RUANG BERSAMA KAMPUNG TEMENGGUNGAN LEDOK MALANG

Authors

  • Mochammad Najib Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Subhan Ramdlani Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Damayanti Asikin Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Abstract

Ruang dipandang hanya sebagai entitas ekonomi, industri, perdagangan dan jasa suatu kota. Ruang-ruang publik keadaannya tidak menemui titik terang, pemerintah sebagai pengelolanya selalu menempatkan sebagai ujung prioritas. Begitu juga pada ruang permukiman Kampung Temenggungan Ledok yang eksis dengan kompleksitas kualitas dan kearifan lokalnya, juga diletakkan di ujung akhir prioritas pengetahuan keruangan, perencanaan wilayah kota dan arsitektur. Dibalik fenomena tersebut, keterbatasan lahan dan setting fisik kampung-kampung kota ternyata masih memiliki eksistensi ruang-ruang sosial-budayanya, ialah ruang bersama. Kompleksitas dan kemajemukan subjek pelakunya, ruang bersama memiliki dinamika dan pola dimana didalamnya sesama warga meningkatkan kualitas daya hidup dengan nilai-nilai kearifan lokal melalui wujud pengelolaannya. Kunci kualitas ruang bersama adalah pengelolaan notion teritorialitasnya, yaitu dari pihak yang mengelola dan bertanggung jawab. Pengembangan komponen unsur pembentuk ruang adalah upaya untuk melestarikan nilai-nilai dalam pengelolaan ruang bersama. Metode pragmatik digunakan dalam pepaduan aspek programatik dan diagramatik komponen ruang. Pada aspek programatik membahas akan aktivitas dan fungsi serta komponen yang dibutuhkan sehingga pembahasan ini mengarah pada struktur tata ruang, pada aspek diagramatik membahas tentang nilai dan ide, yaitu mengarah kepada sistem ruang.

Kata kunci: ruang bersama, setting, dinamika, territorialitas

Downloads

Published

2015-01-30

Issue

Section

Articles