SEKOLAH NONFORMAL UNTUK ANAK JALANAN DI YOGYAKARTA

Authors

  • Yogi Septian Pramudia Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Edi Hari Purwono
  • Tito Haripradianto

Abstract

Pendidikan merupakan aspek penting yang mendasari perkembangan budaya, sosial, dan ekonomi, kesemuanya merupakan masalah yang selalu bersinggungan dengan perencanaan di Negara berkembang. Sebagai Negara berkembang permasalahan yang dihadapi Indonesia adalah kurang meratanya tingkat pendidikan yang diakibatkan kurang adanya fasilitas dan sistem pendidikan yang mewadahi, hal tersebut berdampak pada buruknya tingkat perekonomian dan sosial masyarakat di negara ini. Munculnya fenomena anak jalanan di Indonesia bermula pada akhir tahun 90-an, ketika krisis ekonomi di Indonesia semakin parah. Keberadaan anak jalanan sangat mencolok di berbagai kota yang sudah tidak terbatas pada kota-kota besar akan tetapi juga menjalar ke berbagai kota kecil, sama halnya dengan kota Yogyakarta yang memiliki tingkat persebaran anak jalanan tertinggi ketiga di Indonesia. Hingga saat ini masih belum ada langkah kongkrit pemerintah untuk melakukan perbaikan. Untuk itu diperlukan sebuah wadah berupa sekolah nonformal yang bertujuan untuk mengakomodasi permasalahan anak jalanan. Dalam sehari indonesia menghasilkan 205.200 sampah plastik, diantaranya 8840 stereofoam dan 2240 botol plastik. Permasalahan limbah juga menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan, disetiap harinya rata – rata setiap kota di Indonesia menghasilkan kurang lebih sekitar 8350 m3 sampah anorganik dan 82% nya ditampung di tempat pembuangan akhir, Setiap harinya 1 individu menghasilkan 3 plastik dan 3 stereofoam, serta 1 kemasan botol plastik. Dalam proses perancangannya sekolah nonformal ini menggunakan metode pragmatis dengan pemanfaatan lahan sisa yang terletak di area gudang kereta api lama lempuyangan yang telah mengalami disfungsi. Serta memanfaatkan limbah botol mineral plastik sebagai dinding nonstruktural pada bangunan. Selain sebagai dinding nonstruktural, limbah plastik nantinya dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran daur ulang limbah.

Kata kunci : pendidikan, anak jalanan, sekolah nonformal, limbah, plastik, pragmatis

Downloads

Published

2014-02-12

Issue

Section

Articles