KENYAMANAN VISUAL GEDUNG PAMER PUSAT SENI DAN KERAJINAN KENDEDES KABUPATEN MALANG

Authors

  • Sutantri Sutantri Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Jusuf Thojib Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Indyah Martiningrum Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Abstract

UMKM daerah sangat tahan banting sebagai usaha penopang dinamika ekonominasional yang semakin menurun. DPRI memfokuskan UMKM dalam bidang arsitektur,kerajinan, dan desain. Kabupaten Malang merupakan salah satu bagian terbesar JawaTimur dengan potensi pariwisata di bidang kerajinan dan kesenian dalam Pusat Senidan Kerajinan Kendedes. Gedung/ ruang pamer karya yang merupakan bagian utamabangunan, dimana aktivitas pengguna bangunan adalah proses melihat dan mengamatihasil seni/ kerajinan. Kebutuhan cahaya baik cahaya alami maupun cahaya buatan padagedung/ ruang pamer cukup tinggi mengingat fungsinya sebagai tempat kerja yangkegiatannya sangat mengandalkan mata. Pemanfaatan cahaya alami ditekankan padasiang hari (SNI-03-2396: 2001), sehingga penggunaan pencahayaan buatan harusdiminimalisir. Akan tetapi cahaya dalam gedung pamer Pusat Seni dan KerajinanKendedes yang terlalu tinggi menimbulkan silau. Keterbatasan wadah pameransemakin menambah kesan silau. Karena itu, diperlukan wadah yang mampumemberikan kenyamanan visual sesuai kebutuhan melihat, baik aspek teknispencahayaan maupun gedung pamer berdasarkan standar pencahayaan rata-ratasebesar 300 lux (SNI-6197: 2011). Pengelolaan elemen bangunan mampu memberikankenyamanan visual gedung pamer dengan mempertimbangkan kondisi ruang luar,organisasi dan orientasi, sistem tata cahaya (alami/ bukaan dan buatan/ lampu),bentuk/ modifikasi bangunan (sun shading), warna dan material (finishing), danperencanaan interior (jarak/ sudut pandang dan display produk).

Kata kunci: pencahayaan, kenyamanan visual, ruang pamer, pusat seni dan kerajinan

Downloads

Published

2015-02-02

Issue

Section

Articles