Community Learning Center di Kota Malang dengan Pendekatan Fleksibilitas Ruang
Abstract
Permasalahan angka putus sekolah di Kota Malang yang cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya menyebabkan bertambahnya kebutuhan sarana pendidikan untuk mendukung kelanjutan pendidikan anak putus sekolah. Sarana tersebut dapat dipenuhi melalui pembelajaran pada cakupan pendidikan nonformal yang dapat diwadahi pada fasilitas pendidikan berupa Community Learning Center. Community Learning Center yang berfungsi sebagai pusat pendidikan pada cangkup pendidikan nonformal, akan memiliki karakteristik yang berbeda dengan sekolah formal karena memiliki fleksibilitas dalam penyelenggaraan program pembelajaran yang berbasis pada kebutuhan peserta didik sehingga menimbulkan keragaman aktivitas pembelajaran yang dilakukan sesuai potensi dan minat peserta didik. Oleh karena itu, Community Learning Center dituntut untuk mampu mewadahi berbagai macam aktivitas pembelajaran dan preferensi pengguna dalam satu fasilitas pendidikan. Penerapan konsep fleksibilitas ruang dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada karena dapat menciptakan ruang yang mengalami perbubahan sesuai aktivitas yang diwadahi sehingga memudahkan pelaku untuk melakukan penyesuaian sesuai dengan jenis pembelajaran ataupun cara mereka melakukan aktivitas. Proses perancangan dirancang dengan metode desain empirisime dengan observasi sebagai tool untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam perancangan. Hasil Perancangan berupa ruang kelas, ruang praktik, dan ruang belajar bersama serta tata massa dan ruang yang menerapkan konsep fleksibilitas ruang berdasarkan teori menurut monahan (2002).
Kata kunci: Communnity Learning Center, Fleksibilitas Ruang, Empirisisme