Perancangan Stadion Brantas dengan Pendekatan Dynamic Architecture
Abstract
Indonesia memiliki antusiasme yang luar biasa terhadap sepak bola. Sebanyak 69 persen penduduk Indonesia tertarik dengan sepak bola. Namun, antusiasme yang luar biasa tidak dibarengi dengan keamanan stadion yang sesuai standar nasional atau internasional. Terbukti pada tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 135 korban jiwa. Hal ini, menarik perhatian Pemerintah Kota Batu dengan IAI Kota Malang untuk mengadakan sayembara perancangan Stadion Brantas Kota Batu. Perancangan ini bertujuan untuk menjadikan Stadion Brantas menjadi objek Sport Tourism dengan empat kriteria yaitu, Fun, Function, Facade, dan Feasible. Hal ini untuk membuat Stadion Brantas menjadi stadion yang atraktif dan tetap memperhatikan penggunaan energi, serta dampak terhadap lingkungan. Pendekatan Dynamic Architecture adalah pendekatan yang menggunakan pergerakan elemen-elemen arsitektural suatu bangunan untuk membantu penyesuaian dengan lingkungan sekitar dan mengoptimalkan kenyamanan termal, serta mengurangi penggunaan energi suatu bangunan. Menggunakan metode rasionalisme yang menggunakan preseden dalam prosesnya. Preseden tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk menghasilkan konsep desain yang diterapkan pada desain perancangan Stadion Brantas. Berdasarkan hasil analisis, Stadion Brantas menggunakan konsep pergerakan Static-dynamic, yang menggunakan ilusi optic untuk membuat stadion terlihat bergerak. Ilusi ini diperkuat dengan penggunaan garis imajiner pada bilah-bilah fasad yang mengadaptasi lanskap Pegunungan Arjuna. Sehingga, Stadion Brantas dapat terlihat atraktif dengan tetap memperhatikan konteks alam sekitar.
Kata kunci: stadion, dynamic architecture, Kota Batu