PENGARUH DESAIN PASIF BANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN TERMAL SMAK KOLESE SANTO YUSUP MALANG
Abstract
Kenyamanan merupakan aspek yang diperhatikan dalam membangun bangunan. Salah satu jenis kenyamanan bangunan adalah kenyamanan termal. Kenyamanan termal sendiri secara umum dipahami sebagai kenyamanan pada situasi di mana lingkungan tubuh sedang panas. Kondisi kenyamanan termal selalu berhubungan dengan suhu udara. Peraturan Menteri PU Nomor 29 Tahun 2006 menjelaskan beberapa standar kenyamanan bangunan gedung, antara lain kenyamanan termal, kenyamanan akustik, kenyamanan visual, dan kenyamanan ruang gerak. Bangunan Kelas Baru SMAK Kolese Santo Yusup Malang berorientasi dengan sisi terpanjang menghadap timur-barat. Kenyamanan termal di Bangunan Kelas Baru SMAK Kolese Santo Yusup Malang perlu dikaji mengingat temperatur ruangan pada bangunan tersebut yang panas, terutama di siang hari. Pengamatan visual di lapangan dan pengukuran kondisi lingkungan termal di lapangan dilakukan untuk meneliti lingkungan termal pada bangunan sekolah. Mengumpulkan data eksisting dengan cara secara langsung melakukan pengukuran dan observasi penghawaan pada ruang kelas menggunakan alat Thermo Hygrometer. Penilitian ini berfokus pada desain pasif bangunan ruang kelas baru SMAK Kolese Santo Yusup Malang dengan lingkungan termal eksisting, dengan hasil penelitian suhu rata rata sebesar 29.11 dan suhu ruang tertinggi sebesar 32.10. Desain pasif bangunan ruang kelas baru SMAK Kolese Santo Yusup Malang berpengaruh terhadap lingkungan termal eksisting. Berdasarkan analisis desain pasif berdasarkan variabel desain yang mempengaruhi kinerja termal pada bangunan. Aspek bentuk bangunan, bukaan bangunan, dan selubung bangunan ruang kelas baru SMAK Kolese Santo Yusup Malang belum memenuhi standar dan masih dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan termal eksisting.