanda yang bertahan hingga saat ini, salah satunya adalah Koridor Jalan Idjen yang berperan sebagai ikon koridor jalan <em>heritage</em> di Kota Malang. Koridor Jalan Idjen yang dalam perancangannya memperhatikan potensi alam sekitar dan aspek lokal, perlu dilindungi dan dilestarikan dari maraknya globalisasi saat ini yang menyebabkan hilangnya karakter suatu kawasan. Saat ini, terdapat beberapa perubahan di Koridor Jalan Idjen yang disebabkan oleh tuntutan kebutuhan ruang kawasan, perubahan gaya hidup masyarakat, serta tidak adanya regulasi yang jelas pada kawasan ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan <em>Historic Urban Landscape</em> (HUL) yang mengkaji 2 Elemen Lanskap (Ashihara, 1996) dan Dinamika dari 13 Komponen Lanskap Budaya (Page et al, 1998). Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah perubahan signifikan Koridor Jalan Idjen terjadi pada Masa Orde Baru (1996-1998) dengan Tradisi Budaya sebagai komponen yang paling banyak berubah, serta Topografi; Sirkulasi dan Penataan Cluster yang merupakan komponen stabil. Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan regulasi sebagai pengendalian komponen berubah dan regulasi sebagai pertahanan untuk komponen yang stabil, untuk upaya sustainibility dan resiliensi kawasan Koridor Jalan Idjen dimasa yang akan datang.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata Kunci: perkembangan lanskap, koridor jalan, arsitektur kolonial Belanda</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Malang City, a city with a unique natural landscape surrounded by mountains, has various historical values from the Dutch colonial period that have survived to this day, one of which is Idjen Street Corridor which acts as an icon of the heritage road corridor in Malang City.</em> <em>Idjen Street Corridor which in its design takes into account the surrounding natural potential and local aspects, needs to be protected and preserved from the current rise of globalization which causes the loss of the character of an area.</em> <em>Currently, several changes in Idjen Boulevard are caused by demands for regional space, changes in people's lifestyles, and the absence of clear regulations in this area.</em> <em>This research uses a descriptive qualitative method with a Historic Urban Landscape (HUL) approach which examines 2 Landscape Elements (Ashihara, 1996) and the Dynamics of 13 Cultural Landscape Components (Page et al, 1998).</em> <em>The results obtained in this research are that significant changes to Idjen Street Corridor occurred during the New Order Period (1996-1998) with Cultural Tradition as the component that changed the most, as well as Topography;</em> <em>Circulation and Cluster Arrangement which is a stable component.</em> <em>Based on the research results, regulations are needed to control changing components and regulations as a defense for stable components, for future sustainability and resilience efforts in the Idjen Street Corridor area.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>Keywords: landscape development, road corridors, Dutch colonial architecture</p> 2024-01-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur