Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijayaen-USJurnal Mahasiswa Departemen ArsitekturPengaruh Bahan Pelapis Cat Atap Terhadap Suhu Dalam Ruang Pada Bangunan di Kampung Putih, Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2161
<p>Salah satu faktor yang harus diperhatikan saat memilih bahan pelapis atap yaitu untuk menaungi dan melindungi area di bawahnya dari paparan sinar matahari. Saat ini, penggunaan berbagai bahan material atap yang beragam pada bangunan Kampung Putih Kota Malang sehingga perlu adanya analisa mengenai kondisi suhu dalam ruangan pada bangunan di lokasi objek terpilih. Permasalahan seperti bangunan di Kampung Putih cukup banyak terkena paparan sinar matahari disaat siang hingga sore hari. Pe</p>Afifahtul MalihahJono Wardoyo
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-292023-08-2911211Perancangan Kembali Taman Waduk Pluit Jakarta Utara dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2183
<p>Rencana perancangan Taman Waduk Pluit Jakarta Utara yang tidak kunjung direalisasikan yang menyebabkan penurunan minat pengguna untuk mengunjungi taman. Untuk meningkatkan kembali minat pengguna, diperlukan perancangan kembali terhadap sarana dan prasarana serta pengembangan potensi taman dengan pendekatan arsitektur yang mengutamakan ekologis dari sebuah taman. Prinsip utama arsitektur ekologi selaras dengan kebutuhan dalam perancangan kembali kawasan. Dalam upaya perancangan kembali kawasan taman dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi dimulai dengan tahap analisis dari dari elemen perancangan kawasan. Analisis tersebut dikaitkan kepada aspek arsitektur ekologi berupa. Hasil analisis tersebut menjadi sintesis yang akan menjadi kriteria dalam konsep desain perancangan kembali kawasan. Konsep desain akan diwujudkan dalam bentuk desain Kawasan Taman Waduk Pluit dengan pendekatan arsitektur ekologi.</p>Salma Nabilah
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211VISIBILITY DAN LEGIBILITY SIGNAGE SEBAGAI PENDUKUNG WAYFINDING PADA BANDAR UDARA
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2221
<p>Bandara merupakan fasilitas publik yang secara umum melayani perjalanan udara serta dijadikan gerbang utama pengunjung dari berbagai daerah. Pada setiap perjalanan udara, bandara telah merancang jadwal yang jelas pada setiap keberangkatan dan kedatangan pesawat, sehingga bandara sangat erat kaitannya dengan isu efisiensi waktu. Sistem <em>wayfinding</em> dapat digunakan oleh bandara untuk meningkatkan efisiensi waktu operasional bandara terutama pada penggunaan <em>signage</em> sebagai salah satu elemen <em>wayfinding</em>. Studi ini mengkaji mengenai bagaimana <em>visibility</em> dan <em>legibility</em> <em>signage</em> mendukung <em>wayfinding</em> penumpang di Bandar Udara AbduLrachman Saleh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melihat kesesuaian <em>visibility</em> dan <em>legibility</em> <em>signage</em> yang tersedia pada bandara. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat beberapa <em>signage</em> yang meski sudah tersedia namun belum memenuhi aspek <em>visibility</em> dan <em>legibility</em>nya, hal ini tentu akan mempengaruhi proses <em>wayfinding</em> penumpang. Pertimbangan aspek <em>visibility</em> dan <em>legibility</em> pada <em>signage</em> merupakan tahap penting dalam memaksimalkan <em>wayfinding</em> penumpang sehingga penumpang dapat memiliki pengalaman <em>wayfinding</em> yang baik pada terminal bandara</p>Naura AshilaTriandriani Mustikawati
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211SEREN TAUN SEBAGAI PENDEKATAN DESAIN DALAM PERANCANGAN PUSAT KONSERVASI PRIMATA JAWA DI CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2249
<p>Perancangan ini bertujuan untuk merancang Pusat Konservasi Primata Jawa di Ciwidey, Kabupaten Bandung dengan menerapkan Seren Taun sebagai pendekatan pada fasad bangunan. Tapak perancangan terletak di lahan seluas 77000 meter persegi yang dimiliki oleh sebuah lembaga konservasi yang saat ini berfungsi sebagai pusat rehabilitasi primata Jawa. Fokus perancangan ini adalah untuk mengembangkan fasilitas konservasi yang efektif, menarik simpati masyarakat sekitar, dan menyampaikan edukasi yang menarik dan mudah dipahami. Perancangan melibatkan dua bagian utama: pusat konservasi dan area edukasi dalam bentuk museum. Konsep Seren Taun diadopsi untuk menciptakan fasad bangunan yang dinamis dan sesuai dengan identitas lokal. Melalui analisis dan perancangan, fasad bangunan menggambarkan elemen dan nilai-nilai Seren Taun, yang memberikan daya tarik dan meningkatkan ikatan emosional dengan masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan ini, diharapkan Pusat Konservasi Primata Jawa dapat menarik simpati masyarakat dan menginspirasi partisipasi mereka dalam upaya konservasi. Integrasi antara fasilitas konservasi dan edukasi memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam pelestarian primata Jawa. Desain fasad yang terinspirasi dari Seren Taun akan menciptakan pengalaman visual yang unik, memperkuat kesadaran akan pentingnya pelestarian primata Jawa dan keberlanjutan lingkungan.</p> <p><br>Kata Kunci: Pusat Konservasi Primata Jawa, Seren Taun, Arsitektur sebagai pendongeng.</p>Farhan Arif MuhammadAbraham Mohammad Ridjal
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Perancangan Apartemen Low-rise dengan Penerapan Arsitektur Bioklimatik di Desa Tibubeneng
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2133
<p>Transformasi digital telah membuka peluang bagi perantau digital (digital nomads) <br>untuk bekerja dari mana saja. Terlebih dengan adanya dukungan dari pemerintah <br>melalui Work From Bali untuk meningkatkan pariwisata di Provinsi Bali. Salah satu <br>daerah pariwisata yang berkembang dan diminati oleh investor di pulau dewata ini <br>adalah Kabupaten Badung, terkhusus Desa Tibubeneng. Dengan segudang potensi <br>pariwisata dan ekonomi serta kualitas hidup yang baik ini, telah mengundang <br>investor maupun tenaga kerja untuk berkarir dan menetap di pulau dewata. Hal ini <br>menyebabkan meledaknya tingkat migrasi masyarakat dan berdampak pada semakin <br>terbatasnya lahan untuk hunian. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah <br>apartemen low-rise yang sesuai dengan ketentuan Rencana Tata Ruang Wilayah <br>Provinsi Bali Tahun 2009-2029 Pasal 95 ayat 2 yang membatasi ketinggian maksimal <br>hunian vertikal setinggi 15 meter. Kondisi daerah Desa Tibubeneng yang berada pada <br>pesisir pantai menjadikan arsitektur bioklimatik dirasa tepat untuk membantu <br>mengurangi beban pendinginan pada tapak. Guna menerapkan konsep bioklimatik <br>ini dengan tepat, metode rasionalisme digunakan melalui studi preseden, standar <br>serta ketentuan terkait pada perancangan. Untuk memperoleh hasil optimal, <br>dilakukan simulasi pembayangan dan perhitungan efektivitas penghawaan alami. <br>Hasil rancangan berupa apartemen low-rise dengan penerapan bioklimatik yang telah <br>teruji efektif pada penghawaan dan peneduhannya.</p> <p><em>Digital transformation has opened opportunities for digital nomads to work from anywhere. Especially with the support from the government through Work From Bali to increase tourism in the Province of Bali. One of the tourism areas that is developing and is in demand by investors on this island of the gods is Badung Regency, especially Tibubeneng Village. With a myriad of tourism and economic potentials as well as a good quality of life, this has invited investors and workers to have a career and settle down on the island of the gods. This</em><em> led to an</em><em> explosion in the rate of migration of people and had an impact on increasingly limited land for housing. One solution that can be implemented is a low-rise apartment that complies with the provisions of the Bali Provincial Spatial Plan 2009-2029 Article 95 paragraph 2 which limits the maximum vertical height of 15 meters</em><em> for vertical housings</em><em>. The condition of the Tibubeneng Village area which is on the coast makes the bioclimatic architecture felt appropriate to help reduce the cooling load on the site. In order to properly apply this bioclimatic concept, the rationalism method is used through studies of precedents, standards and related provisions in design.</em><em> To obtain optimal results, shadowing simulations and calculations of the effectiveness of natural ventilation are carried out</em><em>. The result of the design is a low-rise apartment with the application of bioclimatic which has been tested to be effective in terms of ventilation and shading.</em></p>Samuel Christian Wihartono
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-012023-08-01112Pengaruh Setting Fisik Terhadap Kenyamanan Pengguna Koridor Jalan Kartini di Kota Cirebon
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2180
<p>Koridor Jalan Kartini merupakan salah satu koridor yang terletak di pusat Kota Cirebon, di dalamnya memiliki keragaman aktivitas, karena berfungsi sebagai area komersial. Semakin berkembang nya zaman, koridor tersebut menjadi sangat sibuk, dimana hal ini berkaitan dengan elemen setting fisik yang tersedia sehingga dapat membantu pengguna koridor menjalankan aktivitas. Untuk mendukung aktivitas yang baik, kenyamanan juga menjadi faktor penting. Fokus penelitian ini adalah mengenai aspek kenyamanan spasial dan visual yang dirasakan oleh pengguna koridor, seperti pejalan kaki dan pengendara. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh setting fisik terhadap kenyamanan pengguna koridor. Teori yang relevan digunakan sebagai dasar penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan melakukan observasi dan menyebarkan kuesioner kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variabel setting fisik yang mempengaruhi kenyamanan pengguna koridor.</p>Irma Melinda Putri SyafiraMuhammad Satya Adhitama
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Rekayasa Bukaan Untuk Memaksimalkan Penurunan Suhu Ruang Pada Museum Pendidikan Kota Surabaya
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2213
<p>ABSTRAK</p> <p> </p> <p> </p> <p>Suhu nyaman menjadi aspek utama yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan karena berdampak langsung pada aktivitas di dalamnya. Untuk mencapai kenyamanan termal yang optimal, standar SNI 03-6572-2001 mengidentifikasi faktor-faktor seperti suhu udara, kelembapan, kecepatan angin, dan sebagainya. Museum sebagai salah satu sarana publik yang populer di Indonesia juga menghadapi tantangan dalam menciptakan kenyamanan bagi pengunjung. Kota Surabaya, sebagai contoh, memiliki suhu harian yang relatif tinggi, sehingga peran ventilasi dan desain bukaan menjadi krusial dalam menghadapi kondisi tersebut. Museum Pendidikan di Surabaya merupakan salah satu contoh bangunan yang menghadapi masalah kenyamanan termal akibat desain bukaan yang kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi eksisting bukaan (ventilasi) pada zona-zona pameran di Museum Pendidikan Surabaya dan kinerjanya dalam mencapai kenyamanan termal, serta menyusun rekomendasi desain bukaan yang optimal dengan pendekatan rekayasa bukaan untuk mengurangi suhu pada zona-zona pameran melalui pengoptimalan strategi pendinginan alami. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif evaluatif dengan metode eksperimental. Hasil dari evaluasi objek kemudian dijadikan bahan analisis untuk menentukan rekomendasi yang tepat menggunakan software Sketchup dan Ecotect Analysis 2011 dengan merekayasa tipe bukaan. Berdasarkan hasil simulasi, bangunan museum dapat memanfaatkan sistem pendinginan alami secara optimal dengan memaksimalkan peran bukaan untuk membelokkan udara dengan bukaan tipe <em>vertical</em><em> </em><em>jalousi</em><em> </em><em>window </em>dikombinasikan dengan menambahkan lubang ventilasi di dinding terluar bangunan. Simulasi pada alternatif terpilih menunjukkan penurunan suhu ruang hingga 10,6%, sehingga rekomendasi desain tersebut dapat meningkatkan kenyamanan termal pengunjung dan mengoptimalkan strategi pendinginan alami pada Museum Pendidikan.</p> <p> </p> <p> </p> <p>Kata kunci: bukaan, museum, kenyamanan termal</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p><em> </em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Comfortable</em><em> </em><em>temperature</em><em> </em><em>is</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>main</em><em> </em><em>aspect</em><em> </em><em>that</em><em> </em><em>must</em><em> </em><em>be</em><em> </em><em>considered</em><em> </em><em>in</em><em> </em><em>building</em><em> </em><em>planning</em><em> </em><em>because</em><em> </em><em>it</em><em> </em><em>has</em><em> </em><em>a</em><em> </em><em>direct</em><em> </em><em>impact</em><em> </em><em>on</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>activities</em><em> </em><em>in</em><em> </em><em>it.</em><em> </em><em>To</em><em> </em><em>achieve</em><em> </em><em>optimal</em><em> </em><em>thermal</em><em> </em><em>comfort, the SNI 03-6572-2001 standard identifies factors such as air temperature,</em><em> </em><em>humidity, wind speed, and so on. Museums as one of the popular public facilities in</em><em> </em><em>Indonesia also face challenges in creating comfort for visitors. The city of Surabaya, for</em><em> </em><em>example, has a relatively high daily temperature, so the role of ventilation and opening </em><em>design </em><em>is</em><em> </em><em>crucial </em><em>in</em><em> </em><em>dealing</em><em> </em><em>with</em><em> </em><em>these </em><em>conditions.</em><em> </em><em>The</em><em> </em><em>Education</em><em> </em><em>Museum</em><em> </em><em>in</em><em> </em><em>Surabaya</em><em> </em><em>is</em><em> </em><em>one example of a building that faces thermal comfort problems due to suboptimal</em><em> </em><em>opening</em><em> </em><em>design. </em><em>This</em><em> </em><em>study</em><em> </em><em>aims</em><em> </em><em>to</em><em> </em><em>evaluate</em><em> </em><em>the </em><em>existing</em><em> </em><em>condition</em><em> </em><em>of</em><em> </em><em>openings</em><em> </em><em>(ventilation)</em><em> </em><em>in</em><em> </em><em>exhibition</em><em> </em><em>zones</em><em> </em><em>at</em><em> </em><em>Surabaya</em><em> </em><em>Education</em><em> </em><em>Museum</em><em> </em><em>and</em><em> </em><em>their</em><em> </em><em>performance</em><em> </em><em>in</em><em> </em><em>achieving</em><em> </em><em>thermal</em><em> </em><em>comfort,</em><em> </em><em>as</em><em> </em><em>well</em><em> </em><em>as</em><em> </em><em>formulate</em><em> </em><em>recommendations</em><em> </em><em>for</em><em> </em><em>optimal</em><em> </em><em>opening</em><em> </em><em>design</em><em> </em><em>with</em><em> </em><em>an</em><em> </em><em>aperture</em><em> </em><em>engineering</em><em> </em><em>approach</em><em> </em><em>to</em><em> </em><em>reduce</em><em> </em><em>temperature</em><em> </em><em>in</em><em> </em><em>exhibition</em><em> </em><em>zones</em><em> </em><em>through</em><em> </em><em>optimization</em><em> </em><em>of</em><em> </em><em>natural</em><em> </em><em>cooling</em><em> </em><em>strategies.</em><em> </em><em>The</em><em> </em><em>research</em><em> </em><em>method used in this study is an evaluative descriptive approach with experimental</em><em> </em><em>methods. The results of the object evaluation are then used as analysis material to</em><em> </em><em>determine</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>right </em><em>recommendations</em><em> </em><em>using</em><em> </em><em>Sketchup</em><em> </em><em>and</em><em> </em><em>Ecotect</em><em> </em><em>Analysis</em><em> </em><em>2011</em><em> </em><em>software</em><em> </em><em>by</em><em> </em><em>engineering</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>type</em><em> </em><em>of</em><em> </em><em>opening.</em><em> </em><em>Based</em><em> </em><em>on</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>simulation</em><em> </em><em>results,</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>museum</em><em> </em><em>building</em><em> </em><em>can</em><em> </em><em>make</em><em> </em><em>optimal</em><em> </em><em>use</em><em> </em><em>of</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>natural</em><em> </em><em>cooling</em><em> </em><em>system</em><em> </em><em>by</em><em> </em><em>maximizing</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>role</em><em> </em><em>of</em><em> </em><em>openings</em><em> </em><em>to</em><em> </em><em>deflect</em><em> </em><em>air</em><em> </em><em>with</em><em> </em><em>vertical</em><em> </em><em>jalousi</em><em> </em><em>window</em><em> </em><em>type</em><em> </em><em>openings</em><em> </em><em>combined</em><em> </em><em>with</em><em> </em><em>adding ventilation holes in the outermost wall of the building. Simulations on selected</em><em> </em><em>alternatives showed a decrease in room temperature of up to 10.6%, so the design</em><em> </em><em>recommendations</em><em> </em><em>can</em><em> </em><em>improve</em><em> </em><em>visitors' </em><em>thermal </em><em>comfort </em><em>and </em><em>optimize</em><em> </em><em>the natural </em><em>cooling</em><em> </em><em>strategy</em><em> </em><em>of</em><em> </em><em>the</em><em> </em><em>Museum.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Keywords:</em><em> </em><em>opening,</em><em> </em><em>museum,</em><em> </em><em>thermal</em><em> </em><em>comfort</em></p>Rahma Tiara MaharaniJono Wardoyo
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Streetscape Quality in Jalan Jenderal Basuki Rahmat Corridor Malang based on Public Perception
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2243
<p><em>The streetscape refers to the visual aspects of buildings, road surfaces, and natural elements, such as vegetation and buildings. The Kajoetangan Heritage Area in Malang, which has been an office and trade area since the 1800s, has been redesigned to restore its historical value and boost the city's attractiveness. Persepsi publik tentang kualitas visual dan fisik jalan raya adalah tujuan dari penelitian ini. Untuk mendapatkan data, quantitative descriptive approach was used, including field observations, surveys, and questionnaires. Multiple linear regression analysis was used to analyze the data. The results showed that the building facades were the most important streetscape elements for improving the image of the Kajoetangan Heritage Area.</em></p>Aigan FandaLisa Dwi Wulandari
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-292023-08-2911211Perencanaan Gedung Depo Arsip Kota Makassar dengan Pendekatan Sustainable Design
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2129
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> </p> <p>Kegiatan preservasi arsip diharapkan berjalan baik pada setiap instansi dengan didukung fasilitas dan sarana prasarana yang mendukung. Kegiatan preservasi arsip ini dilakukan pada Gedung Arsip untuk setiap daerahnya, salah satunya yaitu Kota Makassar. Perencanaan gedung arsip ini memiliki regulasi dan aturan tertentu yang didukung dengan metode menganalisis preseden bangunan gedung arsip lainnya yang telah terbangun dan sesuai dengan regulasi dan konsep yang akan digunakan. Salah satu konsep perencanaan yang sesuai dengan tujuan dari preservasi arsip ini dapat didukung dengan konsep bangunan yang menerapkan konsep <em>sustainable</em> dan juga konsep ikonik dari Kota Makassar itu sendiri. Konsep <em>Sustainable</em> yang akan diterapkan ialah sistem <em>renewable energy</em> dan juga pemilihan jenis renewable material untuk bangunannya. Penerapan akan dilakukan dengan pemanfaatan kembali air hujan untuk keperluan domestik dan juga penggunaan sistem <em>fotovoltaic</em> untuk mengurangi penggunaan energi pada bangunan. Selain itu, penerapan bangunan secara ikonik akan diterapkan pada bagian fasade bangunannya dengan penggunaan pada <em>secondary skin</em> dan juga sun shadingnya yang diambil dari motif batik Sulawesi Selatan dan juga dari bentukan kertas arsip yang dimodifikasi. Sehingga, dari semua penerapan konsep yang ada dan didukung dengan sistem tata ruang yang efisien, Gedung Depo Arsip Kota Makassar diharapkan dapat mendukung jalannya preservasi arsip hingga jangka waktu yang panjang.</p>Aqilla Fadya Amarel
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-302023-08-30112Strategi Pendinginan Pasif pada Gedung A Griya Universitas Brawijaya Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2157
<p>ABSTRAK</p> <p>Peningkatan suhu global merupakan realita permasalahan yang sedang kita hadapi saat ini. Hal tersebut menimbulkan permasalahan termal pada bangunan terutama dalam faktor penghawaan. Strategi pendinginan pasif dapat menjadi solusi karena bertujuan untuk menurunkan suhu di dalam bangunan sehingga dapat menciptakan lingkungan yang nyaman untuk beraktivitas. Strategi tersebut dapat diterapkan pada hunian vertikal dimana bangunan ini memiliki fungsi hunian untuk banyak orang dengan aktivitas yang cukup signifikan sehingga diperlukan tingkat kenyamanan termal yang baik untuk kenyamanan penghuninya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui strategi pendinginan pasif pada Gedung A Griya Universitas Brawijaya menggunakan metode evaluatif dengan pengukuran lapangan dan analisis elemen pendinginan pasif serta metode eksperimental menggunakan bantuan software Energy 2D. Hasil dari penellitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi pendinginan pasif seperti shading device, bukaan, dan ventilasi alami berpengaruh pada kondisi termal bangunan. Selanjutnya, hasil dari rekomendasi penerapan elemen pendinginan pasif menunjukkan adanya penurunan suhu ruang dalam sebanyak 0.7°C -3.3°C sehingga suhu berada pada batas suhu nyaman Kota Malang yakni 22.4°C -27.4°C.</p> <p>Kata kunci : pendinginan pasif, bukaan, shading, ventilasi alami, suhu</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p><em>Global temperature rise is a reality that humanity is facing today. This issue has resulted in thermal problems in buildings, especially the ventilation factor. A passive cooling strategy can be the solution since it can reduce in-building temperature to improve indoor air quality and create a comfortable environment for indoor activities. This strategy can be applied in vertical housings with residential function for many people with significant activities, that also require a good level of thermal comfort to ensure the residents’ well-being. This research aims to understand the passive cooling strategy in Building A of Griya Universitas Brawijaya. This research relies on evaluative method with field measurement and analysis of passive cooling elements, and experimental method using the Energy 2D software. This research indicates that the passive cooling strategy application, such as shading devices, openings, and natural ventilation, affects the building’s thermal condition. This research suggests that the application of this strategy has an impact on reducing the indoor temperature by 0.7°C -3.3°C to the level of Malang City’s comfortable temperature limit which is in the range of </em>22.4°C -27.4°C<em>. </em></p> <p><em>Keywords : passive cooling, opening, natural ventilation, temperature</em></p>Rika Nur FitrianiWasiska Iyati
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Transformasi Bentuk Arsitektur Toraja pada Hotel di Rantepao, Toraja Utara
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2173
<p>Mempertahankan jati diri arsitektur Indonesia menjadi hal yang penting agar hal tersebut tetap pekat dari generasi ke generasi. Selain itu, melestarikan jati diri tersebut diperlukan agar arsitektur di Indonesia tetap memiliki identitasnya. Reaktualisasi arsitektur lokal juga terjadi di daerah Toraja, Sulawesi Selatan. Toraja merupakan salah satu ikon budaya Indonesia yang memiliki identitas kuat dan diminati sebagai destinasi wisata. Untuk menunjang kegiatan wisata yang berada di dalamnya, di Rantepao terdapat beberapa tempat penginapan/hotel yang dapat membawa dan memperkenalkan jati diri arsitektur Indonesia melalui pariwisata. Transformasi pun diperlukan untuk membawa jati diri arsitektur tradisional Toraja pada bangunan hotel tersebut. Dengan menerapkan teori ‘Modern Classicism’ oleh Robert Stern yang kemudian dipinjam dan dimaknai kembali oleh Prof. Josef Prijotomo dalam ranah pengkinian arsitektur nusantara untuk mendapatkan transformasi bentuk arsitektur yang diterapkan pada tampilan visual/ rupa 4 hotel di Toraja Utara yang memiliki unsur arsitektur tradisional Tongkonan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkatan transformasi bentuk arsitektur pada keempat objek kasus dapat diidentifikasi dengan menggunakan 6 kriteria yang berasal dari tinjauan, yaitu bentuk dasar dan komposisi, proporsi, struktur dan konstruksi, material dan warna, ornamen dan dekorasi, serta dasar kosmologis/ideologi.</p>Caroline Angelina Dalipang
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Pengaruh Atap Transparan dan Indoor Garden Terhadap Suhu Dalam Ruang di Terminal Maospati Magetan
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2208
<p>ABSTRAK</p> <p> </p> <p>Atap bangunan adalah salah satu elemen selubung pelindung bangunan dari panas matahari. Pengggunaan atap transparan <em>fiberglass</em> dapat menjadi solusi hemat energi untuk memasukkan cahaya kedalam bangunan, namun dengan penerapan atap transparan dengan dimensi yang besar maka dapat mempengaruhi suhu dalam ruang melalui transmisi panas oleh atap transparan. <em>Indoor garden</em> sebagai salah satu alternatif penghijauan memiliki potensi dalam pengatur iklim termal yang perlu diketahui. Untuk mengetahui pengaruh atap transparan dan potensi <em>indoor garden</em> dalam pengatur iklim termal. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk mendeskripsikan hasil secara objektif melalui angka. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah penerapan atap transparan fiberglass dapat mempengaruhi suhu dalam ruang berupa meningkat suhu ruang dibawah atap transparan dan meningkatkan suhu ruang yang berdekatan dengan atap transparan. Potensi <em>indoor</em> <em>garden</em> sebagai pengatur iklim termal diketahui belum berpengaruh dalam meningkatkan kenyamanan termal akibat pengaruh panas atap transparan dan belum adanya parameter <em>indoor garden</em> dalam meningkatkan kenyamanan termal.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Atap transpran, <em>Indoor</em> <em>Garden</em>, Suhu dalam ruang</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p> </p> <p><em>The roof of the building is one element of the building's protective covering from the sun's heat. The use of a transparent fiberglass roof can be an energy-efficient solution for incorporating light into the building, but with the application of a transparent roof with large dimensions it can affect the temperature in the room through heat transmission by the transparent roof. Indoor garden as an alternative for greening has potential in managing the thermal climate that needs to be known. To determine the effect of transparent roofs and the potential of indoor gardens in thermal climate settings. This study uses a quasi-experimental method with a quantitative descriptive approach to objectively describe results through numbers. The findings in this study are that the application of fiberglass transparent roofs can affect indoor temperature in the form of an increase in the room temperature of the transparent roof below and an increase in room temperature adjacent to the transparent roof. The potential of indoor parks as thermal climate regulators is known to have no effect on increasing thermal comfort due to the effect of transparent roof heat and there is no indoor garden parameter to increase thermal comfort.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: </em><em>transparent roof</em><em>, </em><em>indoor garden, room temperature</em></p>Fatima Roisatul Mar'ahJono Wardoyo
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Morfologi Pusat Kota Sumenep Sebagai Destinasi Wisata
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2240
<p> Kota Sumenep merupakan salah satu kota tua yang terletak di Madura, Jawa Timur. Kota ini memiliki peninggalan sejarah dalam bentuk bangunan yang telah terdaftar menjadi cagar budaya yakni Masjid Jamik yang terletak di Kelurahan Bangselok dan Komplek Keraton Sumenep yang terletak di Kelurahan Pajagalan. Peninggalan tersebut perlu dilestarikan melalui pemanfaatan sebagai destinasi wisata. Destinasi wisata terkait dengan spasial atau ruang dengan lingkup yang lebih luas yakni kota. Secara fisik kota dapat diketahui melalui analisis morfologi kota yang kemudian akan diketahuinketercapaian terhadap kriteria destinasi wisata. Tujuan penelitian ini adalah penerapan teori morfologi kota dan kriteria destinasi wisata untuk mengetahui bentuk fisik morfologi Pusat Kota Sumenep sebagai destinasi wisata. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dan naratif. Hasil penelitian memperlihatkan blok urban pada pusat kota dengan plot kadaster, struktur bangunannya heterogen dan beberapa fungsinya tidak sesuai dengan tata guna lahan. Dengan morfologi kota yang demikian, destinasi wisata memiliki beberapa keuntungan yakni kemudahan akses akomodasi dan fasilitas yang cukup lengkap pada Pusat Kota Sumenep. Disisi lain tidak semua trotoar dapat digunakan secara efektif dikarenakan dimensi yang tidak sesuai.</p>Nur Anjani Fitriani
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Penilaian Kualitas Visual pada Perubahan Fasad Bangunan Bersejarah di Jalan Tunjungan Kota Surabaya Berdasarkan Preferensi Masyarakat
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2265
<p>Jalan Tunjungan Kota Surabaya memiliki nilai historis yang tinggi. Perubahan fasad pada bangunan bersejarah dengan tujuan untuk menarik kembali minat kunjung masyarakat pada Jalan Tunjungan dikhawatirkan akan memicu perubahan yang cukup signifikan dan menyebabkan permasalahan visual pada sepanjang koridor jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas visul bangunan bersejarah yang mengalami perubahan fasad di Jalan Tunjungan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan preferensi masyarakat melalui kuesioner. Metode pengukuran yang digunakan untuk menilai kualitas visual adalah dengan skala <em>semantic differential</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan bersejarah yang mengalami perubahan secara signifikan adalah bangunan dengan fungsi kafe yang termasuk dalam Bangunan Cagar Budaya (BCB) golongan B. Bangunan yang mendapatkan nilai kualitas visual fasad tertinggi adalah Phermitage kafe. Terdapat empat elemen fasad yang memiliki pengaruh terhadap kualitas visual fasad secara keseluruhan yaitu jendela, warna, tekstur, dan signage. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya ketidaksesuaian perubahan empat elemen fasad yang terjadi berupa bentuk jendela, penggunaan warna dan material yang menyimpang dari peraturan restorasi Bangunan Cagar Budaya golongan B.<br><br>Kata kunci: Kualitas visual, Bangunan bersejarah, Fasad, Preferensi publik, Tunjungan Surabaya</p>Viska Salsabilla
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-312023-08-3111211The Effect of Glass Material on The Thermal Comfort of Apartment Unit as A Place to Live
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2122
<p><em>Indonesia is located on the equator which makes this country have a tropical climate so that it has an influence on the planning of buildings in it, for example apartments. The majority of high-rise apartments in Indonesia use glass curtain walls, but this affects the thermal comfort of the apartment space as a living and active environment, for example in the U-Residence 2 apartment studio unit, Tangerang. Evaluation regarding the use of glass uses a descriptive method with quantitative data based on field observations. From the results of the study it can be concluded that the U-Residence 2 apartment has a thermal environmental performance that tends to be hot and humid so it is necessary to increase the temperature quality mechanically so that it can be declared comfortable.</em></p>Rafiqa Rahmi
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Pusat Wisata Kesehatan Mental (Wellness Resort) dengan Fasilitas Berbasis Salutogenesis di Ubud Bali
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2153
<p>Era revolusi industri 4.0 dan munculnya pandemi Covid-19 berdampak pada tekanan psikologis manusia yang berjalan lurus dengan peningkatan penderita gangguan kesehatan mental. WHO menyebutkan dalam tahun 2019 sebanyak 970 juta orang di <br>seluruh dunia hidup dengan gangguan mental. Kesehatan mental adalah keadaan keseimbangan individu untuk mampu berfungsi secara efektif yang berdampak pada kemampuan untuk bertindak produktif dan berkontribusi kepada masyarakat. <br>Dibuatlah gagasan perencanaan desain fasilitas wisata kesehatan yang berfokus pada paningkatan kesehatan mental dalam bentuk resor kesehatan dengan fasilitas yang terdiri dari spa, yoga, pusat kebugaran, meditasi, pusat spiritual, pusat pendidikan, area hewan peliharaan, unit kesehatan, dan fasilitas aktivitas luar ruangan. Pendekatan arsitektur yang digunakan adalah arsitektur berbasis salutogenesis yang dikembangkan oleh arsitek Alan Dilani berdasarkan teori salutogenesis Antonovsky. Elemen desain berdasarkan salutogenesis terdiri dari <em>crowding space, nature, landmarks, daylight, sunlight, windows, the restorative environment, accessibility and way finding, color, music/noise, art/aesthetic elements, culture</em> dan <em>space for social support</em>. Desain yang dihasilkan berupa ruang binaan yang dapat menghubungkan manusia dengan alam secara visual dan fisik, dilengkapi dengan kemudahan aksesibilitas, meningkatkan dukungan dan komunikasi sosial, dan secara langsung memberikan kepuasan visual, suara dan kelengkapan fasilitas dan dapat memberikan peningkatan kualitas kesehatan mental manusia.</p>Bima JuliansyahWasiska Iyati
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Elemen Kualitas Visual Fasad Bangunan pada Pusat Perbelanjaan di Kota Surabaya Berdasarkan Preferensi Masyarakat (Studi Kasus: Tunjungan Plaza, Galaxy Mall, Dan Pakuwon Mall)
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2168
<p>Fasad berperan penting dalam sebuah objek arsitektural karena memberi kesan pertama kepada masyarakat yang melihat bangunan. Bangunan publik pada kota-kota besar biasanya memiliki daya pikat visual yang tinggi pada fasadnya, salah satunya adalah Kota Surabaya yang berkembang melalui pembangunan fisik seperti penyediaan fasilitas berupa pusat perbelanjaan. Maka dari itu, peran fasad pada bangunan pusat perbelanjaan dinilai penting sebagai daya pikat bagi masyarakat. Dengan adanya keberagaman bentuk fasad bangunan komersial pada suatu kawasan dapat memberikan pengaruh pada tata wajah kota serta berperan penting dalam tata wajah Kota Surabaya. Hal tersebut dapat diidentifikasi melalui bangunan pusat perbelanjaan yang diantaranya adalah Tunjungan Plaza, Galaxy Mall, dan Pakuwon Mall. Maka dari itu, peran preferensi masyarakat sangat penting dalam penelitian ini agar dapat mengetahui elemen-elemen fasad apa saja yang dinilai paling menarik dari ketiga pusat perbelanjaan tersebut. Pada penelitian ini dilakukan penilaian terhadap elemen kualitas visual pada fasad bangunan pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza, Galaxy Mall, dan Pakuwon Mall berdasarkan preferensi masyarakat. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa “Gaya Arsitektur” adalah elemen kualitas visual yang dinilai paling berpengaruh secara signifikan terhadap penilaian fasad bangunan pusat perbelanjaan berdasarkan preferensi masyarakat.</p>Chanaria B Frisyanza SaktiHerry Santosa
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Rumah Tumbuh Modular di Kota Surabaya
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2204
<p>Menurut data BPS, Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Hunian<br>Yang Layak dan Terjangkau sebesar 59,54% di tahun 2020 dan 60,90% di tahun<br>2021. Permasalahan ini diperkeruh dengan banyaknya area kampung kota dengan<br>beberapa masalah seperti tidak tertatanya bangunan dan berhimpitan serta akses<br>jalan yang lumayan kecil, kebanyakan dari masyarakat kampung kota enggan untuk<br>berpindah ke rusun yang telah dibuat oleh pemerintah karena jauh dari tempat<br>mereka mencari nafkah. Salah satu solusi yang dapat menyelesaikan permasalah<br>hunian ini adalah rumah tumbuh modular yang dapat dikatakan memiliki biaya<br>konstruksi yang cukup murah daripada rumah konvensional dan dapat berkembang<br>sesuai keinginan dan kebutuhan. Struktur tumbuh modular hunian ini sangat cocok<br>bagi hunian di Kota Surabaya yang mana mendapat predikat kota terpadat di Jawa<br>Timur. Untuk perancangan rumah tumbuh modular ini menggunakan metode<br>pragmatisme agar mendapatkan hasil yang terbaik dengan predictive modelling. Hasil<br>desain berupa rumah tumbuh secara horizontal pada tahap 2 dan vertikal pada tahap<br>3 yang menggunakan struktur modular terpilih Rimae yaitu panel beton pracetak<br>yang memiliki 5 jenis panel struktur sebagai kolom dan balok serta 6 konektor<br>sebagai penyambung antara panel struktur dengan setiap modul hunian sebesar 5,05<br>x 9,85 m, dan setiap modul bersama sebesar 9,3 x 4,25 m dan 5 x 3,95 m.</p>Lalu Yodit Dwi Anggara
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Community Center Untuk Lansia Di Kota Yogyakarta Dengan Pendekatan Desain Biofilik
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2235
<p>Penduduk lanjut usia memiliki usia di atas dari 60 tahun. Penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 10 persen dan pada tahun 2045 mencapai angka 20 persen. Kondisi ini merupakan fenomena yang disebut penuaan penduduk. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki komposisi penduduk lansia paling besar di Indonesia. Penduduk lansia terlantar merupakan Penyandang Masalah Kesehatan Mental (PMKS) di DIY mencapai 32,24 persen.</p> <p> Menurut UU Nomor 12 Tahun 1998, diperlukkan adanya wadah bagi penduduk lansia untuk meningkatkan dan menjaga kesejahteraan sosial. <em>Community center </em>merupakan wadah yang sesuai bagi penduduk lansia berkumpul dan meningkatkan kesejahteraan sosial mereka secara bersama sama. Pendekatan Desain biofilik digunakan utuk membantu fungsi tubuh menjadi lebih baik yang meningkatkan kesejahteraan sosialnya. Desain biofilik yang digunakan berasal dari buku <em>Terrapin Bright Green </em>yang terdiri dari 14 aspek. Metode rasionalisme Roger H. Clark dan Michael Pause merupakan metode desain yang digunakan. Preseden yang digunakan yaitu <em>Elderly and Nursing Home in Orbec, Nursing House Nenzing, </em>dan <em>The Gardens Care Home in Sweden. </em>Community center ini terdiri hunian lansia, hunian perawat, area komunal, bagian kesehatan lansia, kantor pengelola, dan area parker. Hunian lansia dapat menampung 60 orang.</p>Muhammad Harits Rizqi Fadhlullah
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Pengaruh Arsitektur Tropis Terhadap Lingkungan Termal Bale Bontar di Desa Sade, Lombok Tengah
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2258
<p>ABSTRAK</p> <p>Indonesia adalah negara dengan iklim tropis karena letaknya yang berada di garis khatulistiwa yang mengakibatkanaIndonesia mengalami panas sepanjang tahun dengan suhu yang relatif tinggi. Arsitektur tropis adalah jawaban dari bentukaadaptasiabangunanaterhadap kondisi iklim pada daerah-daerah tropis. Sejak dahulu bangunan masa lampau menempatkan iklim sebagai pertimbangan paling utama. Dengan perubahan iklim saat ini pendinginan pada bangunan masa lampau tidak lagi efektif. Namun, masih banyak bangunan masa lampau yang masi berdiri kokoh dan ditiggali dengan nyaman oleh penghuninya, salah satunya Bale Bontar. Sehingga penelitian ini ingin mengetahui pengaruh arsitektur tropis terhadap lingkungan termal Bale Bontar sehingga penghuni dapat nyaman tinggal di dalam Bale Bontar di tengah suhu yang tinggi. Untuk itu penelitian ini nantinya akan menggunakan metode kualitatif (teknik visual) dan kuantitatif (pengukuran suhu, kelembapan).</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Arsitektur Tropis, Lingkungan Termal, Bale Bontar</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p><em>Indonesia is a country with a tropical climate due to its location on the equator which results in Indonesia experiencing heat throughout the year with relatively high temperatures. Tropical architecture is the answer to building adaptation to climatic conditions in the tropics. Since ancient times, the buildings of the past have put climate as the most important consideration. With the current climate change, cooling in ancient buildings is no longer effective. However, there are still many ancient buildings that still stand firmly and are lived comfortably by their inhabitants, one of which is Bale Bontar. So this research wants to know the effect of tropical architecture on the thermal environment of Bale Bontar so that residents can comfortably live in Bale Bontar in the midst of high temperatures. For this reason, this research will use qualitative (visual techniques) and quantitative (temperature measurement, humidity) methods.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Keywords: Architecture Tropic, Thermal Environment, Bale Bontar</em></p>Nimas Raisyah Maulani
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-07-282023-07-2811211Kajian Kajian Aspek Visibility dan Legibility Signage pada Royal Plaza Mall Surabaya
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2148
<p>Signage is known as directions, road signs, location instructions, or information instructions so that it can communicate between the architecture and its users on the exterior and interior landscape of the building. The mall is a public facility with a complex type of space; mall visitors are regular old visitors and new visitors who come to the mall for the first time. So it takes markers and directions so that visitors feel comfortable. The purpose of this study was to determine the visibility and legibility aspects of the signage design at Royal Plaza Mall Surabaya which includes typography, color, layout, and signage installation position. The method used is a qualitative descriptive analysis method by explaining the condition of the signage at the Royal Plaza Mall Surabaya in detail according to the facts on the ground. Next, examine the signs based on existing theories in the form of a literature review. The findings from this study are that in general, the signage design of Royal Plaza Mall Surabaya in terms of visibility and legibility with the observation units for typography, color, layout, and signage installation positions are in accordance with the standards in theory. However, when signage is identified in more detail according to aspects of each research unit, some signage still has deficiencies in legibility aspects such as letter spacing, the vertical spacing between typography, and the use of colors that are not quite right on identification signs.</p>Syifa Kamila Syifa
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-07-312023-07-31112Modifikasi Selubung Bangunan untuk Mengurangi Beban Pendingin Bangunan Gedung F Filkom Universitas Brawijaya
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2165
<p>ABSTRAK<br>Energi listrik yang digunakan pada bangunan dapat bersumber dari beberapa barang elektronik yang kita gunakan, salah satunya adalah AC atau Air Conditioner. Namun kelemahan pemakaian AC adalah energi listrik yang digunakan mencapai 50% hingga 70% dari total energi. Selubung bangunan terutama jendela berperan penting dalam mengurangi konsumsi energi untuk pendinginan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria desain selubung bangunan yang tepat pada Gedung F Filkom Universitas Brawijaya agar dapat menurunkan beban pendingin dari AC yang digunakan. Bangunan yang digunakan pada penelitian ini merupakan gedung kuliah yang terdiri dari 12 lantai dan seluruh ruang kelasnya menggunakan AC sebagai penghawaan buatan. Modifikasi dilakukan pada selubung bangunan yang kurang memenuhi standar. Modifikasi ini dilakukan pada jendela bagian barat ruang kelas F 3.7 dengan mengubah dimensi jendela, jenis kaca dan pelapis jendela, dan shading device. Dari hasil akhir modifikasi tersebut dapat menurunkan suhu dalam ruangan sebesar 2.2°C dari rata-rata suhu eksisting dan menurunkan beban pendingin sebesar 1.915,62 watt atau 1,91 kW.</p> <p><br>Kata kunci: selubung bangunan, beban pendingin, air conditioning</p> <p><br>ABSTRACT<br>Electrical energy used in buildings can be sourced from several electronic items that we use, one of which is an air conditioner or air conditioner. However, the disadvantage of using AC is that the electrical energy used reaches 50% to 70% of the total energy. Building envelopes, especially windows, play an important role in reducing energy consumption for cooling. This study aims to determine the appropriate building envelope design criteria in Building F Faculty of Computer Science Brawijaya University in order to reduce the cooling load from the air conditioner used. The building used in this study is a lecture building which consists of 12 floors and all classrooms use air conditioning as artificial ventilation. Modifications were made to building envelopes that did not meet the standards. This modification was carried out on the western window of the F 3.7 class room by changing the window dimensions, the type of glass and window coatings, and the shading device. The final result of this modification can reduce the indoor temperature by 2.2°C from the average existing temperature and reduce the cooling load by 1,915.62 watts or 1.91 kW.</p> <p><br>Keywords: building envelope, cooling load, air conditioning</p>Anis Amalia ToyibaJono Wardoyo
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-302023-08-3011211Pengaruh Posisi Courtyard Terhadap Lingkungan Termal Ruang Dalam Pada Rumah Tinggal
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2195
<p>ABSTRAK<br>Alih fungsi lahan yang dilakukan seiring dengan perkembangan kawasan kota telah<br>menimbulkan kerusakan lingkungan. PERMEN ATR/BPN Nomor 14 Tahun 2022 disusun<br>untuk menjelaskan bahwa terdapat perubahan substansi pengaturan ruang terbuka hijau<br>diantaranya yaitu pemenuhan ruang terbuka hijau yang sebelumnya hanya ditekankan<br>pada kuantitas diubah menjadi ditekankan pada kuantitas dan kualitas ruang terbuka<br>hijau. Salah satunya dengan pengoptimalan pekarangan rumah atau courtyard. Posisi<br>courtyard merupakan satu faktor yang efektif dalam mewujudkan lingkungan termal yang<br>nyaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi courtyard terhadap<br>lingkungan termal ruang dalam pada rumah tinggal. Objek penelitian dipilih berdasarkan<br>perbedaan posisi courtyard. Metode yang digunakan yaitu deskriptif evaluatif dengan<br>pengukuran lapangan berupa kondisi suhu dan kelembapan udara serta metode<br>eksperimental menggunakan software Autodesk Ecotect Analysis 2011. Hasil penelitian<br>menunjukkan posisi courtyard berpengaruh pada kondisi lingkungan termal ruang dalam<br>pada rumah tinggal. Selanjutnya dilakukan simulasi pada rumah dengan kondisi suhu<br>udara yang masih kurang nyaman. Hasil simulasi menunjukkan dengan perubahan posisi<br>courtyrard berpengaruh pada kondisi lingkungan termal ruang dalam pada rumah tinggal</p> <p>Kata Kunci : Posisi Courtyard, Lingkungan Termal, Rumah Tinggal.</p> <p><br>ABSTRACT<br>The conversion of land functions carried out in line with the development of urban areas has<br>caused environmental damage. PERMEN ATR/BPN Number 14 of 2022 was drafted to<br>explain that there has been a change in the substance of green open space regulation,<br>including the fulfillment of green open space, which previously only emphasized quantity,<br>was changed to emphasize the quantity and quality of green open space. One of them is by<br>optimizing courtyard. Courtyard position or placement is an effective factor in creating a<br>comfortable thermal environment. This study aims to determine the effect of courtyard<br>position on the inner space thermal environment in residential house. The research object<br>was chosen based on the different courtyard positions. The method used is descriptive<br>evaluative with field measurements of air temperature and humidity as well as experimental<br>methods using the Autodesk Ecotect Analysis 2011 software. The results showed that<br>courtyard position has an effect on the thermal environment conditions in the inner space of<br>the residence. Furthermore, a simulation was carried out at home with uncomfortable air<br>temperature conditions. The simulation results show that changes in the courtyrard position<br>affect the thermal environment conditions in the inner space of the residential house.</p> <p>Key words: courtyard position, thermal environment, residential house</p>Ardillah Septinia IwandaIwan Wibisono
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-012023-08-0111211EFEKTIVITAS SIRKULASI DAN INTERKONEKSI RUANG PADA REDESAIN STASIUN KA SURABAYA GUBENG
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2229
<p>Perkembangan mobilitas di Kota Surabaya menuntut tersedianya sarana transportasi umum yang baik. Kereta api menjadi salah satu transportasi yang memfasilitasi mobilitas Kota Surabaya dan wilayah sekitarnya. Pengembangan infrastruktur kereta api regional untuk Kota Surabaya dan sekitarnya menjadi proyek besar bagi negara sehingga dibutuhkan permodelan pada stasiun kereta eksisting. Stasiun Gubeng sebagai salah satu stasiun utama di Kota Surabaya belum memiliki aksesiblitas yang baik karena bentuk stasiun yang memiliki dua massa bangunan terpisah dengan rel sehingga tidak terkoneksi dengan baik. Interkoneksi ruang antarbangunan stasiun dan akses menuju jaringan transportasi umum yang ideal dibutuhkan untuk menciptakan efektivitas sirkulasi bagi penumpang dengan memperhatikan kenyamanan dan kemudahan pergerakan. Metode empirisisme melalui observasi langsung pada objek sejenis yang sudah menerapkan aksesibilitas dan interkoneksi ruang yang ideal menjadi pertimbangan analisis untuk merumuskan solusi desain melalui penilaian berdasarkan kriteria desain yang disesuaikan dengan kondisi Stasiun Gubeng. Penerapan interkoneksi ruang pada redesain stasiun diwujudkan melalui penambahan massa bangunan di tiap area inti kegiatan perkeretaapian dengan pemisahan zona sesuai fungsi dan akses yang memfasilitasi interkoneksi dengan angkutan transportasi umum akan memberikan kesinambungan ruang dan visual sehingga tercipta kenyamanan dan kemudahan pergerakan penumpang dan area keberangkatan dan kedatangan tanpa terpotong menciptakan efektivitas sirkulasi</p>Muhammad Ilham Afryan
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Psychological Care Center for Depression and Anxiety Sufferers in Jakarta with Biophilic Approach
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2255
<p><em>Mental health problems continue to increase in Indonesia, with depression and anxiety being the number with the most sufferers. However, mental health service facilities in DKI Jakarta are still minimal, even though this province has a high prevalence rate of mental disorders, reaching 10.1%. In addition, the existing mental health services often ignore environmental factors, so the therapy process is not optimal. In fact, according to Kaplan (2010), 40% of patient healing factors are environmental factors. Biophilic architecture is a design approach that connects humans with nature that is able to improve the well-being of human life both physically and mentally. This design is intended to create a mental health service center that can assist patients in an optimal healing process with a biophilic approach. With a biophilic pattern, namely, visual connection with nature, non-visual connection with nature, thermal and airflow variability, presence of water, material connection with nature, and prospects which are translated into design criteria, then applied to the design elements of the Psychological Care Center which includes landscape layout, building forms, building systems, and also interiors. </em></p>Najwa Chika Salsabila Najwa Chika Salsabila
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Persepsi Visual Fasad Bangunan di Kawasan Taman Ismail Marzuki Jakarta Sebagai Pembentuk Citra Kawasan
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2142
<p>Permasalahan elemen visual kawasan perkotaan merupakan akibat dari perbedaan <br>berbagai kepentingan, kemampuan dan persepsi dari masyarakat yang tercermin <br>pada kondisi fisik kawasan yang menimbulkan komposisi visual yang sulit dikenali. <br>Revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki dilakukan untuk menghidupkan <br>kembali kawasan sebagai pusat kesenian di Jakarta dan sarana edukasi. <br>Penambahan bangunan baru dengan beragam fasilitas turut dilakukan pada <br>revitalisasi ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesesuaian elemen visual fasad <br>bangunan pada pembentukan citra kawasan. Metode penelitian menggunakan <br>kuantitatif deskriptif dengan mendeskripsikan hasil pesepsi masyarakat mengenai <br>elemen visual fasad bangunan di kawasan Taman Ismail Marzuki Jakarta. Hasil <br>penelitian ini menunjukan bahwa elemen visual fasad bangunan di kawasan Taman <br>Ismail Marzuki yang memiliki pengaruh terhadap pembentukan citra kawasan. <br>Elemen fasad gaya arsitektur, dinding, sun shading, dan ornamen merupakan <br>keempat elemen tersebut dapat membuat bangunan memiliki ciri khas atau karakter <br>yang membentuk citra kawasan dari Taman Ismail Marzuki menjadi lebih baik.</p> <p><br>Kata kunci: Elemen Fasad, Citra Kawasan, Persepsi, Taman Ismail Marzuk</p>Annisa Tjahya Fitrianty
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-302023-08-3011211Pola Spasial Rumah Rakyat di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2162
<p>Kecamatan Kartasura dahulunya merupakan pusat pemerintahan dan kedudukan dari raja-raja mataram dengan berdirinya Keraton Kartasura. Menjadi pusat pemerintahan, menjadikan kawasan Keraton Kartasura juga menjadi pusat permukiman. Rumah-rumah lama di permukiman sekitar keraton banyak dibangun dengan gaya rumah tradisional Jawa. Rumah-rumah lama ini rata-rata dihuni oleh kelompok rakyat. Rumah merupakan tempat beraktivitas sesuai dengan budaya dengan tatanan ruang pada rumah merepresentasikan budaya berhuni penghuninya. Beberapa rumah lama di Kecamatan Kartasura saat ini mengalami perubahan seiring dengan dinamika budaya penghuninya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola spasial rumah rakyat di Kecamatan Kartasura. Dengan melakukan analisis ini akan memperkaya wawasan mengenai budaya dan desain rumah tradisional khususnya pada aspek tata ruang sehingga dapat menjadi referensi dalam upaya penguatan identitas budaya. Metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif digunakan pada penelitian ini. Rumah-rumah yang menjadi sampel penelitian dianalisis berdasarkan unit analisis yang terdiri dari: orientasi ruang, organisasi ruang (didalamnya sekaligus mengulas pula zoning ruang dan pembatas ruang), serta hirarki ruang. Unit analisis tersebut saling berkaitan dalam pembentukan pola spasial. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dinamika budaya penghuni yang terjadi tidak berpengaruh banyak terhadap pola spasial rumah rakyat. Perubahan pada rumah yang ditemukan berupa fungsi ruang dan penambahan ruang.</p>Azaria WIdya Irianti
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN TERMAL PADA RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN TEPIAN KALTARA ABADI DENGAN ELEMEN GREEN INFRASTRUCTURE
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2187
<p>Di berbagai negara pemanasan global menjadi isu utama yang serius. Pemanasan global mengakibatkan beberapa dampak yang cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup manusia, salah satunya adalah menurunnya kualitas lingkungan termal, yang berpengaruh bagi populasi yang tinggal di wilayah tersebut. Lingkungan atau tempat publik yang memiliki ruang terbuka hijau, memiliki potensi yang lebih besar dalam melawan pemanasan global. Kabupaten Bulungan memiliki ruang terbuka hijau yang unik yaitu Taman tepian Kaltara Abadi dikarenakan letaknya bersebelahan dengan Sungai Kayan. Namun Taman Tepian Kaltara Abadi merupakan taman yang gersang sehingga kualitas lingkungan termalnya perlu ditingkatkan. Penelitian ini akan membahas tentang upaya meningkatkan kualitas lingkungan termal ruang terbuka hijau dengan memaksimalkan keberadaan tutupan lahan dan vegetasi menggunakan aspek elemen green infrastructure. Menggunakan metode deskriptif evaluatif, pengukuran suhu dan kelembapan menggunakan alat Elitech RC4 - HC. yang dimana titik pengukuran ditentukan dari presentase material tutupan lahan hardscape dan softscape. Lalu data yang didapat diolah melalui perhitungan Temperature Humidity Index (THI) dan didapatkan hasil bahwa keadaan kualitas lingkungan termal pada taman jauh diluar batas nyaman, namun ada beberapa bagian taman yang hasil perhitungannya mendekati batas nyaman, yaitu dengan presentase softscape lebih banyak dan keadaan vegetasi lebih baik.</p> <p> </p> <p>Kata Kunci : Kualitas Lingkungan Termal, Ruang Terbuka Hijau, Green Infrastructure.</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p><em>In many countries, global warming is a serious issue. Global warming causes several impacts that are quite influential on human survival, one of which is the decrease in the quality of the thermal environment, which affects the population in the region. Environments or public places that have green open spaces have greater potential for fighting global warming. Bulungan Regency has a unique green open space, namely the Taman Tepian Kaltara Abadi, because it is located next to the Kayan River. However, Taman Tepian Kaltara Abadi is arid, so the quality of the thermal environment needs to be improved. This research will discuss efforts to improve the quality of the thermal environment of green open spaces by maximizing the presence of land cover and vegetation using aspects of green infrastructure elements. Using a descriptive-evaluative method, measure temperature and humidity using the Elitech RC4 - HC. where the measurement point is determined from the percentage of hardscape and softscape land cover material. Then the data obtained is processed through the calculation of the Temperature Humidity Index (THI), and the result is that the condition of the thermal environmental quality in the park is far beyond the comfortable limit, but there are some parts of the park whose calculation results are close to the comfortable limit, namely with a higher percentage of softscape and more vegetation with good conditions.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Keywords : Thermal Environmental Quality, Green open space, Green Infrastructure.</em></p>dhea aurelliaiwan wibisono
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-04112Architectural Elements and Child Accidents in Elementary School Environments in the Lowokwaru District
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2222
<ol> <li>Based on data from WHO and Riskedas, accidents involving children, including those that occur at schools, are known to have a high occurrence rate, with accidental injuries accounting for 21% of total child deaths. Among the age group of 5-14 years, which includes elementary school children, they contribute 9.7% to the overall figure. It is important to examine the architectural elements that often lead to accidents in elementary schools in the Lowokwaru District. This study focuses on the exterior areas within the elementary school environment. A qualitative method was employed, consisting of four stages: field observations, interviews with informants, problem identification, and recommendations. The findings indicate the need for improvements in dimensions of staircases that are not suitable for children, the use of slippery ceramic tiles in corridors, and uneven floor contours in the schoolyard. Recommendations include replacing the corridor floor with non-slip materials, using step nosings on the stairs, and adjusting the floor and ground contours to be more even. </li> </ol>Infaroyya Al Karimah MuhamadHeru Sufianto
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-312023-08-3111211Perancangan Kembali Perpustakaan Umum Kota Malang dengan Konsep Living Space
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2250
<p>Perpustakaan menjadi salah satu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah dalam menyelesaikan tingkat literasi yang rendah di Indonesia. Salah satu perpsutakaan umum tingkat kota yang ada adalah Perpustakaan Umum Kota Malang yang kini kondisinya kurang layak pakai, hal tersebut dilansir dari halaman berita perpusnas.go.id, "Sarana dan Prasarana perpustakaan Kota Malang terbatas, infrastrukturnya juga seperti museum karena sudah tidak lagi mampu menunjang aktifitas pengunjung". Perancangan kembali ini bertujuan untuk menghasilkan usulan desain Perpsustakaan Umum Kota Malang dengan konsep <em>living space</em> sehingga mampu menunjang aktivitas pengguna dengan memaksimalkan kenyamanan ruang agar pengguna merasa nyaman dan betah, serta menjadi ikon perpustakaan umum kota di Kota Malang. Metode yang digunakan dengan paradigma rasionalisme menggunakan preseden yang di’bongkar’ dan dianalisis secara menyeluruh lalu dirangkai kembali disesuaikan dengan objek perancangan. Konsep <em>living space</em> yang digunakan pada bangunan publik, dalam menciptakan ruangan yang hidup diterapkan dengan memberikan kenyaman kepada pengguna melalui 4 aspek yaitu kenyamanan spasial, kenyamanan visual, kenyamanan termal, dan kenyamanan akustik. Sehingga dihasilkan perpustkaan sebagai living space yang menunjukkan koondisi perpustakaan nyaman dan nyata dalam mencari langsung informasi melalui buku atau teknologi digital informatif, sehingga pengunjung merasa betah dan nyaman dalam beraktivitas di dalamnya.</p>Moch. Iqbal Febyanto
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-032023-08-0311211The Performance Evaluation of Natural Ventilation System at St John Mary Vianney Church as an Application of Health Ventilation
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2134
<p>A well performed natural ventilation in public buildings is crucial especially its contribution as health ventilation. Church of St. Yohanes Maria Vianney, used as the objectof this study holds a matter where the building has poor air circulation. The affecting factors are the ventilation’s orientation and ventilation’s ratio to building’s area and floor area.</p> <p>The analysis begins with 2 stages. First is to identify the shape, dimensions and placement of ventilations, then analyze the existing site subsequently make optimal design alternatives. Second, observations and inserts building section into the Energy 2D simulation to see the wind flow entering the building. Then, new design alternatives were put into the simulation to find out the kind of optimal ventilation for the best building's natural ventilation performance. </p> <p>The research results regarding air flow problems inside of the building still does not dilute and remove pollutants well. Therefore, in alternative design recommendations, ventilationsat the top of the building are added and change the permanent windows to pivoted windowsto increase the ratio of ventilations to the area of the facade to 50% and the ratio of ventilations to the area of the building to 19.3%, so that the distribution of fresh air throughout the building becomes optimal.</p> <p> </p> <p>Keywords: Natural Ventilation System, Air Flow, St. Yohanes Maria Vianney</p>Maria Dita Indira Christabella BijaAry Deddy Putranto
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-032023-08-0311211Perancangan Coffee Center di Kota Batu dengan Pendekatan Arsitektur Biomimikri
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2181
<p>Di tengah tingkat apresiasi yang tinggi dan tren menjamurnya kedai kopi era <em>third wave coffee culture, </em>fasilitas eduwisata kopi di Kota Wisata Batu masih sangat minim. Padahal, Kota Batu dikelilingi salah satu wilayah produsen kopi terbesar di Jawa Timur dan memiliki catatan historis industri kopi yang mengakar. Perancangan ini ditujukan untuk menciptakan sebuah fasilitas eduwisata kopi terpadu dengan museum dan <em>workshop </em>kopi yang dapat mewadahi apresiasi masyarakat terhadap kopi nusantara sekaligus upaya pemberdayaan pelaku industri kopi Malang Raya, khususnya pada sektor hilir. Arsitektur biomimikri diimplementasikan bertahap berdasarkan paradigma desain pragmatisme dengan strategi desain <em>predictive modelling. </em>Metode desain ini digunakan sebagai alat interpretasi strategi desain alami yang diaplikasikan pada desain arsitektur. Akhir penjelajahan dari proses ini menghasilkan desain solutif dengan konsep utama mengambil inspirasi dari kopi sebagai <em>biological model</em>. Konsep utama desain aspek tata massa mengambil konsep konfigurasi tumbuh ceri pada percabangan dalam menerapkan keterhubungan dan kesinambungan; aspek bentuk dan fasad yang meniru morfologi fungsi lapisan ceri kopi sebagai selubung yang melindungi; serta pada konsep ruang dalam yang meniru sistem penataan lapisan ceri kopi yang dari anatomi kopi. Keempat aspek ini diaplikasikan secara menyeluruh pada fasilitas museum kopi, <em>hall, </em>kafe & <em>workshop, </em>serta masjid sebagai fasilitas penunjang.</p>Zerita Zahrotul MakkahWasiska Iyati
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-07-282023-07-2811211Adaptation of Scandinavian Architecture at Cafe in Batu City
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2214
<p>ABSTRAK</p> <p> </p> <p>Arsitektur skandinavian merupakan gaya arsitektur yang berasal dari Kawasan Norwegia, Swedia, Finlandia, Islandia, dan Denmark. Arsitektur Skandinavia memiliki karakteristik yang minimalis, fungsional, dan berfokus pada penggunaan material alami seperti kayu dan batu. Gaya arsitektur Skandinavia ini dirancang untuk menghadapi iklim yang berbeda, yaitu iklim yang cenderung dingin, dengan suhu yang rendah dan jumlah sinar matahari yang terbatas. Kontras antara gaya arsitektur Skandinavia yang didasarkan pada iklim yang dingin dan iklim tropis di Indonesia yang panas dan lembap menimbulkan dampak terhadap kenyamanan termal bagi penghuninya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk adaptasi arsitektur skandinavian di iklim tropis serta mengetahui kinerja termal arsitektur Skandinavian di iklim tropis melalui metode analisis komparatif antara teori dengan kondisi objek studi, analisis evaluatif dari hasil pengukuran lapangan dengan SNI dan analisis korelasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa café dengan gaya arsitektur Skandinavian yang diterapkan di iklim tropis dapat beradaptasi dengan cukup baik. Elemen desain arsitektur skandinavian yang sesuai dengan iklim tropis meliputi: orientasi bangunan, denah, dinding, lantai, shading device, dan pengaruh luar. Sedangkan elemen yang kurang sesuai meliputi: atap karena menggunakan atap datar dengan material yang memiliki konduktivitas tinggi dan bukaan (pintu dan jendela) serta ventilasi yang belum memenuhi secara teori, SNI maupun hasil pengukuran.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Arsitektur Skandinavian, Arsitektur Tropis, Kinerja Termal</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT </em></p> <p> </p> <p> <em>Scandinavian architecture is an architectural style originating from Norway, Sweden, Finland, Iceland, and Denmark. Scandinavian architecture has characteristics that are minimalist, functional, and focus on the use of natural materials such as wood and stone. This Scandinavian architectural style is designed to deal with different climates, namely climates that tend to be cold, with low temperatures and limited amounts of sunlight. The contrast between the Scandinavian architectural style based on the cold climate and the tropical climate in Indonesia which is hot and humid has an impact on thermal comfort for its inhabitants. This study aims to determine the form of adaptation of Scandinavian architecture in tropical climates and determine the thermal performance of Scandinavian architecture in tropical climates through comparative analysis methods between theory and the conditions of the object of study, evaluative analysis of field measurement results with SNI and correlation analysis.</em> <em>The results of this study show that cafes with Scandinavian architectural style applied in tropical climates can adapt quite well. Elements of Scandinavian architectural design that are suitable for tropical climates include: building orientation, floor plans, walls, floors, shading devices, and outside influences. While elements that are not suitable include: the roof because it uses a flat roof with materials that have high conductivity and openings (doors and windows) and ventilation that have not met in theory, SNI and measurement results.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: </em><em>Scandinavian Architecture, Tropic Architecture, Thermal Performance</em></p>Amalia Devy AgustinJono Wardoyo
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-292023-08-2911211SKYWALK CIHAMPELAS BANDUNG: RANCANGAN ULANG KAWASAN SEBAGAI UPAYA REVITALISASI DENGAN PENDEKATAN WALKABILITY
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2244
<p><em>Skywalk </em> Cihampelas Bandung yang berfungsi sebagai relokasi PKL mulai ditinggalkan PKL akibat sepi pengunjung. Hal tersebut ditambah degradasi lingkungan fisik pada <em>Skywalk </em>yang menjadi salah satu penyebab pengunjung enggan mendatangi <em>Skywalk</em>. Sebagai salah satu ruang publik, <em>Skywalk </em> Cihampelas seharusnya berorientasi pada kenyamanan pelaku aktivitas yaitu pedestrian. <em>Walkability</em> merupakan salah satu pendekatan yang bertujuan menjadikan sebuah kawasan yang ramah dengan pejalan kaki. Indikator <em>walkability</em> seperti aksesibilitas, estetika, peneduh telah menjadi isu yang terdapat pada <em>Skywalk </em> Cihampelas. Dari turunnya produktivitas kawasan dan degradasi kualitas fisik fasilitas maka perlu adanya revitalisasi pada <em>Skywalk </em> Cihampelas sehingga nantinya menghasilkan desain kawasan pada <em>Skywalk </em> Cihampelas sebagai ruang publik serta wadah bagi PKL yang juga mempertimbangkan kriteria <em>walkability.</em></p> <p>Dalam upaya merevitalisasi kawasan <em>Skywalk </em> Cihampelas yang mempertimbangkan kriteria <em>walkability</em>, digunakan metode <em>synoptic design</em> yang diawali tahap pengumpulan data lalu menganalisis data yang terdiri dari aspek tata guna lahan, bentuk dan massa bangunan, ruang terbuka, tempat parkir, sirkulasi, penanda, dan aktivitas pendukung. Lalu aspek desain dikaitkan dengan pendekatan <em>walkability</em> dari kriteria <em>Institute for Transportation and Development Policy </em>yaitu <em>passable, accessible, safe, convenient, comfortable, dan enjoyable.</em> Hasil analisis tersebut menghasilkan sintesis konsep desain yang telah mempertimbangkan kriteria <em>walkability</em> yang ditentukan. Sintesis konsep desain lalu diterjemahkan dalam proses perancangannya hingga menghasilkan wujud desain <em>Skywalk </em> Cihampelas Bandung yang dapat memenuhi kriteria <em>walkability</em>.</p>Raisya Maharani Tumei Abram
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211PENERAPAN POLA INTERIOR BIOPHILIC DESIGN PADA TEMPAT REFLEXOLOGY DAN SPA DI KOTA MALANG
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2131
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola apa saja yang sudah diterapkan dalam interior bangunan tempat <em>SPA </em>dan <em>Reflexology </em>di kota Malang. Penerapan pola <em>Biophilic Design</em> pada tempat <em>SPA </em>dan <em>Reflexology</em> mampu memberi efek relaksasi dan menciptakan efek restoratif bagi fisik dan psikologis pengunjung yang mana sejalan dengan tujuan dari tempat <em>SPA </em>dan <em>Reflexology</em>. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan melakukan analisis terhadap penerapan 14 pola <em>design Biophilic </em>pada area <em>lobby</em>/ruang tunggu, ruang pemijatan, area koridor, dan toilet. Penerapan pola diklasifikasikan kedalam 3 tingkatan yaitu teridentifikasi mayor, teridentifikasi minor, dan tidak teridentifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 11 dari 14 pola yang teridentifikasi penerapannya pada tempat <em>Reflexology </em>dan <em>SPA</em>. Secara keseluruhan, dari 14 pola <em>Biophilic Design</em>, pola yang teridentifikasi secara mayor yaitu terdapat 2 pola, 8 pola secara minor, dan 4 pola tidak teridentifikasi sehingga pengimplementasian konsep <em>Biophilic Design</em> pada tempat <em>Reflexology</em> dan <em>SPA</em> di kota Malang dinilai penerapannya sebagai teridentifikasi minor.</p> <p>Kata kunci: <em>Biophilic Design</em>. <em>Reflexology </em>dan <em>SPA</em>, Interior, Restoratif</p>Dinda Maisyarah Alvira
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Privat Terhadap Kenyamanan Suhu pada Rumah Subsidi di Kota Probolinggo
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2158
<p>Saat ini pemenuhan terhadap kebutuhan rumah semakin sulit terpenuhi oleh Masyarakat Berpenghasilan <br>Rendah. Perumahan bersubsidi menjadi solusi untuk memiliki hunian layak karena mendapat bantuan <br>oleh pemerintah dan tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. Namun, perumahan bersubsidi tidak <br>luput dari beberapa permasalahan yaitu karena bangunan rumah dinilai terlalu sempit yang akan <br>berpengaruh pada keadaan lingkungan termal khususnya di Kota Probolinggo. Banyak rumah subsidi di <br>Kota Probolinggo menghilangkan area RTH privat karena ada sisa lahan untuk dijadikan ruangan. <br>Tetapi, menurut Permen PU Nomor 05/PRT/M/2008 RTH privat terdiri minimal 10% dari luas area <br>rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas RTH privat terhadap kenyamanan suhu <br>pada rumah subsidi sebagai kenyamanan beraktivitas penghuninya. Objek penelitian dipilih berdasarkan <br>perbedaan luas RTH privatnya. Metode yang digunakan yaitu deskriptif evaluatif dengan pengukuran <br>lapangan berupa kondisi suhu udara serta metode eksperimental menggunakan software Autodesk <br>Ecotect Analysis 2011. Hasil penelitian menunjukkan luas RTH privat berpengaruh pada kondisi <br>kenyamanan suhu udara pada rumah. Selanjutnya dilakukan simulasi pada rumah dengan kondisi suhu <br>udara yang masih kurang nyaman. Hasil simulasi menunjukkan dengan penambahan luas RTH privat <br>berpengaruh pada penurunan suhu rumah subsidi sehingga suhu berada pada batas hangat nyaman <br>menurut SNI mengenai Batas Kenyamanan Termal di Indonesia. <br>Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau Privat, Kenyamanan Suhu, Rumah Subsidi.</p> <p>House ownership is an obstacle for low-income society. Subsidized housing has been the <br>solution since it is government’s assistance and is not subject to Value Added Tax. Yet, <br>subsidized housings have its own challenges considering its narrow size that affects the <br>thermal environment, including in Probolinggo City. Many of the city’s subsidized housings <br>have eliminated the private green open space. Meanwhile, the regulation of Ministry of <br>Public Works and Housing Number 05/PRT/M/2008 states that the green open space must <br>cover minimum 10% of the house area. This research seeks to understand the impact of <br>private open green space on comfort temperature. The objects of this research were <br>determined by the size of the private green open space. The method used is descriptive <br>evaluative with field measurement of the air temperature conditions and experimental <br>method using the Autodesk Ecotect Analysis 2011 software. The result indicates that the <br>private green open space size affects each house’s comfort air temperature. A simulation was <br>carried out on the house with uncomfortable air temperature condition. The result shows <br>that the private open green space expansion will decrease the house’s temperature to <br>comfortable warm limit according to SNI 03-6572-2001 concerning Limits of Thermal <br>Comfort in Indonesia.<br>Key words: private open green space, comfort temperature, subsidized housings</p>Khariezma MaulidhaIwan Wibisono
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung Kreativitas Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2174
<p>Kebakaran merupakan suatu peristiwa yang tak terhindarkan dan memberikan berbagai macam kerugian. Kejadian kebakaran di lingkungan universitas masih sering terjadi, namun kesiagaan dari pemadam kebakaran dan fasilitas untuk memadamkan kebakaran masih kurang memadai. Universitas Brawijaya memiliki banyak bangunan tinggi di dalamnya, salah satunya yaitu Gedung Kreativitas Mahasiswa. Lokasi Gedung Kreativitas Mahasiswa dikelilingi oleh gedung-gedung tinggi sehingga cukup sulit dicapai mobil pemadam kebakaran, selain itu sarana jalur evakuasi vertikal berupa tangga darurat pada gedung belum disediakan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan analisis secara visual dan deskriptif mengacu pada Permen PU No. 26 Tahun 2008. Hasil dari analisis menunjukkan penerapan sistem proteksi kebakaran pada Gedung Kreativitas Mahasiswa belum sepenuhnya memenuhi peraturan, seperti tidak tersedianya jalur akses pemadam kebakaran, tidak tersedia eksit terlindung, tidak tersedia APAR, adanya perabot di jalur evakuasi, terdapat pintu dengan arah ayun dan dimensi yang kurang sesuai, dan tidak tersedianya <em>signage </em>pada lantai 1. Hasil analisis tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan rekomendasi desain agar sistem proteksi kebakaran pada Gedung Kreativitas Mahasiswa menjadi lebih optimal.</p>Dinar Mega Aprilia
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Penerapan Elemen Interior dalam Membentuk Suasana Ruang pada Ruang Kerja Coworking Space Di Kota Surabaya
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2211
<p>ABSTRAK </p> <p> </p> <p>Pertumbuhan <em>coworking space </em>yang terus meningkat di Kota Surabaya harus diiringi dengan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna. Suasana interior merupakan salah satu karakteristik terpenting saat memilih <em>coworking space</em>. Penataan desain interior menjadi atribut yang penting untuk dikaji lebih lanjut untuk memaksimalkan suasana ruang pada <em>coworking space</em>. Penelitian ini dilakukan pada tiga <em>coworking space </em>di Kota Surabaya yaitu Satu Atap <em>Coworking Place and Food Station</em>, VISMA <em>Coffee, Art & Coworking Space</em>, dan SUB Co Tierra. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap lima unit amatan pada ketiga objek <em>coworking space</em>, didapatkan hasil bahwa. Suasana ruang yang mencerminkan <em>coworking space </em>sebagai ruang yang inspiratif dapat ditemukan pada Satu Atap dan Visma. SUB Co mengusung konsep minimalis dan memiliki suasana ruang yang lebih tenang dan lega namun kurang mencerminkan nilai kreativitas pada <em>coworking space</em>. </p> <p> </p> <p>Kata kunci: elemen interior, suasana ruang, <em>coworking space </em></p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p> </p> <p><em>The growth of coworking space that continues to increase in the city of Surabaya must be accompanied by facilities that suit the needs and preferences of users. </em><em>Spatial atmosphere </em><em>is one of the most important characteristics when choosing a coworking space. Interior design arrangement is an important attribute to be studied further to maximize the </em><em>spatial atmosphere </em><em>in a coworking space. This research was conducted in three coworking spaces in the city of Surabaya, namely </em><em>Satu Atap </em><em>Coworking Place and Food Station, VISMA Coffee, Art & Coworking Space, and SUB Co Tierra. The research method uses descriptive qualitative with data collection techniques using observation and documentation. Based on the results of the analysis that has been carried out on the five observation units on the three coworking space objects, the results show </em><em>spatial atmosphere </em><em>that reflects coworking space as an inspiring space can be found in </em><em>Satu Atap </em><em>and Visma. SUB Co carries a minimalist concept and has a calmer and more spacious atmosphere but does not reflect the value of creativity in coworking spaces.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: </em><em>interior element, </em><em>spatial </em><em>atmosphere, coworking space</em></p>Indhira Shafa Rahmi MardaniRinawati P. Handajani
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Karakteristik Elemen dan Komposisi Fasad Bangunan Komersial di Koridor Jalan Kyai Tamin Kota Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2241
<p>Jalan Kyai Tamin sebagai salah satu pusat komersial di Kota Malang, memiliki aspek historis sebagai kawasan Pecinan sejak zaman kolonial Belanda. Namun, adanya perkembangan globalisasi ekonomi menyebakan perubahan fasad bangunan mengikuti gaya arsitektur modern. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau karakteristik elemen dan komposisi fasad bangunan komersial di<br>koridor Jalan Kyai Tamin. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dengan mengidentifikasi fungsi, guna lahan dan massa bangunan. Selanjutnya dilakukan analisis pada elemen dan komposisi fasadnya dan dilakukan kategorisasi untuk melihat dominasi dan karakteristik yang muncul pada koridor jalan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya karakteristik elemen fasad atap datar beton, pintu lipat material metal, jendela fixed light, railing metal, dan komposisi fasad simetris, adanya pengulangan irama pada jendela, dan bentuk fasad yang proporsional dengan skala normal.</p>Amirah Nadiah Rabbaniyah
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-302023-08-3011211Pengaruh Tata Massa Permukiman Tepi Sungai Terhadap Lingkungan Termal Kawasan (Studi Kasus : Kampung Warna-Warni Jodipan)
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2125
<p>Perkembangan menjadi kampung wisata mengakibatkan terbentuknya aktivitas baru berwisata pada ruang publik koridor jalan kampung Warna-Warni Jodipan yang membutuhkan kondisi nyaman sehingga perlu ada analisis kesesuaian dengan lingkungan fisik kampung yang memiliki kepadatan cukup tinggi. Perancangan lingkungan permukiman yang baik dengan aspek pembentuk lingkungan permukiman seperti tata massa bangunan dan konfigurasinya termasuk dimensi dan jarak antar bangunan akan mempengaruhi iklim mikronya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan bagaimana pengaruh tata massa permukiman tepi sungai terhadap lingkungan termal kawasan khususnya pada ruang publik koridor jalan Kampung Warna-Warni Jodipan melalui teknik visual dan pengukuran lingkungan termal. Teknik visual digunakan untuk mengetahui kriteria elemen pembentuk tata massa permukiman tepi sungai berupa solid dan void, sedangkan pengukuran lingkungan termal bertujuan untuk menilai suhu dan kelembaban udara pada koridor jalan kampung Warna-Warni Jodipan. Hasil penelitian menunjukkan tata massa permukiman melalui elemen solid dan void mempengaruhi kondisi lingkungan termal Kampung Warna-Warni Jodipan. Pola massa akan mempengaruhi kerapatan dan jarak antar bangunan, lebar koridor, serta pelingkup koridor. Posisi dan elevasi koridor jalan terhadap sungai juga mempengaruhi lingkungan termal, semakin dekat koridor dengan sungai, kelembaban akan semakin tinggi dengan suhu yang rendah.</p>alya nafisa fidelista
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-292023-08-2911211STRATEGI TATA CAHAYA INTERIOR UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA VISUAL MUSEUM KEBANGKITAN NASIONAL DI JAKARTA
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2154
<p>ABSTRAK<br>Museum memiliki peran yang cukup penting dalam pertumbuhan unsur sosial, komersial dan budaya, karena museum memiliki koleksi yang misalnya dapat melihat proses tumbuhnya unsur-unsur tersebut menjadi seperti sekarang ini. Pencahayaan buatan dalam ruangan pamer adalah satu hal yang cukup utama bagi keberhasilan sebuah museum untuk mengoptimalkan visual, memberikan efek dramatis dan fokus terhadap obyek yang dipamerkan. Berdasarkan SNI 6197-2011 mengenai Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan tahun 2011 disebutkan bahwa tingkat pencahayaan ruang pameran dengan kenyamanan visual adalah 300-500 Lux. Hal yang membuat pameran pada Museum Kebangkitan Nasional ini kurang menarik adalah tata cahaya dalam ruang pamer yang ada pada Museum Kebangkitan Nasional masih kurang maksimal dalam penggunaannya. Sistem pencahayaan yang digunakan dalam ruang pameran tetap Museum Kebangkitan Nasional lebih berfokus terhadap pencahayaan general dan sirkulasi dalam ruang pameran, sehingga koleksi yang dipamerkan belum mendapatkan fokus dan kurang menarik bagi para pengunjung. Penelitian eksperimental pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan rekomendasi desain dalam meningkatkan performa visual Museum Kebangkitan Nasional Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lampu yang digunakan pada ruang pameran tetap Museum Kebangkitan Nasional Jakarta perlu untuk diganti.<br>Kata kunci: pencahayaan buatan, ruang pamer, museum</p>Puteri Aulia NovianggiWasiska Iyati
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Implementasi Arsitektur Biomorfik pada Perancangan Botanical Garden Center di Kawasan Kota Batu
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2169
<p>Kota Batu merupakan daerah yang didominasi dengan kawasan dataran tinggi sehingga memiliki tanah yang subur dan panorama yang indah. Sektor pariwisata dan pertanian menjadi sektor utama di Kota Batu. Kota Batu memiliki keindahan alam yang menarik dan cocok untuk budidaya berbagai jenis tanaman hias. Potensi ini tercermin dari kekayaan produk pertanian dan banyaknya tempat wisata di daerah tersebut. Namun, pembangunan florikultura di Kota Batu masih menghadapi beberapa tantangan terkait teknologi, sumber daya alam, dan sarana produksi. Perancangan ini juga bertujuan sebagai wadah fasilitas wisata, edukasi, dan penelitian. Konsep dasar yang diterapkan dalam perancangan mencakup rekreatif, konservasi, dan edukatif. Metode perancangan melibatkan pengumpulan data melalui studi literatur, observasi, dan pengolahan data menggunakan analisis, sintesis, dan hasil desain skematik. Perancangan <em>Botanical Garden </em>di Kota Batu menerapkan tema pendekatan Arsitektur Biomorfik yang dijelaskan ke dalam tiga prinsip. Prinsip pertama adalah prinsip bentuk, di mana bentuk massa terinspirasi oleh bentuk alami. Prinsip kedua adalah prinsip struktur dan material, melibatkan penggunaan struktur dan material yang terinspirasi oleh prinsip-prinsip kekuatan dan efisiensi yang ada dalam alam. Prinsip ketiga adalah prinsip keberlanjutan, dengan memaksimalkan pemanfaatan energi alami dalam bangunan.</p>Ayavie Dania AnjaniJono Wardoyo
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Perancangan Asrama Mahasiswa Universitas Darussalam Kampus Putri dengan Penerapan Desain Bioklimatik
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2205
<p>Universitas Darussalam Gontor terdorong untuk mengembangkan kampusnya seiring dengan bertambahnya mahasiswa setiap tahunnya. Asrama Mahasiswa adalah bagian dari masterplan bangunan. Universitas Darussalam Gontor membutuhkan asrama karena merupakan universitas yang berbasis asrama. Setiap mahasiswa harus tinggal di asrama selama kuliah. Ada banyak kasus di mana pembangunan asrama mahasiswa hanya berfokus pada kapasitas dan biaya, tanpa mempertimbangkan kenyamanan dan kesehatan penghuni. Dengan menerapkan prinsip bioklimatik dalam desain asrama mahasiswa, masalah ini dapat diselesaikan. Dengan menerapkan prinsip ini, bangunan asrama dapat mengoptimalkan potensi lahan dan mengatasi masalah kenyamanan pengguna dengan mengurangi penggunaan pengondisian buatan, yang menghemat energi. Metode empirisme digunakan dalam desain asrama mahasiswa ini. Metode ini menggunakan dasar pengalaman, hasil percobaan, dan hasil penelitian sebelumnya. Data kemudian diubah menjadi konsep desain. Hasil desain asrama adalah Fakultas Kedokteran dan Fakultas Umum, masing-masing menggunakan parameter bioklimatik yang disesuaikan dengan potensi lokasi yang akan dibangun. Ini memungkinkan untuk mengatasi masalah kenyamanan dan kesehatan dengan mengoptimalkan potensi lokasi.</p>Ilham Satriyo Pinandito
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Perancangan Resort di Desa Dayakan dengan Pendekatan Appropriate Site Development
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2238
<p>Kondisi pasca pandemi Covid-19 membuat pemerintah pusat hingga pemerintah daerah berusaha untuk memulihkan kembali sektor pariwisata melalui pengembangan kawasan objek wisata. Kebutuhan pariwisata juga harus difasilitasi dengan baik, salah satunya adalah menyediakan fasilitas akomodasi penginapan. Fasilitas akomodasi penginapan dapat berupa vila, <em>homestay</em>, hotel, dan <em>resort</em>. <em>Reso</em><em>rt</em> secara umum adalah bangunan hotel yang dibangun di tempat yang memiliki potensi karena keindahan alamnya seperti gunung, pantai, pedesaan, dan sebagainya. Potensi keindahan alam tersebut dimiliki oleh salah satu desa di Kabupaten Ponorogo yakni Desa Dayakan. Namun, penting untuk diketahui bahwa Desa Dayakan merupakan daerah rawan bencana longsor sehingga dapat mengakibatkan risiko potensial bagi pengunjung maupun lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, upaya perancangan harus didukung oleh konsep desain yang <em>sustainable</em> atau berkelanjutan. Pendekatan bangunan hijau adalah pendekatan bangunan yang meminimalkan efek berbahaya pada manusia dan lingkungan. Pendekatan bangunan hijau yang dibutuhkan adalah pendekatan yang berkaitan dengan konsep kesesuaian kondisi lahan dan lingkungan. Salah satu pendekatan bangunan hijau yang berkaitan dengan konsep tersebut adalah <em>Appropriate Site Development </em>(ASD). <em>Appropriate Site Development </em>membahas tentang kebijakan perancangan terhadap lahan yang meliputi <em>sustainable planning, design, </em>dan <em>environment</em>. Dengan menggabungkan upaya pemulihan pariwisata melalui penyediaan akomodasi <em>resort</em>, dan integrasi praktik desain berkelanjutan melalui prinsip <em>Appropriate Site Development</em>, perancangan <em>resort </em>yang dihasilkan akan dapat beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya tanpa merubah kondisi eksisting aslinya.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Pariwisata, Perancangan Resor, Desain Berkelanjutan, Lingkungan.</p>Achmad Fauzi Sutiantoro
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-292023-08-29112Bintaro Design District Center Di Tangerang Selatan Dengan Konsep Fleksibilitas Ruang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2263
<p>Pada akhir 2018 para pelaku desain di kawasan bintaro, tangerang selatan mencoba <br>sesuatu yang baru dimana membuat sebuah acara bernama <em>Bintaro Design District</em>. <br>Perlunya sebuah tempat yang akan menjadi sebuah pusat dan dapat mewadahi <br>kegiatan yang ada pada event <em>Bintaro Design District</em> itu sendiri untuk kedepannya, <br>yang disebut sebagai <em>Bintaro Design District Center</em> / BDD <em>Center</em>. Fenomena <br>maraknya perancangan pusat desain (<em>Design Center</em>) dipicu oleh anggapan bahwa <br>pusat desain dapat mewadahi berbagai macam aktivitas dan kegiatan dalam satu <br>bangunan, sehingga menimbulkan tuntutan ruang tersendiri untuk <br>menyelenggarakan berbagai aktivitas dan kegiatan. Penerapan konsep fleksibilitas <br>ruang menjadi jawaban karena dapat memfasilitasi kebutuhan akan aktivitas dan <br>kegiatan yang beragam sehingga pengembangan fleksibilitas ruang dapat <br>meningkatkan fungsionalitas dari bangunan itu sendiri. Untuk perancangan Bintaro <br>Design District Center ini menggunakan metode pragmatisme agar mendapatkan hasil <br>yang terbaik dengan <em>predictive modelling</em>. Hasil desain berupa ruangan yang memiliki <br>berbagai alternatif terkait fleksibilitas ruang. Penerpan fleksibilitas ruang sendiri <br>diterapkan pada ruang serbaguna dan ruang pertemuan, yaitu Ruang Kerja Studio, <br>Ruang Kuliah Umum, Ruang Pameran, dan Ruang Teater. Penerapan pada <br>ekspansibilitas melalui penggunaan <em>moveable partition</em> dan <em>loose furniture</em>, <br>sementara konvertabilitas melalui penggunaan <em>loose furniture</em> dan <em>multifunction </em><br><em>furniture</em>, sementara versatilitas melalui penggunaan <em>loose furnitre</em> dan <em>moveable </em><br><em>ceiling</em>.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: <em>Bintaro Design District Center</em>, Fleksibilitas Ruang, Pragmatisme</p>Adam Pangestu KusmanaWasiska Iyati
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-292023-08-29112Penggunaan Space Syntax pada Kajian Efisiensi Alur Pasien di RSIA Melati Husada Kota Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2151
<p>Efisiensi merupakan salah satu kriteria yang krusial dalam perancangan bangunan rumah sakit, terutama dalam memastikan alur pasien dapat berjalan secara efisien. Dari hasil observasi awal dan wawancara di RSIA Melati Husada, diketahui jumlah pergerakan oleh pasien lebih banyak terjadi di area instalasi rawat jalan berbanding area instalasi lainnya, sehingga hal ini menjadi urgensi untuk meneliti efisiensi sirkulasi pada bangunan ini. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan melakukan observasi langsung dan metode kuantitatif deskriptif dengan pendekatan analisis <em>space syntax</em>. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat keterkaitan antara sirkulasi di bangunan RSIA Melati Husada dengan efisiensi alur pasien di area rawat jalan bangunan tersebut ditampilkan dengan diagram kompleksitas alur pasien, namun setelah diuji pada tingkat efisiensi berdasarkan skala jarak dan waktu, hubungan antara kedua variabel ini tidak secara absolut atau mutlak. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya faktor lingkungan seperti penataan perabot maupun adanya elemen tangga dan <em>signage </em>dalam bangunan yang turut berkontribusi dalam penentuan jalur yang dilalui pasien yang pada akhirnya mempengaruhi efisiensinya.</p> <p>Kata kunci: sirkulasi, efisiensi alur pasien, <em>space syntax</em>, rumah sakit ibu dan anak</p>Nadinda Rachmy Alfajry
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Pengaruh Elemen Penyusun Taman terhadap Lingkungan Termal Ruang Dalam Bangun Café di Kota Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2166
<p>ABSTRAK</p> <p> </p> <p>Peningkatan suhu udara yang terus terjadi menjadi suatu permasalahan di Kota Malang, sehingga adanya taman pada bangunan dapat menjadi solusi karena taman mampu mengatur iklim mikro, menyerap cemaran udara, dan memperbaiki kualitas udara. Hal ini menyebabkan para pemilik café berlomba-lomba untuk mengaplikasikan taman pada bangunan café agar bangunan memiliki kenyamanan termal yang baik sehingga pengguna tetap merasa nyaman dalam jangka waktu yang lama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif evaluatif untuk menguji adanya pengaruh dari elemen penyusun taman terhadap lingkungan termal ruang dalam bangunan café dengan dilakukannya pengukuran lapangan berupa suhu udara dan kelembapan udara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa luas tiap elemen penyusun taman dan pemilihan material penyusun pada taman mampu mempengaruhi kondisi termal pada ruang dalam bangunan café.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: lingkungan termal ruang dalam, elemen penyusun taman</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p> </p> <p><em>The constant increase in air temperature is becoming a problem in Malang City, so the presence of gardens in buildings can be a solution because gardens were able to regulate the microclimate, absorb air pollution, and improve air quality. This has caused café owners to compete in applying the garden to the café building so that the building has good thermal comfort so that users continue to feel comfortable in the long term. The research used descriptive and evaluative method to determine the effect of the elements of the garden on the indoor thermal comfort by measuring air temperature and humidity. The results of this research showed that the area of each element of the garden and the selection of materials on the garden were able to affect the indoor thermal comfort of the café building. </em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: </em><em>indoor thermal environment, elements of the garden</em></p>Kiara Angela PranotoIwan Wibisono
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Accessibility Difficulties Faced by Persons with Phusical Disabilities in Lecture Buildings
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2199
<p>Aksesibilitas pada bangunan publik merupakan aspek yang harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhannya tidak terkecuali aksesibilitas untuk penyandang disabilitas. Bangunan publik yang dimaksud salah satunya adalah bangunan pendidikan. Berbeda dengan jenjang pendidikan lain, karakter pembelajaran pada pendidikan tinggi mengharuskan pengguna untuk menyesuaikan ruang perkuliahan dengan berpindah sesuai kebutuhan. Universitas brawijaya yang telah menerapkan konsep inklusi dalam penyelenggaraan kegiatan perkuliahannya mencatat terdapat 111 mahasiswa penyandang disabilitas yang aktif pada perkuliahan tahun 2022 dengan 23.1% diantaranya merupakan penyandang disabilitas tunadaksa. Penelitian ini berdimensi evaluatif bertujuan untuk mengetahui hambatan aksesibilitas yang dihadapi penyandang disabilitas tunadaksa pada saat melakukan mobilitas untuk perkuliahan. Penelitian ini akan mengunakan metode kualitatif deskriptif dengan observasi pada partisipan penyandang disabilitas tunadaksa yang menggunakan kursi roda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna kursi roda mengalami kesulitan pada elemen sirkulasi yang berhubungan dengan perpindahan elevasi dan perpindahan antar ruang.</p>Salwanda RachmawariTriandariani Mustikawati
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-012023-08-01112Perubahan Pemanfaatan Ruang Huntap-Huntara Pasca Huni Masyarakat Terdampak Letusan Semeru di Desa Sumber Mujur Kabupaten Lumajang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2231
<p>Dalam penanggulangan bencana, tempat tinggal sementara dilakukan pada pasca bencana secara bersamaan, lalu strategi pemulihan dan rekonstruksi dilaksanakan guna mengatasi bencana serta kerugian akibat bencana. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan huntap-huntara adalah sarana dan prasarana, layanan, serta akses. Saat ini di Desa Sumbermujur, huntap-huntara dipakai rumah tinggal pengungsi. Idealnya huntara dirobohkan setelah huntap dibangun. Tetapi, setiap KK terdampak letusan Semeru mendapat huntap - huntara. Penelitian ini mengungkap perubahan ruang masyarakat terhadap huntap-huntara. Fokus penelitian ini adalah bagaimana perubahan pemanfaatan ruang huntap-huntara yang merupakan relokasi warga terdampak letusan. Berdasarkan proses observasi, terdapat variabel-variabel yang memengaruhi perubahan huntap-huntara yaitu variabel lingkungan, budaya serta kebutuhan jangka panjang dalam aspek kehidupan. Perubahan dalam aspek tambahan hunian huntap-huntara ialah ruang dapur, garasi, serta pembagian zona publik dan <br>privasi keluarga dalam pemberian sekat. Perubahan pemanfaatan ruang hunian tetap dan hunian sementara didasarkan pada prinsip fleksibilitas dan adaptabilitas.</p>Fadia Arinta RahimasariEma Yunita Titisari
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211PENGARUH SELUBUNG BANGUNAN TERHADAP KUALITAS SUARA AUDITORIUM MUSIK MELALUI PENDEKATAN SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2256
<p>Musik setiap tahunnya terdapat pencipta-pencipta yang bermunculan. Memberikan kepuasan pendengaran dan penglihatan kepada penikmat musik dengan melihat langsung pencipta karya bertujuan untuk saling mengakrabkan sehingga dibutuhkan wadah yang mampu mewadahi berbagai kegiatan berupa auditorium musik yang memberikan kenyamanan secara visual maupun akustika. Sedangkan bangunan auditorium musik yang sudah berdiri belum memenuhi kriteria akustik yang baik (Siska <em>et al.,</em> 2018), penataan interior kurang maksimal (Rizaldy <em>et al.,</em> 2012), material pelingkup tidak sesuai (Wafa <em>et al.,</em> 2020), banyak auditorium diisi tidak sesuai kapasitas, serta masalah tingkat kebisingan latar belakang melebihi kriteria kebisingan yang disyaratkan (Indrani <em>et al.,</em> 2007). Untuk itu diperlukannya mengetahui kebutuhan penataan material dan <em>interior </em>bangunan serta pemenuhan kualitas akustik ruang auditorium musik dengan demikian diharapkan kualitas akustik menjadi lebih baik dan pengunjung dapat menikmati musik yang disajikan dengan lebih jelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kriteria, parameter suara pada auditorium musik berdasarkan hasil <em>systematic literature review</em> dan mengetahui penerapan kriteria tersebut pada studi kasus Ciputra Artpreneur. Metode yang digunakan adalah <em>systematic literature review,</em> berupa uraian yang didapat dari data sekunder bersumber dari literatur studi kepustakaan. Hasil dari analisis 13 kriteria tentang selubung bangunan, teater Ciputra Artpreneur memenuhi 11 kriteria dan 2 kriteria yang tidak terpenuhi.</p>Muhammad Fauzan IlhamiAndika Citraningrum
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211The Influence of UB Coffee Malang's Semi-Open Design on Visitors'Perception of Thermal Comfort
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2146
<p><em>Comfort is one </em><em>of the </em><em>aspect</em><em>s</em><em> that plays a role in supporting human activity, one of which is thermal comfort</em><em>. Therefore, </em><em>it is important to know visitor perceptions and the influence of UB Coffee's semi-open building design in providing thermal comfort. The space </em><em>is a</em><em> semi-open </em><em>café with no sufficient cooling device, so user comfort highly depends </em><em> on </em><em>the </em><em>thermal environment </em><em>condition </em><em>which has high humidity.</em> <em>This research was conducted using quantitative methods through field measurements and distributing questionnaires. The results showed that visitors felt quite comfortable with UB Coffee's thermal conditions and semi-open design. </em><em>The results also show that the wind speed has a significant effect on visitor comfort out of the other two variables, air temperature and air humidity. The semi-open design is implemented through the use different types of natural ventilation such as rosters, 2.9m wide openings for access, and </em><em>hollow aluminum trellis doors</em><em>. </em><em>However, overall</em><em> openings allow the wind flow to create natural cross-ventilation so the </em><em>air circulation is maintained</em><em>. </em><em>Good air circulation increase</em><em>s</em><em> evaporation so that the high humidity from the environment around UB Coffee can be reduced</em><em> and creates comfort for the users.</em></p>Vinka Cristhiani
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-07-312023-07-31112Penilaian Kualitas Visual Interior Museum Seni Kontemporer di Jakarta Berdasarkan Preferensi Masyarakat
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2163
<p>Seni kontemporer yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir sebagai cabang seni yang mengikuti perkembangan zaman mampu menarik minat masyarakat umum, sehingga museum seni kontemporer menjadi sorotan dalam perancangan interior ruang pamer suatu museum. Kualitas visual pada interior ruang pamer museum memberikan pengaruh yang besar terhadap penyajian suatu karya seni yang dipamerkan serta kenyamanan pengunjung dalam beraktivitas di dalamnya. Penampilan interior ruang yang ekspresif dan representatif memupuk rasa ingin tahu pengunjung untuk mendapatkan pengalaman tersendiri ketika bersinggah ke museum. Galeri Nasional Indonesia, <em>Art</em>1: <em>New Museum</em>, dan Museum MACAN merupakan tiga museum seni kontemporer yang aktif beroperasi di Jakarta dan banyak mendapat perhatian publik. Ciri khas yang berbeda dari masing-masing museum memberikan variasi dalam perancangan interiornya. Penelitian ini dilakukan untuk menilai kualitas visual dari masing-masing elemen interior ruang pamer museum guna mengetahui aspek apa saja yang menjadi daya tarik menurut pandangan masyarakat. Preferensi masyarakat berperan penting dalam menilai kualitas visual ruang sebagai pengamat dari karya seni yang dipamerkan. Dalam pelaksanaannya menggunakan metode kuantitatif dan preferensi masyarakat melalui data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada pengunjung museum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen pencahayaan memperoleh penilaian kualitas visual tertinggi dengan memberikan kenyamanan penglihatan serta menghidupkan suasana ruang pada interior museum.</p>Nabila Nibras Ilham
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Revitalisasi GOR Ganesha Sebagai Pusat Jajanan Kawasan Alun-Alun Kota Batu Dengan Pendekatan Sustainable Design
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2188
<p>Salah satu objek pariwisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan adalah Alun-Alun Kota <br>Batu. Banyaknya wisatawan yang berkunjung memberikan dampak positif, yaitu<br>terciptanya lahan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar area tersebut dalam sektor <br>perdagangan. Seiring dengan tingginya antusiasme masyarakat sekitar dalam berdagang, <br>maka terciptalah Pasar Laron yang berisikan pedagang kaki lima sejak tahun 2016. <br>Banyaknya pedagang kaki lima yang berkumpul dan berjualan di Pasar Laron jumlahnya <br>dari tahun ke tahun semakin meningkat membutuhkan lokasi berdagang yang lebih layak <br>dan nyaman. Bangunan yang sekiranya dapat dipergunakan sebagai wadah yang <br>dibutuhkan tersebut ialah Gelanggang Olahraga Ganesha. GOR Ganesha nantinya akan <br>direnovasi dengan mengangkat konsep revitalisasi dan sustainable building. Metode desain <br>yang digunakan adalah metode desain rasionalisme dengan paradigma studi preseden. <br>Metode desain ini digunakan sebagai alat interpretasi desain yang diaplikasikan pada <br>desain bangunan. Konsep sustainable building dan revitalisasi diaplikasikan pada setiap <br>aspek dari bangunan mulai dari penataan bangunan pada tapak hingga materialnya. Hasil <br>yang didapatkan dari proses perancangan ini adalah sebuah desain solutif dengan desain <br>bangunan yang terdiri dari 5 lantai karena banyaknya PKL yang jumlahnya mencapai 460 <br>perlu ditata kembali pada gedung.</p>Kris Giovani Kartika Hapsari
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Transformasi Unsur Arsitektur Lokal Songkok Recca Pada Perancangan Masjid Di Kota Makassar
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2223
<p>Provinsi Sulawesi selatan merupakan pintu masuk peradababan islam di Kawasan Indonesia Timur khususnya Kota Makassar. Sebagai kota dengan mayoritas pemeluk agama islam terbanyak di Sulawesi, Kota Makassar telah mendirikan 1300 masjid berdasarkan data Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar. Sebagai pintu masuk peradapan islam di Kawasan Indonesi Timur, Kota Makassar memerlukan perancangan masjid yang ikonik sebagai identitas utama umat muslim yang dipengaruhi oleh kearifan lokal. Tujuan terciptanya perancangan Masjid di Kota Makasar ini untuk menghadirkan identitas tempat yang dapat mengakomodasi kebutuhan ibadah, pendidikan, sosial, dan ekonomi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal. Songkok Recca merupakan kearifan lokal di Kota Makassar yang mejadi bentuk akulturasi budaya dalam penyebaran agama islam di Kawasan Indonesia Timur. Strategi desain dalam perancangan ini adalah mentransformasikan metafora Songkok Recca kedalam bentuk bangunan masjid menggunakan metode desain pragmatisme hingga menghasilkan visual bangunan yang ikonik. Konsep desain masjid adalah dengan menghasilkan ikon masuknya peradapan islam di Kota Makassar diwujudkan dengan bentuk massa bangunan yang eksploratif. dapat mengangkat potensi kearifan lokal kota makassar, khususnya songkok recca dapat di kenal lebih luas oleh masyarakat.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Arsitektur Metafora, Songkok Recca, Masjid, Makassar</p>Putri Sukma Fijar Alam
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Transformasi Ruang dan Fungsi pada Bangunan Hotel The Hermitage di Kota Jakarta
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2252
<p>ABSTRAK</p> <p>Kota Jakarta merupakan salah satu destinasi wisata di negara Indonesia dikarenakan sejarah nya</p> <p>yang pernah menjadi wilayah kolonial Belanda sehingga menyebabkan banyaknya jumlah hotel</p> <p>untuk mengakomodasi wisatawan yayng datang. Hotel yang terdapat di Jakarta merupakan hasil</p> <p>pembangunan dari nol, Adapun yang merupakan hasil dari adaptive reuse bangunan lama. Salah</p> <p>satunya merupakan hotel The Hermitage yang merupakan bangunan yang sudah berdiri sejak</p> <p>zaman kolonial Belanda. Analisis terkait adaptive reuse bangunan ini diambil berdasarkan</p> <p>transformasi fungsi dan ruang yang dialami oleh bangunan, dengan menggunakan metode</p> <p>komparasi antara bangunan baru dan bangunan lama. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan</p> <p>bahwa terdapat sejumlah transformasi yang terjadi pada bangunan hotel The Hermitage ini</p> <p>sehingga dapat digunakan sesuai dengan fungsi baru nya tersebut.</p> <p>Kata kunci: hotel, transformasi, komparasi</p> <p>ABSTRACT</p> <p>The city of Jakarta is one of the tourist destinations in Indonesia because of its history that was</p> <p>once a Dutch colonial territory and causes a large number of hotels to accommodate the visiting</p> <p>tourists. The hotels in Jakarta are the result of development from scratch, and some are the</p> <p>result of the adaptive reuse of old buildings. One of them is The Hermitage hotel which is a</p> <p>building that has been around since the Dutch colonial era. This analysis related to adaptive</p> <p>reuse of this building is taken based on the transformation of function and space experienced</p> <p>by the building, using the comparison method between new building and old building. The</p> <p>results of this study can be concluded that there are a number of transformations that have</p> <p>occurred in The Hermitage hotel building so that it can be used according to its new function.</p> <p>Keywords: hotel, transformation, comparation</p>ibrahim insan rabbani
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211The Quality of Visual Interior Elements on Psychological Comfort of Postpartum Women in the VVIP Room of RSIA Melati Husada Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2138
<p><em>The interior of the postnatal hospital room has a significant influence on psychological comfort in postpartum women. A comfortable and positive interior atmosphere can reduce the stress and anxiety experienced by postpartum women. Interior visual elements such as colour, lighting, decoration, and interior vegetation can provide psychological comfort to patients. RSIA Melati Husada is the only RSIA in Malang with the highest title of Plenary and the majority of its patients feel comfortable with its interior conditions. However, there are differences in interior design between previous studies and the interior in this RSIA. The purpose of this study is to identify how the interior design of the hospital room can be a reference and to find out the visual elements of the interior of the hospital room that are able to influence the psychological comfort of postpartum women. The research method is descriptive qualitative with a Post-Positivism paradigm to compare previous theories with field conditions. The results of the comparison analysis between the Grand Theory and empirical data were validated by interviews with postpartum patients to determine their suitability. The results of the data triangulation discussion resulted in an interior design reference that was able to influence the psychological comfort of postpartum patients. In addition, it was found that the visual interior elements that are able to influence psychological comfort in postpartum women are elements of colour, material, decoration, lighting, view, and privacy, and based on patient preferences, the element that most influences their psychological comfort is the decoration element.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: interior visual elements, hospital room, psychological comfort, postpartum patient.</em></p>Almira Firdania Isna JohandaHerry Santosa
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-292023-08-29112Kampung Vertikal pada Kawasan Rawan Banjir dan Lahan Padat dengan Pendekatan Arsitektur Biofilik
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2182
<p>Sungai Ciliwung adalah sungai yang mengaliri banyak perkampungan padat, salah satunya adalah Condet, Jakarta Timur. Lokasinya yang rendah mengakibatkan terkena arus air kiriman dari hulu sungai. Kampung vertikal merupakan konsep hunian yang bertransformasi dari kampung horizontal menjadi tegak lurus ke atas dengan tujuan meminimalisasi penggunaan lahan. Perancangan menggunakan pendekatan Arsitektur Biofilik dengan tujuan meningkatkan kualitas hunian pada salah satu permukiman yang padat dan kumuh. Metode yang digunakan adalah pragmatisme dengan isu yang didapatkan di lapangan akan dihubungkan dengan 2 kriteria, yaitu kriteria kampung vertikal dan kriteria desain biofilik yang akan dikaitkan dengan proses analisis dan konsep desain dan memunculkan parameter desain untuk menjawab permasalahan.</p>Muthiah Hannah
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-022023-08-0211211Pengaruh Tata Letak Bangunan Terhadap Pembayangan Bangunan pada Permukiman di Kawasan Kayutangan Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2215
<p style="font-weight: 400;">Rapatnya jarak antar bangunan yang ada di Kawasan Kayutangan tersebut menyebabkan adanya pembayangan yang terbentuk dari geometri permukiman yang ada di Kawasan Kayutangan karena paparan sinar matahari. Kampoeng Heritage Kayutangan merupakan kampung wisata tematik yang fokus pada budaya dan tergolong tergolong permukiman padat karena rapatnya jarak antar bangunan dan kecilnya lebar koridor. Keunikan dari Kampoeng Heritage Kayutangan adalah adanya sejumlah bangunan Belanda kuno yang dijadikan sebagai spot foto dengan nuansa vintage. Adanya wisatawan yang mengunjungi Kampung Heritage pada Kawasan Kayutangan Kota Malang berbanding terbalik dengan kondisi koridor di Kawasan tersebut yang tergolong sempit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dampak adanya keragaman tata letak bangunan terhadap pembayangan bangunan pada Kawasan Kayutangan Malang. Metode yang digunakan adalah simulasi digital dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian menunjukkan tingkat efektivitas pembayangan di Kawasan Kayutangan Malang.</p>Diana Savitri
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-04112PERANCANGAN RUMAH SAKIT UMUM KELAS B PENDIDIKAN UNIDA MANTINGAN DENGAN PENERAPAN KONSEP GREEN HOSPITAL
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2248
<p>ABSTRAK</p> <p> </p> <p>Saat ini Universitas Darussalam Gontor berencana untuk membangun Fakultas Kedokteran di UNIDA Mantingan, Ngawi. Salah satu fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan penelitian dari fakultas kedokteran adalah rumah sakit pendidikan.</p> <p>Rumah sakit merupakan salah satu bangunan dengan kebutuhan energi yang besar untuk kegiatan operasional setiap hari. Jika tidak digunakan secara efektif, maka bangunan dapat menghasilkan emisi karbon yang tinggi. Dimana hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat pemanasan global. Maka dari itu konsep <em>green hospital</em> dapat menjadi solusi untuk perancangan rumah sakit di masa depan.</p> <p>Metode pragmatis digunakan dalam merancang rumah sakit ini, karena desain berfokus pada fungsi. Dilakukan juga observasi, dokumentasi, studi literatur, dan studi komparasi objek sejenis untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam proses perancangan. Sehingga didapatkan hasil berupa rancangan skematik Rumah Sakit Pendidikan UNIDA yang berlandaskan pada konsep <em>green hospital</em>.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Rumah Sakit Pendidikan, Rumah Sakit Ramah Lingkungan</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p> </p> <p><em>Darussalam Gontor University is currently planning to build a Faculty of Medicine at UNIDA Mantingan, Ngawi. One of the facilities needed in the learning and research activities of the medical faculty is a teaching hospital. </em></p> <p><em>The hospital is one of the buildings with large energy </em><em>consumptions</em><em> for daily operational activities. If not used effectively, the building can produce high carbon emissions. Where this is one of the factors that can accelerate global warming. Therefore, the concept of green hospital can be a solution for hospital design in the future.</em></p> <p><em>The pragmatic method is used in designing this hospital, because the design focuses on function. Observations, documentation, literature studies, and interviews were also conducted to obtain the data needed in the design process. So that the results are obtained in the form of a schematic design of the UNIDA Teaching Hospital which is based on the concept of green hospital.and results. </em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: </em><em>Teaching Hospital</em><em>, </em><em>Green Hospital</em></p>Maulana Wahyu Rizki SyahputraTito Haripradianto
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-032023-08-0311211Pengaruh Desain Pasif Terhadap Kinerja Lingkungan Termal Rumah Vernakular Bolon Di Desa Marsangap, Sumatera Utara
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2132
<p>ABSTRAK</p> <p> </p> <p>Rumah vernakular Bolon merupakan bentuk arsitektur tradisional yang telah ada sejak lama di Desa Marsangap, Sumatera Utara. Rumah vernakular bolon dianggap mampu memberikan kenyamanan termal bagi penghuninya karena didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, termasuk iklim, topografi, dan sumber daya alam yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dan penerapan desain pasif terhadap kinerja lingkungan termal rumah vernakular Bolon dengan metode analisis visual, pengukuran lapangan, dan komparasi hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pasif yang terintegrasi dengan rumah vernakular Bolon dapat memberikan kinerja lingkungan termal yang cukup baik. Elemen desain pasif yang sesuai terhadap kinerja lingkungan termal yakni: orientasi bangunan, volume atap yang lebar, peninggian lantai, material dinding dengan konduktivitas rendah dan penggunaan dinding berpori. Sedangkan elemen yang kurang sesuai yaitu: orientasi matahari pada dinding, bukaan yang masih belum memenuhi, menggunakan material penutup atap dengan konduktivitas tinggi dan warna atap gelap, serta tata lingkungan yang kurang memiliki vegetasi peneduh.</p> <p> </p> <p> </p> <p>Kata kunci: Desain pasif, Kinerja lingkungan termal, Rumah vernakular Bolon</p>Deby Saputri
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Pola Sumbu Ruang Dalam Rumah Toko di Koridor Jalan Pasar Besar Pecinan Kota Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2160
<p>Salah satu elemen dari penyusunan tatanan ruang dalam pada rumah toko adalah garis sumbu. Garis sumbu menciptakan kesimetrian ruang yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan kerhamonisan dalam penyusunan tatanan ruang dalam. Metode penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif untuk mengetahui pola sumbu ruang yang diterapkan. Pola sumbu ruang yang ditemukan adalah garis sumbu kualitatif, garis sumbu kuantitatif, dan garis sumbu bentuk. Ketiga pola sumbu tersebut memiliki keterhubungan dengan orientasi bangunan, fungsi ruang, organisasi ruang, zonasi ruang, sirkulasi ruang, dan hirarki ruang. Koridor Jalan Pasar Besar, Kawasan Pecinan merupakan salah satu kawasan bersejarah di Kota Malang. Tionghoa yang besejarah. Arsitektur sebagai artefak yang dapat dilihat keberadaan fisiknya harus dipertahankan termasuk rumah toko. Rumah toko mengikuti prinsip kesimetrian ruang, seperti yang ditunjukkan oleh pola sumbu bentuk, pola sumbu ruang kuantitatif, dan pola sumbu ruang kualitatif. Prinsip ini serupa dengan ciri-ciri axial planning dalam kaidah perencanaan dan perancangan bangunan Arsitektur Tradisional Tionghoa.</p> <p>Kata kunci: rumah toko, pola sumbu ruang dalam, pola ruang, arsitektur pecinan</p> <p> </p> <p>One element of arranging interior space in a shophouse is the axis line. The axis line creates spatial symmetry that can affect balance and harmony in the arrangement of interior space. This qualitative-descriptive research method was used to determine the pattern of spatial axes applied. The spatial axis patterns found are qualitative axis lines, quantitative axis lines, and form axis lines. All three axis patterns are related to building orientation, room function, spatial organization, spatial zoning, spatial circulation, and spatial hierarchy. The Pasar Besar Street Corridor in the Chinatown area is one of the historical areas in Malang City, which has a historical Chinese architecture. Architecture, as a visible artifact, must be preserved, including shophouses. Shophouses follow the principle of spatial symmetry, as shown by the form axis pattern, quantitative axis pattern, and qualitative axis pattern. This principle is similar to the characteristics of axial planning in the rules of planning and designing traditional Chinese architecture building</p> <p>Keywords: shop house, spatial axis pattern, spatial layout, Chinatown architecture</p> <p> </p>Syaffin Humaira Hasibah
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-012023-08-01112Penerapan Konsep Hemat Energi pada Bangunan Hijau Jakarta International Stadium
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2179
<p>Jakarta International Stadium (JIS) merupakan salah satu stadion terbesar di Indonesia yang berstandar FIFA dan memiliki kapasitas hingga 82.000 penonton. Pada saat tahap pembangunan mencapai 64%, Jakarta International Stadium diketahui telah mendapatkan sertifikasi <em>greenship </em>oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) dengan level <em>platinum </em>dan nilai mencapai 81,8%. Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang bagaimana penerapan konsep hemat energi diterapkan pada sebuah bangunan yang telah mengusung konsep <em>green building </em>dan meraih sertifikasi <em>greenship</em>, serta apakah penerapan konsep hemat energi tersebut sudah diaplikasikan secara maksimal dengan mensimulasikannya menggunakan aplikasi EDGE yang merupakan sebuah sistem penilaian kinerja bangunan yang diinovasikan dan dikembangkan oleh International Finance Corporation (IFC) dan memiliki 37 parameter efisiensi energi sebagai tolok ukurnya dengan harapan untuk dapat mengevaluasi penerapan konsep <em>green building </em>dan hemat energi tersebut secara mendalam. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif berdasarkan observasi langsung di lapangan. Hasil simulasi dan studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Jakarta International Stadium mencapai efisiensi energi sebesar 30,57%, dimana berdasarkan aplikasi EDGE presentase tersebut termasuk dalam kategori sertifikasi <em>certificated green</em>, tingkatan sertifikasi EDGE yang paling rendah. Setelah menerapkan beberapa strategi yang dapat meningkatkan efisiensi energi pada Jakarta International Stadium secara signifikan, presentase meningkat hingga 54,50% dan termasuk dalam kategori sertifikasi <em>advanced</em>.</p>Farista Raudina WidyantiAndika Citraningrum
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211PERANCANGAN PUSAT FILM DAN FOTOGRAFI DI KOTA BATU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ANALOGI
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2212
<p>Perkembangan sektor ekonomi kreatif fotografi dan film yang ditandai dengan munculnya berbagai macam event dan komuntas. Komunitas fotografi di Jawa Timur seperti KFI, Malang Jepret Jepret, Malang <em>Photo Club</em>, dan masih banyak lagi menandakan bahwa sektor film dan fotografi memiliki banyak peminat. Tingginya minat dan potensi pada sektor tersebut, menyebabkan kebutuhan akan fasilitas untuk meningkatkan perkembangan industri film dan fotografi serta wadah untuk mengapresiasi karya. Oleh karena itu, perlu didirikan Pusat Film dan Fotografi yang mewadahi kegiatan <em>tourism </em>di Kota Batu, sebagai wadah untuk komunitas fotografi dan film, serta meningkatkan perekonomian di Kota Batu melalui kegiatan komersial. Bangunan berlokasi di Kota Batu dan sangat strategis karena pariwisata di Kota Batu merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Perancangan ini menggunakan pendekatan arsitektur <em>analogy </em>pada fasad bangunan, interior, dan landscapenya. Menerapkan <em>analogy </em>berupa lensa kamera dan rol film. Tahapan proses perancangan menggunakan metode paradigma rasionalis dengan studi preseden objek sejenis dan studi preseden pendekatan. Hasil rancangan menerapkan prinsip <em>analogy </em>silmbolik. Fasilitas-fasilitas yang tersedia seperti galeri pameran, bioskop, studio foto, dan studio film yang dapat dipergunakan untuk wisatawan maupun penggiat seni.</p>Amanda NoveliaHeru Sufianto
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-302023-08-30112TATA AKUSTIK RUANG PERTEMUAN FLEKSIBEL
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2242
<p>Ruang Pertemuan merupakan wadah sosial yang menjadi tempat bertemu atau berkumpul untuk melaksankan suatu kegiatan sosil dimana kebutuhan rangnya beragam seperti konser music, pernikahan ataupun pertemuan bisnis yang artinya ruang butuh memiliki kebebasan dalam menyesuaikan kondisi serta kebutuhan acara. Ragam fungsi ruang pada ruang pertemuan ini pun umumnya diatasi dengan pembuatan ruang yang sederhana dengan fungsi ruang fleksibel, yang mana menurut KBBI, Fleksibilitas berarti lentur, luwes, dan mudah menyesuaikan diri. Akustik dalam arsitektur sering dibagi menjadi akustik ruangan, yang berhubungan dengan suara yang diinginkan, dan kontrol kebisingan, yang berhubungan dengan suara yang tidak diinginkan. Kualitas akustik ruangan ialah dapat memaksimalkan fungsi ruangan dengan baik. Ruang akustik yang baik berarti pendengar dapat mendengar dan memahami suara yang dipancarkan oleh speaker atau instrumen dengan sempurna.</p> <p>Kata kunci: Ruang Fleksibel, Ruang Pertemuan, Akustik</p>Tsania Chandra VerticaAry Deddy Putranto
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-07-312023-07-3111211Penarapan Gold for Green Building pada Gedung Perkantoran Menara Danareksa di Jakarta Pusat, Indonesia
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2126
<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Specific strategies have been developed to raise environmental awareness, also known as the "green building concept," to lessen the detrimental effects of buildings on the environment. Green construction is becoming more profitable and in demand in the global construction sector as demand for more environmentally friendly building solutions rises (USGBC, 2016). The Green Building Council Indonesia (GBCI), a member of the World GBC and the only green building organization recognized globally in Indonesia, has produced a reference standard for assessing green construction criteria known as GREENSHIP. The focus of this research is how the Gold for Green Building</p> </div> </div> </div> <div class="page" title="Page 2"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>The specification is applied to the Menara Danareksa Office Building in Central Jakarta, Indonesia. Parameters of GREENSHIP New Building ver. 1.2 developed by GBCI was used in this study. Menara Danareksa Indonesia received 53 points from the assessment for each category. Results include Land Use Efficiency (13 points), Energy Conservation (13 points), Water Conservation (19 points), Material Cycle (2 points), Spatial Comfort (3 points), and Environmental Management (3 points). The results of this study indicate that Danareksa Tower is eligible to be declared a green building with GOLD specifications according to GBCI, with points obtained of 53 points or 69% which is appropriate at the building stage in planning.</p> </div> </div> </div>Arinda Kamila PutriIwan Wibisono
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-082023-08-0811211Strategi Peningkatan Kinerja Pendinginan Pasif Bangunan Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Kautsar di Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2155
<p>Pondok pesantren mahasiswa merupakan sebuah wadah bagi para mahasiswa yang hendak mendapatkan mendapatkan ilmu dunia tanpa meninggalkan agamanya, karena di dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan bermanfaat yang terstruktur untuk menghadapi banyaknya hal-hal negatif yang dihasiklan oleh pergaulan yang salah. Penghawaan alami dalam bangunan pondok pesantren merupakan strategi pendinginan pasif yang dapat dikembangkan untuk memaksimalkan kondisi termal bangunan. Dalam (SNI-03-6572) menjelaskan bahwa batas toleransi kenyamanan termal dengan kisaran angka 20.5°C-27.1°C. Meskipun dalam kenyataannya sebagian besar bangunan ini sudah masuk dalam kategori nyaman secara termal, bangunan ini tetap menyisakan ruang-ruang yang belum bisa dikatakan nyaman secara termal. Sedikitnya bukaan ventilasi menyebabkan udara di dalam bangunan terus berputar dengan minimnya proses pertukaran udara. Penelitian eksperimental pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan rekomendasi desain guna meningkatkan performa penghawaan alami bangunan Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Kautsar Malang. Hasil dari penelitian ini memberikan rekomendasi desan berupa rubahan sistem sirkulasi udara dan material atap yang digunakan. <br>Kata kunci: penghawaan alami, pendinginan pasif, pondok pesantren</p>bryantama arsyadaWasiska Iyati
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Strategi Kenyamanan Termal Musholla Al-Huda di Permukiman Padat Kampung Putih Kota Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2170
<p>ABSTRAK</p> <p>Bangunan ibadah mengharuskan bangunannya memenuhi aspek kenyamanan termal untuk mendukung aktivitas beribadah para penggunanya. Bangunan Musholla Al-Huda terletak di tengah - tengah permukiman padat Kampung Putih Kota Malang dengan kurangnya ruang terbuka, jarak antar bangunan yang padat, dan berbatasan langsung dengan Sungai Brantas. Perlu dikajinya strategi desain untuk mengoptimalkan kenyamanan termal pada bangunan berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan simulasi eksperimental menggunakan <em>software Energy2D</em>. Data primer yang diperoleh dengan pengamatan dan pengukuran secara langsung adalah kondisi bangunan eksisting dan data pengukuran berupa suhu, kelembapan, dan kecepatan angin. Ruang area wanita dan ruang lantai 2 memiliki kondisi paling tidak nyaman berdasarkan dari data pengukuran. Setelah dilakukan simulasi pada beberapa alternatif modifikasi, didapatkan bahwa strategi terpilih adalah outlet jenis jendela jalousi 180 x 100 cm dengan inlet jenis vertical pivot dan horizontal pivot 120 x 100 cm. Penurunan suhu pada ruang masih dapat dimaksimalkan dengan menggabungkan strategi modifikasi penghawaan alami terpilih dengan strategi modifikasi penghawaan buatan.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: kenyamanan termal, strategi, musholla</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p><em>A building for worship activities requires that the building fulfills the aspect of thermal comfort to support the activities of its users. Musholla Al-Huda is located in the middle of a dense settlement of Kampung Putih, Malang City with a lack of open space, the distance between dense buildings, and directly adjacent to the Brantas River. It is necessary to study design strategies to optimize thermal comfort in buildings based on Indonesian National Standards. This study uses a quantitative descriptive method with experimental simulations using Energy2D software. The primary data obtained by direct observation are the condition of the existing building and measurement data such as temperature, humidity, and wind speed. The women's area and 2nd floor rooms have the most uncomfortable conditions based on measurement data. After simulating several modification alternatives, it was found that the chosen strategy was a 180 x 100 cm jalousie window type outlet with a 120 x 100 cm vertical pivot and horizontal pivot type inlet. The reduction in room temperature can still be maximized by combining selected natural ventilation modification strategies with artificial ventilation modification strategies.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: thermal comfort, strategy, musholla</em></p>Anifa Yumna HapsariAry Deddy Putranto
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-302023-08-30112DESAIN ART AND CULINARY CENTER SEBAGAI PENGEMBANGAN WISATA DI KAWASAN ALUN-ALUN KOTA BATU
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2207
<p>ABSTRAK </p> <p> </p> <p>Kota Batu sebagai salah satu kota di Jawa Timur yang menjadi tujuan populer bagi wisatawan sehingga memiliki peluang tinggi untuk pengembangan destinasi wisata. Alun-Alun Kota Batu, merupakan salah satu tempat wisata yang populer dikunjungi. Hadirnya Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar alun-alun menciptakan industri kuliner baru yang mendukung pertumbuhan pariwisata di Kota Batu. Untuk pengembangan destinasi wisata, penting untuk memiliki ruang yang fleksibel dan memberikan manfaat sosial, budaya, dan lingkungan. Untuk itu, <em>Art Space</em> sebagai ruang kreatif publik diperlukan untuk meningkatkan kegiatan seni dan memberikan hiburan edukatif bagi masyarakat. Perancangan ini bertujuan untuk menghadirkan pengalaman wisata yang positif melalui desain <em>Art and Culinary Center</em> sebagai pengembangan wisata di Kawasan Alun-Alun Kota Batu. Metode yang digunakan dalam mendesain yakni pendekatan pragmatisme diawali dengan mendiagnosis permasalahan pada desain dari aspek desain pengembangan destinasi pariwisata dan elemen desain ruang publik dengan fungsi kuliner dan pusat seni, kemudian mempertimbangkan tindakan alternatif bentuk yang kemudian dievaluasi. Pada perancangan <em>Art and Culinary Center</em> dengan pendekatan pragmatisme dilakukan dengan mengaitkan kriteria desain <em>need, context, and form</em>. Sehingga desain ini nantinya diharapkan menjadi destinasi wisata dengan aktivitas seni dan kuliner, daya tarik visual secara tiga dimensional yang dapat mencerminkan citra Kota Batu.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Pengembangan Wisata, <em>Art and Culinary</em><em> Center</em><em>,</em> Pragmatisme</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT </em></p> <p> </p> <p><em>Batu City as one of the cities in East Java, has become a popular destination for tourists so it has a high opportunity for the development of superior tourist destinations. Batu City Square is one of the popular tourist attractions visited. The presence of Street Vendors (PKL) around the square creates a new culinary industry that supports the growth of tourism in Batu City. For the development of tourist destinations, it is important to have a space that is flexible and provides social, cultural, and environmental benefits. For this reason, Art Space as a public creative space is needed to increase art activities and provide educational entertainment for the community. This design aims to present a positive tourism experience through the design of the Art and Culinary Center as a Tourism Development in the Batu City Square Area. The method used in design activities, namely the pragmatism approach, begins with diagnosing problems in the design from the design aspects of tourism destination development and public space design elements with culinary functions and art centers, then considering alternative forms of action which are then evaluated. In designing the Art and Culinary Center with a pragmatism approach, it is carried out by linking the design criteria of need, context, and form. So that this design is expected to become a tourist destination with art and culinary activities, and three-dimensional visual appeal that can reflect the image of Batu City.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: Tourism Development, Art and Culinary</em><em> Center</em><em>,</em> <em>Pragmatism </em></p>Alanadia Putri RenardiIndyah Martiningrum
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-292023-08-2911211Kenyamanan Termal berdasarkan Metode Humidity Index pada Koridor Jalan di Gresik
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2239
<p>Metode yang digunakan untuk dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan metode THI yang mana metode ini banyak digunakan di daerah tropis terutama di luar ruangan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu apakah koridor jalan sudah memenuhi kenyamanan termal apalagi koridor jalan ini terletak di pemukiman perkampungan dimana kampung identik dengan kondisi fisik dan lingkungan kurang baik. Kampungnya sendiri juga terletak di daerah padat aktivitas yaitu kabupaten Gresik. Disini diambil koridor jalan yang ditumbuhi banyak vegetasi, jarang, atau tidak sama sekali. Kondisi bangunan sekitar koridor juga rapat satu dengan bangunan lainnya. Sehingga disini selain mengukur suhu udara dan kelembaban udara dibutuhkan suatu faktor kondisi fisik yang diketahui mempengaruhi kinerja kenyamanan termal lingkungan yaitu vegetasi dan pembayangan. Penelitian ini didapatkan hasil bahwa titik ukur lokasi yang memiliki suhu lebih rendah disekitarnya terdapat banyak vegetasi dan lokasi yang memeliki kelembaban udara rendah lebih didapatkan karena faktor pembayangan yang pada titik ukur lokasi terbayangi pembayangan pada jam tertentu. Sedangkan untuk nilai THInya semua titik lokasi tidak memenuhi standar. Melalui hasil dari penelitian ini didapatkan rekomendasi penempatan penambahan vegetasi pada titik tertentu yang belum memenuhi dan contoh jenis rekomendasi vegetasi yang cocok.</p> <p> </p> <p>Kata kunci : Ruang Terbuka Hijau, Kenyamanan Termal Ruang Luar, Vegetasi, Pembayangan, <em>Temperature Humidity Index</em></p>Widian Nur Maulidiyah
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-07-312023-07-31112Studi Desain Prototype Compact house untuk Lahan Terbatas di Wilayah Perkotaan
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2264
<p>Pertumbuhan penduduk yang tinggi di Indonesia merupakan masalah yang menyebabkan kebutuhan akan lahan hunian terus meningkat namun tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan terutama pada wilayah perkotaan. Maka dari itu dipilihlah solusi <em>compact house </em>yang dalam perancangannya mempertimbangkan bagaimana sebuah bangunan dapat mewadahi berbagai aktivitas yang ada serta mempertimbangkan aspek kenyamanan penghuni. Perancangan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana merancang <em>compact house</em> yang dapat mewadahi kegiatan sehari-hari khususnya masyarakat kota. Metode desain digunakan adalah metode pendekatan desain strukturalisme yang bertujuan untuk mengidentifikasi pola dan mengembangkan taksonomi dari beberapa karya desain. Berdasarkan studi desain <em>compact house </em>yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil berupa beberapa konsep desain <em>compact house </em>yang berangkat pada beberapa hal, yaitu pemanfaatan area ground pada <em>compact house</em> terdiri dari area RTH dan area bangunan, sirkulasi pada bangunan menggunakan sirkulasi linear, zonasi ruang berurut dari public ke privat, hubungan ruang terdiri dari visual, spasial, dan visual spasial, area sirkulasi vertikal dan servis yaitu toilet disusun sejajar secara vertikal, bentuk atap datar, material bukaan eksterior mengunakan baja ringan pada bingkai dan kaca pada bagian utama, material lantai menggunakan vinyl, serta Jenis furnitur yang digunakan adalah <em>standing furnitur</em> dan <em>bulit in furniture</em>.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Lahan Terbatas, <em>Compact house, </em>Strukturalisme</p>Nurul Ni'matusaumi Nurul Ni'matusaumi
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-312023-08-3111211Integrasi Karakter Elemen Bersejarah pada De Javasche Bank dengan Aplikasi Figma
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2152
<p>Bangunan bersejarah memiliki peran penting untuk mengedukasi masyarakat yang memiliki minat dengan sejarah, terutama civitas akademika untuk referensi dan informasi data pada salah satu bangunan yang sudah dikenal sejak lama, yaitu De Javasche Bank. Salah satu aplikasi yang dapat memenuhi penyusunan desain antarmuka adalah Figma. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengintegrasi elemen karakter yang dimiliki De Javasche Bank dengan aplikasi Figma. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan tahapan observasi lapangan, wawancara, dan studi pustaka terkait, dan dilanjutkan dengan pengambilan data kuantitatif yaitu usability study yang melibatkan 20 responden dalam rentang usia 20-29 tahun. Hasil yang diperoleh yaitu elemen fasad, ruang dalam, dan massa bangunan De Javasche Bank menentukan karakter yang dimiliki, yaitu neo-renaissance. Ketiga unit amatan dilakukan dan diintegrasikan dengan Figma sebagai desain antarmuka dan memperoleh nilai akhir 4,36 dengan kategori sangat layak.</p>Elsa Berliana Oktaviani
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Penilaian Kualitas Elemen Visual Fasad Bangunan Ritel di Kawasan Cove at Batavia PIK Berdasarkan Preferensi Masyarakat
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2167
<p>Meningkatnya bisnis ritel <em>outdoor </em>di wilayah Jabodetabek yang menjadi pusat ekonomi dan keuangan Indonesia sejalan dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang kini cenderung lebih suka untuk berada di luar ruangan. Salah satu kawasan ritel dengan konsep <em>outdoor</em> adalah Kawasan Cove at Batavia PIK yang hadir dengan mengadaptasi konsep desain yang sejalan dengan gaya hidup masyarakat masa kini sehingga menjadi destinasi wisata yang populer karena mengusung konsep bangunan ritel <em>outdoor</em> dan modern yang berada di tepi pantai. Hal tersebut sejalan dengan fenomena swafoto yang terjadi pada masyarakat yang berkunjung dan mengakibatkan kunjungan yang berulang. Adanya keberagaman tampilan fasad bangunan ritel yang menarik akan memberikan suatu kesan visual tersendiri yang nantinya akan menciptakan suatu preferensi bagi masyarakat selaku pengguna serta target utama suatu bangunan ritel untuk dapat memperoleh penghasilan. Maka, diperlukan preferensi masyarakat sebagai pertimbangan dalam perancangan fasad bangunan ritel. Dalam penelitian ini dilakukan penilaian kualitas elemen visual fasad pada bangunan ritel di Kawasan Cove at Batavia PIK berdasarkan preferensi masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan preferensi masyarakat, elemen gaya arsitektur dinilai memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap penilaian fasad bangunan secara umum. </p>Hapsya Shecarina JulianingrumHerry Santosa
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Redesain Stadion Anjuk Ladang sebagai Fasilitas Olahraga di Kabupaten Nganjuk dengan Pendekatan Konsep Berkelanjutan
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2203
<p>Stadion Anjuk Ladang merupakan fasilitas olahraga utama di kabupaten<br>Nganjuk. Tujuan utama dari perancangan ini adalah menyelesaikan<br>permasalahan yang didapat dari isu dan observasi. Permasalahannya adalah<br>kurang layaknya kondisi dari bangunan dan wacana untuk melakukan<br>renovasi. Dengan menerapkan konsep berkelanjutan yang merupakan standar<br>yang telah ditetapkan oleh federasi sepakbola dunia serta sesuai dengan<br>beberapa permasalahan yang muncul pada bangunan stadion. Metode<br>perancangan yang digunakan yaitu metode empirisme. Proses Perancangan<br>menggunakan parameter standar dari federasi sepakbola dunia yaitu FIFA dan<br>kriteria penilaian dari lembaga konsep berkelanjutan yaitu GSAS kemudian<br>menyeleksi kriteria dari parameter berdasarkan potensi daerah. Hasil<br>perancangan yaitu desain stadion yang sesuai dengan standar dari FIFA dan<br>konsep berkelanjutan yang didapat berdasarkan kriteria desain yang<br>ditentukan.</p>Fery Eko SaputraTito Haripradianto
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Perancangan Permukiman Pada Kawasan New City Malang di Kedungkandang Kota Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2234
<p>ABSTRAK</p> <p>Kota Malang adalah salah satu kota di Indonesia yang mengalami pertumbuhan penduduk dengan pesat. Sebagian besar penyebab pertumbuhan tersebut didominasi oleh pendatang. Pertumbuhan kota ini mendatangkan kebutuhan akan hunian, sehingga Kota Malang akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan hunian tersebut di daerah yang memiliki potensi. Kawasan New City Malang, Kawasan hunian yang berada di dataran tinggi Kecamatan Kedungkandang, merupakan alternatif jawaban dari pemenuhan akan hunian di Kota Malang. Kawasan New City Malang menghadirkan berbagai jenis hunian pada lokasi yang strategis. Salah satu hunian tersebut adalah Kawasan hunian berdensitas tinggi dan multifungsi. Kawasan tersebut dapat diwujudkan dengan konsep berupa <em>mixed-use</em> <em>development</em>. Dalam mewujudkannya, kawasan ini menerapkan tema <em>walkability</em> sebagai respons terhadap aktivitas warga yang suka beraktivitas di puncak bukit ini. Tapak perancangan memiliki luas 10,5 ha yang terletak di sisi jalan berkontur. Untuk mewujudkan Kawasan <em>mixed-use</em> tersebut, perancangan berpedoman pada 7 kriteria <em>mixed-use development</em> berdasarkan buku <em>Commercial and Mixed-Use Development Handbook</em> sebagai tema perancangan. Kawasan <em>mixed-use</em> New City Malang menawarkan hunian mandiri dan terintegrasi berupa rusunawa untuk keluarga menengah keatas, dengan penunjang hunian berupa area komersial, perkantoran, fasilitas kawasan, hingga rekreasi.</p> <p>Kata kunci: Hunian, Kawasan <em>Mixed-use, </em>Kawasan New City Malang, <em>Walkability.</em></p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT </em></p> <p><em>Malang City is one of the cities in Indonesia that is experiencing rapid</em><em> population</em><em> growth, where most of the growth is dominated by migrants. The growth of this city </em><em>has brought</em><em> the need for housing, where now Malang City will focus on meeting these housing needs in areas that ha</em><em>s</em><em> potential. The New City Malang area, a residential area located in the highlands of Kedungkandang District, is </em><em>an alternative</em><em> answer to the fulfillment of housing in Malang City. The New City Malang area presents various types of housing </em><em>in a</em><em> strategic location, one of which is a high-density and multifunctional residential area. The area can be </em><em>achieved</em><em> with the concept of mixed-use development. In </em><em>order to realize</em><em> it, this area </em><em>implements</em><em> the theme of walkability as a response to the activities of residents who like to </em><em>do activities</em><em> on t</em><em>op of this hill</em><em>. The design site has an area of 10.5 ha located on the side of the contoured road. To realize the mixed-use area, the </em><em>planning</em><em> is </em><em>based on</em><em> 7 mixed-use development criteria based on the Commercial and Mixed-Use Development Handbook and its relation to the design theme. The mixed-use area of New City Malang offers integrated independent housing in the form of </em><em>rental flats</em><em> for middle to upper class families, with other residential support such as commercial areas, offices, </em><em>area</em><em> facilities, and recreation.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Keywords: </em><em>Housing, Mixed-use area, Malang New City Area, Walkability.</em></p>M. Fadly Fahreza
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Perancangan Integrasi Jambi Paragon Center Sebagai Sentra UMKM dan Ruang Terbuka Publik di Kota Jambi
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2257
<p>Sektor UMKM berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Provinsi jambi menjadi salah satu wilayah dengan potensi sektor UMKM yang cukup strategis. Meskipun banyak UMKM yang berkembang di masyarakat, banyak diantaranya menghadapi kendala yang menghambat perkembangan usaha tersebut. Dengan banyaknya hambatan yang dihadapi UMKM di Kota Jambi, dibutuhkan adanya upaya pendampingan dan pengembangan UMKM sebagaimana Undang – Undang no. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah mengamanatkan bahwa pemberdayaan UMKM harus dilakukan secara menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan. Pengembangan UMKM ini dapat diwujudkan melalui pengadaan sentra UMKM dan harus mampu mempertahankan keberlangsungan usaha yang ada di dalamnya, yaitu dengan meningkatkan daya tarik masyarakat untuk datang dan beraktivitas di dalam sentra UMKM. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengintegrasikan ruang terbuka publik yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat kota Jambi dalam melakukan kegiatan aktif di luar ruangan. Perancangan Integrasi Jambi Paragon Centre sebagai sentra UMKM dan Ruang Terbuka Publik di Kota jambi akan mampu mewadahi kegiatan pengembangan UMKM, aktivitas jual beli pada objek rancangan yang nyaman dan menarik, serta aktivitas rekreasi dan sosialisasi bagi masyarakat kota. Metode desain yang digunakan adalah metode pragmatis, dimana pada proses perancangan dilakukan beberapa eksplorasi modeling dengan mempertimbangkan isu desain. Integrasi sentra UMKM dengan ruang terbuka publik menciptakan konsep bangunan yang menarik, fungsional, serta tercipta keselarasan antara bangunan dan lingkungan.</p>Afifah Hasya Nabila Hasya Nabila
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-292023-08-2911211Penilaian Kualitas Visual Desain Gerbang Perumahan
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2147
<p>Perumahan merupakan salah satu jenis tempat tinggal yang sampai saat ini masih menjadi pilihan paling banyak bagi warga masyarakat dalam memilih jenis tempat tinggal. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan perumahan tidak lepas dari tipe dan desain rumah, fasilitas perumahan, dan pertumbuhan penduduk. Aksesibilitas perumahan yang merupakan fasilitas perumahan dan desain yang merepresentasikan rumah menjadi faktor yang kemudian dikerucutkan menjadi gerbang perumahan. Pertumbuhan penduduk khususnya yang terjadi pada wilayah Jabodetabek menjadi salah satu alasan banyaknya perumahan yang berlokasi di wilayah Lippo Cikarang yang juga merupakan kawasan industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap kualitas visual desain gerbang perumahan di wilayah Lippo Cikarang. Metode kuantitatif digunakan dengan pendekatan preferensi masyarakat umum yang diuji dengan penyebaran kuesioner pada warga kecamatan Cikarang Selatan. Responden diminta untuk menilai enam variabel yang berkaitan dengan kualitas visual gerbang perumahan yang terdiri dari: gaya arsitektur, elemen vertikal, elemen horizontal, material bangunan, komposisi warna, dan proporsi. Hasil penelitian ditemukan bahwa seluruh variabel pada gerbang perumahan yang menjadi objek penelitian bernilai positif.</p> <p>Kata kunci: Desain gerbang, Gerbang perumahan, Kualitas visual, Penilaian masyarakat</p>Margaretha Rosa FebryanaIndyah Martiningrum
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211STRATEGI PENURUNAN SUHU PADA BANGUNAN AULA SOEDALI PT.PINDAD PERSERO MELALUI MODIFIKASI BUKAAN
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2164
<p>Aula soedali merupakan bangunan yang berdiri sejak pemerintahan Kolonial Belanda pada akhir tahun 1800-an. Aula soedali termasuk bangunan arsitektur peralihan. Aula soedali memaksimalkan pencahayaan alami berupa jendela. Penghawaan pada bangunan ini dirasa kurang karena banyak jendela mati dan tidak sesuai dengan standar dan luasan bangunan sehingga suhu dalam bangunan lebih tinggi dari pada suhu luar bangunan. Kondisi tersebut memengaruhi kenyamanan termal bangunan bagi penggunanya. Perlu adanya strategi penurunan suhu pada bangunan melalui modifikasi bukaan jendela. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan eksperimental dengan Autodesk Ecotect Analysis 2011. Pengukuran suhu, kelembapan, kecepatan angin, dan pengukuran bukaan pada aula soedali merupakan data primer yang digunakan. Kemudian data yang didapat dianalisis dan modifikasi dilakukan untuk mencapai penurunan suhu yang sesuai dengan SNI-03-6572-2001. Jendela eksisting pada aula soedali adalah tipe jendela rangkap dan fixed dengan dimensi 1.5m x 2.5m dan posisi +0.80m dari lantai. Modifikasi desain jendela dilakukan pada dimensi, posisi, dan tipe jendela. Rekomendasi desain berdasarkan hasil pengukuran dan simulasi adalah jendela dengan dimensi 2.5m x 2.5m dengan posisi +0.70m dari lantai. Sedangkan tipe jendela yang dipilih adalah jalusi swing dan boven. Berdasarkan modifikasi jendela, suhu eksisting pada mulanya 27.43ºC mengalami penurunan sebesar 1.21ºC menjadi 26.22ºC.</p> <p>Kata kunci: kenyamanan termal, pengkondisian alami, bukaan jendela</p> <p> </p> <p> </p> <p><em>Soedali hall is a building that has existed since the Dutch Colonial government in the late 1800s. Soedali hall is a transitional architectural building. Soedali hall maximizes natural lighting in the form of windows. The ventilation in this building is felt to be lacking because many windows are off and not in accordance with the standards and area of the building so that the temperature inside the building is higher than the temperature outside the building. These conditions affect the thermal comfort of the building for its users. There needs to be a strategy to reduce the temperature in buildings through modification of window openings. This study uses descriptive quantitative and experimental methods with Autodesk Ecotect Analysis 2011. Measurements of temperature, humidity, wind speed, and measurements of openings in the Soedali hall are the primary data used. Then the data obtained were analyzed and modifications were made to achieve a temperature reduction in accordance with SNI-03-6572-2001. The existing windows in the soedali hall are double and fixed window types with dimensions of 1.5m x 2.5m and a position of +0.80m from the floor. Window design modifications are made to window dimensions, positions, and types. Design recommendations based on measurement and simulation results are windows with dimensions of 2.5m x 2.5m with a position of +0.70m from the floor. While the selected window types are swing and boven jalousie. Based on the window modification, the existing temperature was initially 27.43ºC and decreased by 1.21ºC to 26.22ºC.</em></p> <p><em>Keywords: </em><em>thermal comfort, natural conditioning, window openings</em></p> <p><em> </em></p>Lely Dwi NurainiAry Deddy Putranto
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Penerapan Elemen Interior dalam Membentuk Suasana Ruang pada Ruang Kerja Coworking Space Di Kota Surabaya
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2192
<p>ABSTRAK </p> <p> </p> <p>Pertumbuhan <em>coworking space </em>yang terus meningkat di Kota Surabaya harus diiringi dengan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna. Suasana interior merupakan salah satu karakteristik terpenting saat memilih <em>coworking space</em>. Penataan desain interior menjadi atribut yang penting untuk dikaji lebih lanjut untuk memaksimalkan suasana ruang pada <em>coworking space</em>. Penelitian ini dilakukan pada tiga <em>coworking space </em>di Kota Surabaya yaitu Satu Atap <em>Coworking Place and Food Station</em>, VISMA <em>Coffee, Art & Coworking Space</em>, dan SUB Co Tierra. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap lima unit amatan pada ketiga objek <em>coworking space</em>, didapatkan hasil bahwa. Suasana ruang yang mencerminkan <em>coworking space </em>sebagai ruang yang inspiratif dapat ditemukan pada Satu Atap dan Visma. SUB Co mengusung konsep minimalis dan memiliki suasana ruang yang lebih tenang dan lega namun kurang mencerminkan nilai kreativitas pada <em>coworking space</em>. </p> <p> </p> <p>Kata kunci: elemen interior, suasana ruang, <em>coworking space </em></p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT</em></p> <p> </p> <p><em>The growth of coworking space that continues to increase in the city of Surabaya must be accompanied by facilities that suit the needs and preferences of users. </em><em>Spatial atmosphere </em><em>is one of the most important characteristics when choosing a coworking space. Interior design arrangement is an important attribute to be studied further to maximize the </em><em>spatial atmosphere </em><em>in a coworking space. This research was conducted in three coworking spaces in the city of Surabaya, namely </em><em>Satu Atap </em><em>Coworking Place and Food Station, VISMA Coffee, Art & Coworking Space, and SUB Co Tierra. The research method uses descriptive qualitative with data collection techniques using observation and documentation. Based on the results of the analysis that has been carried out on the five observation units on the three coworking space objects, the results show </em><em>spatial atmosphere </em><em>that reflects coworking space as an inspiring space can be found in </em><em>Satu Atap </em><em>and Visma. SUB Co carries a minimalist concept and has a calmer and more spacious atmosphere but does not reflect the value of creativity in coworking spaces.</em></p> <p> </p> <p><em>Keywords: </em><em>interior element, </em><em>spatial </em><em>atmosphere, coworking space</em></p>Indhira Shafa Rahmi MardaniRinawati P. Handajani
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Pengaruh Ventilasi Udara terhadap Kinerja Termal pada Bangunan Publik-Deret di Kampung Putih Kota Malang
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2225
<p>Kampung Putih yang terletak di area pusat kota Malang sekaligus di kawasan koridor wisata Kayutangan merupakan destinasi wisata kampung tematik yang potensial. Kampung ini terbentuk berderet dia area DAS Brantas, sehingga perencanaan bangunan-bangunannya terbatas. Sebagai kampung wisata, Kampung Putih wajib menyediakan kenyamanan bagi pengguna fasilitas publiknya. Bangunan publik-deret seperti Balai RW, Musholla Al-Huda dan TPQ Al-Kautsar terukur kurang nyaman dan tidak memenuhi standar yang berlaku, sehingga diperlukan strategi penurunan suhu untuk mencapai kenyamanan termal. Strategi yang digunakan adalah modifikasi penghawaan bangunan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan eksperimental dengan menggunakan Autodesk CFD Simulation dan Ecotect Analysis. Pengukuran suhu, kecepatan angin, dan pengukurun bukaan digunakan pada analisis sebagai data primer. Ditemukan bahwa TPQ Al-Kautsar adalah objek yang paling tidak memenuhi kenyamanan termal dan akan dijadikan sebagai objek simulasi selanjutnya. Data yang diperoleh akan dijadikan variabel dalam melakukan modifikasi sesuai dengan standar bukaan SNI-03-6572-2001 dan suhu berdasarkan suhu netral Kota Malang. Modifikasi dilakukan pada dimensi, posisi dan tipe jendela. Hasil modifikasi ditemukan penurunan suhu sebesar 1.36 derajat celcius dari suhu awal 27.7 derajat celcius menjadi 26.31 derajat celcius dengan dimensi bukaan sebesar 1.00m x 1.50m dan posisi +1.00 serta tipe jendela jalousi dengan sudut bukaan 45 derajat.</p>Fardani AnggriawanJono Wardoyo
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Signifikansi Elemen Visual Fasad Gedung Landmark Bersejarah di Jakarta Pusat Berdasarkan Persepsi Masyarakat
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2254
<p>Persepsi masyarakat terhadap <em>landmark</em> di Jakarta Pusat diperkirakan mulai berpindah dari bangunan bersejarah ke gedung tinggi bergaya modern. Maraknya gedung pencakar langit di Jakata Pusat yang dianggap <em>landmark</em> dikhawatirkan dapat mengurangi peran gedung-gedung bersejarah yang sudah lebih dahulu dianggap sebagai <em>landmark</em> sekaligus pusaka kota. Menurunnya peran bangunan bersejarah dapat disebabkan oleh perubahan karakter bangunan. Perubahan tersebut dapat terjadi karena kurangnya penilaian signifikansi pada bangunan bersejarah. Berada di satu kawasan dengan gedung-gedung tinggi bergaya modern, signifikansi visual fasad gedung <em>landmark</em> yang sudah berdiri lebih dari 50 tahun perlu dijaga, agar gedung-gedung bersejarah tersebut dapat tetap dikenal dan berperan sebagai <em>landmark</em>. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai signifikansi visual fasad gedung <em>landmark</em> bersejarah di Jakarta Pusat berdasarkan persepsi masyarakat. Penelitian ini menerapkan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan penyebaran kuisioner untuk mendapatkan data berdasarkan persepsi masyarakat. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa signifikansi tiap elemen visual fasad gedung <em>landmark</em> bernilai cukup penting hingga sangat penting dan terdapat 5 elemen yang berpengaruh signifikan terhadap fungsi bangunan sebagai <em>landmark. </em>Dari keenam objek penelitian, Gereja Katedral merupakan gedung <em>landmark</em> dengan nilai signifikansi tertinggi<em>. </em></p>Karysa RanazizaHerry Santosa
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-042023-08-0411211Spatial Configuration Of The Lesehan Restaurant in Garut Based on Visitors' Perception
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/2140
<p><em>Restaurant as one of the commercial buildings that can meet the primary needs of society. In tourist areas, restaurants are not only a place to eat but also a place to rest and recreation. Garut as one of the districts which is a tourist destination in West Java has a fairly high development of restaurants. The restaurant that will be focused on in this research is a restaurant with a cross-legged concept which usually has a large area. So that restaurants with this concept have a variety of layouts. Visitors as parties who are the key to the success of a restaurant have their own perceptions of the restaurant, they are interested in. This study aims to determine visitor perceptions of the spatial configuration of restaurants with the Lesehan concept in Garut. The quantitative method is used through a public perception approach where respondents are asked to assess seven variables related to micro-spatial configuration (zoning, circulation, spatial pattern, arrangement and configuration of furniture, supporting facilities such as toilets; prayer rooms; and parking). The results showed a positive score for all assessments, where zoning had the highest score and toilet support facilities had the lowest score. Furthermore, the results can be used as a reference for restaurant managers in building a restaurant with a cross-legged concept.</em></p>Arfiadjie RayinaIndyah Martiningrum
Copyright (c) 2023 Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur
2023-08-312023-08-3111211