Perancangan Balai Budaya Bali Dengan Pendekatan Eco-cultural

Authors

  • Fariz Hadyan Widiarso Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Heru Sufianto Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Beta Suryokusumo Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Abstract

Pulau Bali menjadi trendsetter pariwisata di Indonesia memiliki peningkatan data jumlah wisatawan tiap tahun yang mendorong sektor pembangunan fasilitas penunjang pariwisata. Namun, keberagaman budaya wisatawan mancanegara menimbulkan pergeseran nilai – nilai budaya asli Bali. Berdasarkan permasalahan diatas diperlukan suatu fasilitas pariwisata yaitu Balai Budaya untuk mewadahi kegiatan budaya yang bertujuan melestarikan budaya Bali dan merespon iklim lingkungan sekitar melalui pendekatan eco-cultural. Metode perancangan yang digunakan ialah programatik dan pragmatik. Pengumpulan data berupa survey kondisi eksisting tapak dan survey instansi terkait secara kualitatif. Sedangkan pengolahan data pada analisis dan sintesis dilakukan dengan metode metafora, pragmatik dan tipologi yang sesuai dengan tiap parameter desain eco-cultural. Hasil yang diperoleh berupa implementasi 5 kriteria desain eco-cultural diantaranya, image of space berupa penataan massa bangunan yang sesuai dengan konteks lingkungan & budaya sekitar, lalu source of enviromental knowledge berupa respon desain bangunan terhadap iklim setempat. Building image berupa penataan tampilan bangunan, technology berupa penerapan teknologi dan konstruksi lokal, dan idealized concept of place yaitu pembentukan koneksi bangunan dengan konteks lingkungan sekitar. Dengan demikian tujuan dari perancangan ini yaitu proses penanaman nilai – nilai budaya tercapai melalui integrasi antar kriteria desain eco-cultural.

Kata kunci: Balai Budaya, Budaya Bali, Eco-cultural

Downloads

Published

2017-09-18

Issue

Section

Articles