Perancangan Bali Memorial Park dengan Pendekatan Metode Metafora Studi Kasus Ground Zero Bom Bali

Authors

  • Chalidian Putra Pamungkas Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Tito Haripradianto Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Bambang Yatnawijaya Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Abstract

Isu terorisme terus berkembang. Bukan hanya di Indonesia tapi juga seluruh dunia. Bali punya tragedi kelam yang menjadi sejarah terorisme terburuk dan paling dikenang di Indonesia. Bom Bali I dan Bom Bali II yang terjadi pada tanggal 12 oktober 2002 yang menelan 411 korban. Dan Bom Bali II yang terjadi pada tanggal 1 oktober 2005 yang menelan 219 korban. Tragedi Bom Bali I dan II berdampak pada sektor pariwisata Bali. Jumlah wisatawan berkurang drastis pada masa itu. Wisatawan mancanegara maupun lokal khawatir akan keamanan Pulau Bali karena tragedi bom sudah terjadi dua kali. Perekonomian Bali sempat terpuruk beberapa tahun karena pendapatan utama daerah berasal dari sektor pariwisata. Peristiwa Bom Bali I dan II merupakan sejarah yang seharusnya dikenang dan memori kelam yang bisa menjadi pelajaran dan pengetahuan untuk generasi masa depan. Sejarah yang seharusnya bisa menjadi sarana edukasi tentang tindakan terorisme supaya tidak terulang kembali. Di Bali terdapat monumen bom Bali yang terletak di Legian Kuta dimana tercatat nama-nama korban Bom Bali I untuk mengenang tragedi kelam tersebut. Namun itu hanya sekedar monumen. Tidak ada ruang intim sebagai bentuk rasa prihatin dan peduli untuk membangkitkan sebuah memori atau ingatan akan pentingnya sejarah itu. Penulis memberikan rekomendasi perancangan sebuah memorial park dan museum sebagai ruang untuk mengenang dan menceritakan kembali tragedi Bom Bali.

Kata kunci: Bali, bom Bali, tragedi, memorial park, museum

Downloads

Published

2016-11-03

Issue

Section

Articles