Kajian Konsep Sanga Mandala pada Pola Tata Ruang Bangunan di Pasar Denpasar

Authors

  • Tri Wahyu Diana Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Herry Santosa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Abstract

Bangunan pasar merupakan ranah berkumpul, saling tatap muka antar warga, saling tukar dan jual beli barang dan jasa. Pasar di Bali yang biasa disebut dengan “peken†pada zaman dahulu kegiatan jual beli barang dilakukan dibawah pohon bringin. Berkembangnya zaman hingga pasar tradisional yang biasanya dilakukan di bawah pohon saat ini sudah digantikan oleh sebuah bangunan pasar tradisional. Pasar merupakan sejarah dari terlahirnya Kota Denpasar, dimana Kota Denpasar secara administratif dibagi menjadi empat kecamatan, Denpasar Utara, Selatan, Timur, dan Barat. Dalam pembangunan sebuah pasar diperlukan pendekatan fungsi untuk mengelompokan komoditi-komoditi yang ada dengan menerapkan filosofi dan nilai-nilai yang berkearifan lokal yaitu konsep Sanga Mandala. Karena itu, studi ini bertujuan untuk mengevaluasi ketersesuaian tata ruang pasar dalam penerapan konsep Sanga Mandala dengan metode dekspriptif evaluatif. Dalam penerapan Konsep Sanga Mandala ditentukan oleh varibel skala tapak dan skala bangunan yang memiliki nilai-nilai ketersesuain disetiap variabel. Sehingga berdasarkan hasil analisis dari empat sampel pasar yang diambil, sampel pasar yang menerapkan konsep Sanga Mandala dengan presentase tertinggi yaitu Pasar Poh Gading, dengan presentase skala tapak 100% dan skala bangunan 84%. Dari hasil tersebut, penerapan konsep Sanga Mandala pada hunian dan bangunan pasar memiliki fungsi bangunan/area yang sama yang bisa diterapkan pada bangunan pasar maupun bangunan lainnya karena fungsi bangunan/area tersebut bernilai mutlak.

Kata Kunci: Arsitektur tradisional, pola tata ruang, konsep sanga mandala, pasar

Downloads

Published

2017-10-31

Issue

Section

Articles