Sustainable Collaborative Hub di Kota Jakarta Guna Purifikasi Udara
Abstract
Polusi udara merupakan ancaman besar bagi kesehatan penduduk perkotaan. Tingginya aktivitas perkantoran dan transportasi di Jakarta menyebabkan kualitas udara memburuk, terbukti dengan indeks kualitas udara (AQI) yang mencapai 165 pada Oktober 2023, menjadikan Jakarta salah satu kota dengan udara terburuk di dunia. Studi menunjukkan bahwa kebijakan Work From Home (WFH) selama pandemi mengurangi tingkat polusi udara secara signifikan. Untuk itu, diperlukan perancangan bangunan hybrid office yang memungkinkan fleksibilitas kerja dan community hub yang mendorong edukasi serta kolaborasi komunitas terkait untuk mengatasi polusi udara. Kombinasi kedua fungsi ini menghasilkan collaborative hub yang mendukung aktivitas kerja dan interaksi sosial dengan purifikasi teknis dan pikiran melalui desain arsitektural dan program edukasi sebagai aspek solusi utama. Kawasan Kuningan, dengan AQI yang tinggi dan banyak gedung tinggi, menjadi lokasi strategis untuk penerapan desain ini. Collaborative hub dirancang dengan batasan ketinggian untuk mengurangi kontribusi terhadap polusi udara dan menjadi simbol komitmen terhadap udara bersih. Penerapan pendekatan sustainable air pollution management dengan tiga poin utama yaitu low carbon, low energy, dan low chemical, diharapkan dapat mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar kawasan tersebut. Desain ini menawarkan solusi secara holistik untuk isu polusi udara dengan mengintegrasikan arsitektur ramah lingkungan dan program aktivitas yang edukatif.
Kata kunci: polusi udara, collaborative hub, sustainable air pollution management