Membaca Pola Spasial dalam Aktivitas Ngariung di Kasepuhan Ciptagelar

Authors

  • Pikri Nurhalid Brawijaya University
  • Susilo Kusdiwanggo Brawijaya University

Keywords:

ngariung, paparakoan, pancer, Kasepuhan Ciptagelar

Abstract

Di Dataran Sunda, ngariung adalah salah satu bentuk budaya kebersamaan yang berarti berkumpul. Kasepuhan Ciptagelar adalah sebuah masyarakat adat Sunda yang masih menganut prinsip kehidupan adat yang erat yang diterapkan dalam berbagai hal termasuk dalam rujukan spasial. Fenomena di huma dan lembur adalah contoh fenomena yang telah merujuk pada prinsip kehidupan ini, yang mana terdapat paparakoan dan pancer. Kasepuhan Ciptagelar sudah tentu akrab dengan istilah ngariung. Agak sedikit berbeda dengan Dataran Sunda pada umunya, terdapat sebuah keunikan pada konsetelasi ruang ketika ngariung. Apakah hal tersebut dikarenakan oleh adanya konsep paparakoan dan pancer? Tulisan ini bertujuan untuk memverifikasi paparakoan dan pancer ketika ngariung sekaligus menjelaskan bagaimana hal tersebut diterapkan. Untuk mengetahui hal tersebut, penelitian ini menggunakan metode deduktif-kualitiatif dengan paradigma positivistik-rasionalistik didasarkan pada teori-teori yang sudah ada, terutama dari dua fenomena sebelumnya. Teori yang dikumpulkan tersebut menjadi dasar untuk mendapatkan informasi mengenai paparakoan dan pancer ketika ngariung. Paparakoan dan pancer yang ada ketika ngariung membuktikan bagaimana sebuah prinsip kehidupan benar-benar bukan sekedar prasasti, namun harus diterapkan dalam berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.

Downloads

Published

2021-07-31

Issue

Section

Articles