Perancangan Hanggar Perakitan C 295 PT Dirgantara Indonesia dengan Metode Zaha Hadid

Authors

  • Riswanda Setyo Addino Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Herry Santosa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Totok Sugiarto Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Abstract

PT Dirgantara Indonesia saat ini sedang berupaya bangkit kembali dengan memperbaiki berbagai sistem manajemen. Namun perbaikan terhadap infrastruktur yang dimiliki masih sangat minim. Infrastruktur bangunan sendiri juga dapat menjadi sarana rebranding PT DI kepada masyarakat Indonesia dan pasar. BMW Central Building di Leipzig karya Zaha Hadid merupakan salah satu bangunan industri yang berhasil mamadukan antara kantor dengan proses produksi. Kombinasi yang sama juga dibutuhkan oleh hanggar perakitan pesawat terbang untuk fungsional maupun estetika. Saat ini PT DI memiliki rencana untuk menata ulang proses perakitan, termasuk C 295 ke tempat yang baru. Akan dikaji bagaimana perancangan hanggar mengikuti metode Zaha Hadid dengan tetap memperhatikan kebutuhan spesifik dari hanggar perakitan pesawat terbang. Perancangan dengan metode Zaha Hadid seperti halnya yang dilakukan pada perancangan BMW Central Building yang mengombinasikan kantor dengan ruang produksi namun sesuai pada obyek hanggar perakitan C 295. Pada akhir studi didapati bahwa dengan metode Zaha Hadid dapat digunakan sebagai cara merancang. Melalui penerapan muncul sebuah bentuk asimetris dengan tatanan ruang yaitu fungsi kantor berada di sisi serta tengah bangunan dan bentuk bangunan yang menggambarkan tema kedirgantaraan melalui tekstur material dan bentuk atapnya.

Kata Kunci: Hanggar perakitan, Perancangan bentuk dan ruang, Metode Zaha Hadid

Downloads

Published

2016-10-31

Issue

Section

Articles