Pengaruh Ventilasi Alami dan Buatan Untuk Mengantisipasi Kejadian Sick Building Syndrome (Studi Kasus: Laboratorium Gedung Fakultas Farmasi Universitas Airlangga)

Authors

  • Aprisia Rasya' Murran Universitas Brawijaya
  • Andika Citraningrum Universitas Brawijaya

Keywords:

ventilasi, kualitas fisik udara, laboratorium kimia, sick building syndrome

Abstract

Ventilasi pada laboratorium berperan penting dalam mencegah paparan bahan berbahaya, menyediakan udara segar untuk pernapasan, dan menghilangkan kontaminan dalam udara. Kualitas udara dalam ruang bertujuan menentukan aspek kesehatan dan kenyaman bagi penghuni ruang. Apabila kualitas udara dalam ruang buruk, maka dapat berpotensi menimbulkan keluhan kesehatan ataupun ketidaknyamanan yang biasa disebut sick building syndrome (SBS). Dalam penelitian ini, objek yang dikaji adalah tiga ruang laboratorium kimia di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, yaitu laboratorium basah, laboratorium kering dan ruang asam yang menggunakan ventilasi buatan, air conditioning, serta ventilasi alami dengan membuka jendela ruangan. Hal ini, tidak sejalan dengan persyaratan perancangan ventilasi pada laboratorium, bahwa jendela yang dibuka tidak disarankan. Untuk mengetahui pengaruh ventilasi alami dan buatan untuk mengantisipasi sick building syndrome, maka diperlukan evaluasi terkait kualitas fisik udara yang mencakup suhu udara, kelembaban udara, kecepatan udara, serta kualitas ventilasi sebagai aspek kenyamanan, serta pergantian udara per jam sebagai aspek kesehatan. Penelitian dilakukan melalui analisa visual, pengukuran lapangan, dan komparasi data. Ventilasi alami memberikan kontribusi dalam meningkatkan kecepatan udara dalam ruang sebesar 0,02 – 0,19 m/s, sehingga mampu untuk mencapai nilai pergantian udara perjam 9,42 – 15,85 kali/jam. Sementara, penggunaan ventilasi buatan saja mencapai 6,33 – 8,68 kali/jam.

Downloads

Published

2021-07-31

Issue

Section

Articles