Tempat Evakuasi Akhir dengan Pendekatan Arsitektur Tanggap Darurat di Kabupaten Lumajang

Authors

  • Amelia Nurrahma Universitas Brawijaya
  • Heru Sufianto

Abstract

ABSTRAK

 

Kabupaten Lumajang merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan banyak jenis potensi ancaman bencana. Bencana merupakan peristiwa yang kedatangannya sukar untuk diprediksi. Bencana berdampak menimbulkan korban jiwa, merusak bangunan dan infrastruktur, serta menimbulkan kerugian materil dan ekonomi bagi korban terdampak. Kondisi tempat pengungsian akibat bencana di Indonesia kebanyakan masih kurang layak serta tidak dirancang sesuai dengan standar tempat pengungsian seharusnya. Sehingga diperlukan suatu tempat evakuasi akhir (TEA) sebagai tempat pengungsian sementara korban bencana yang terintegrasi dengan keamanan dan keselamatan.

Perancangan TEA menggunakan metode desain pragmatis dengan strategi predictive modelling. Proses desain terbagi menjadi empat bagian dimulai dari pendefinisian design problems, membuat beberapa alternatif bentuk dan melakukan eksplorasi, merumuskan design criteria, dan finalisasi hasil desain.  Perancangan TEA menggunakan pendekatan teori arsitektur tanggap darurat yang sesuai dengan potensi bencana yang ada pada tapak, yaitu tanggap darurat gempa bumi, banjir, cuaca ekstrem (hujan deras dan angin kencang), serta prinsip keselamatan. Hasil dari perancangan ini adalah sebuah TEA yang sesuai dengan standar tempat pengungsian dan dapat bertahan dalam situasi darurat bencana sehingga dapat disimpulkan bahwa TEA adalah tempat yang paling aman untuk berlindung dari bencana.

Kata kunci: tempat evakuasi akhir (TEA), bencana, pengungsi 

 

ABSTRACT 

 

Lumajang Regency is one of the areas in Indonesia with many types of potential disaster threats. Disasters are events whose arrival is difficult to predict. Disasters have the impact of causing casualties, damaging buildings and infrastructure, and causing material and economic losses for affected victims. The conditions of most refugee camps in Indonesia are still inadequate and not designed according to the standards that refugee camps should be in. So an evacuation center (TEA) is needed as a temporary refuge for disaster victims that is integrated with security and safety.   

TEA design uses pragmatic design methods with predictive modeling strategies. The design process is divided into four parts starting from defining design problems, creating several alternative forms and conducting exploration, formulating design criteria, and finalizing the design results.  The TEA design uses an emergency response architectural theory approach that is in accordance with the potential disasters that exist on the site, namely emergency response to earthquakes, floods, extreme weather (heavy rain and strong winds), as well as safety principles. The result of this design is a TEA that is in accordance with refugee shelter standards and can survive in disaster emergency situations so that it can be concluded that the TEA is the safest place to take shelter from disasters.

 

Keywords: evacuation center (TEA), disaster, refuge 

Downloads

Published

2024-07-31