Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses interpretasi oleh masyarakat sekitar terhadap Museum dengan mengadopsi pendekatan semiotika pragmatis Peirce. Proses interpretasi menurut Peirce dilakukan secara abduksi, deduski, dan induksi. Ketiga cara tersebut dipakai untuk mengeksplorasi proses komunikasi yang terjadi antara Museum dan masyarakat sekitarnya. Metode penelitian kualitatif diterapkan dengan wawancara di tempat terhadap masyarakat sekitar Museum Ketransmigrasian Provinsi Lampung sebagai semiosi proses interpretasi. Temuan penelitian menunjukan bahwa Museum Ketransmigrasian telah dapat ditafsirkan secara abduksi dan deduksi. Proses penafsiran secara induksi tidak ditemukan dalam penelitian ini, yang artinya Museum belum menjadi argument bagi masyarakat sekitar.