Karakteristik Interior Kopitiam di Kota Malang Melalui Tipologi Arsitektur
Abstract
Kopitiam, yang berasal dari budaya Cina dan Melayu, telah menjadi ruang sosial yang populer di Asia Tenggara sejak abad ke-18. Di Malang, popularitas kopitiam meningkat pesat dengan kehadiran anak muda dan mahasiswa, memicu munculnya berbagai kopitiam yang perlu diklasifikasikan dari kafe modern. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik kopitiam di Malang dibandingkan dengan coffee shop atau kafe modern, serta perbedaan dan persamaannya dengan kopitiam asalnya. Teori elemen pembentuk ruang oleh Wicaksono dan Tisnawati (2014) dan teori sistem ruang oleh Bruno Zevi (1974) digunakan untuk menganalisis elemen interior dan karakteristik ruang kopitiam. Pendekatan tipologi diterapkan untuk mengklasifikasikan kopitiam berdasarkan kategori tertentu, memungkinkan identifikasi perbedaan dan persamaan. Objek penelitian meliputi Omah Datok 24, Shou Kopitiam, Laoban Kopitiam, Toko Kopi Kongca, dan Pengyu Kopitiam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kopitiam di Malang mengusung gaya interior tradisional Cina yang kaya budaya, dengan warna, dekorasi, dan material yang mencerminkan identitas lokal. Meskipun berbeda dengan kafe modern dalam integrasi budaya dan praktik tradisionalnya, kopitiam di Malang mempertahankan esensi dasar yang mirip dengan kopitiam di Singapura, menegaskan keberlanjutan konsep budaya di berbagai lingkungan.
Kata kunci: Tipologi elemen interior, Kopitiam, Interior Cina