Lingkungan Bebas Perundungan Melalui Desain Sekolah Dasar Ramah Anak di Kota Surabaya

Authors

  • Muhammad Raja Rafi Makarim Brawijaya University

Abstract

Pada pertengahan 2023, kekerasan di satuan pendidikan di Indonesia masih tinggi, terutama di sekolah dasar. Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, terdapat 251 anak usia 6-12 tahun yang menjadi korban kekerasan di sekolah. Di Surabaya, kasus kekerasan anak terus meningkat, meski kota ini telah meraih penghargaan Kota Layak Anak selama enam tahun berturut-turut. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya berfokus menciptakan Sekolah Ramah Anak (SRA) yang nyaman dan aman sesuai dengan PermenPPPA No. 8 Tahun 2014 dan Pedoman SRA KemenPPPA 2020. Desain arsitektur berperan penting dalam mencegah perundungan dengan menciptakan ruang-ruang yang diawasi dan memiliki visibilitas tinggi. Perundungan sering terjadi di area yang tidak terawasi seperti koridor, toilet, dan area bermain. Tujuan desain SRA di Surabaya adalah menciptakan lingkungan sekolah dengan pengawasan dan visibilitas tinggi untuk mengurangi potensi perundungan. Metode yang digunakan adalah paradigma strukturalisme melalui analisis pola untuk menghasilkan taksonomi sebagai dasar desain. Hasilnya adalah konsep pengawasan pasif dengan strategi seperti penempatan titik pengawasan, peninggian platform, rute opsional, dan tata letak terbuka. Penggunaan partisi transparan, pencahayaan alami, dan ruang hijau juga ditingkatkan untuk visibilitas. Dengan demikian, konsep ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan ramah anak, serta mengurangi potensi terjadinya perundungan.

 

Kata kunci: sekolah dasar, ramah anak, perundungan, kota surabaya

Downloads

Published

2024-07-31