Transformasi Tata Ruang dan Elemen Linear Vertikal Masjid Jawa pada Perancangan Museum Islam Nusantara
Abstract
Perancangan Museum Islam Nusantara dilatar belakangi oleh tidak adanya sarana untuk melestarikan dan mempelajari sejarah dan budaya Islam Nusantara di Indonesia. Diperlukan sebuah sarana edukasi-pariwisata yang dapat memberitahu masyarakat tentang bagaimana Islam masuk dan berkembang hingga sekarang menjadi agama terbesar di Indonesia. Dalam perancangan sebuah bangunan simbolik tentu diperlukan suatu ciri khas yang dapat menginterpretasikan tentang tema arsitektural tersebut dimana Masjid Jawa merupakan salah satu peninggalan masa kejayaan Islam di Nusantara pada segi arsitektur. Tata spasial Masjid Jawa memiliki susunan yang khas hal tersebut ditunjang pula dengan keberadaan sokoguru sebagai salah satu karakteristik utama Masjid Jawa. Dengan demikian perlu adanya sebuah proses transformasi dari tata ruang dan elemen linear vertikal untuk diterapkan pada Museum Islam Nusantara. Metode transformasi yang digunakan adalah transformasi borrowing yang dapat meminjam dari bentuk atau aspek spasial objek tertentu untuk diterapkan pada objek baru. Hasil yang diperoleh dari perancangan ini adalah tata spasial yang dipengaruhi oleh dua sumbu (kiblat dan makam KH Abdurrahman Wahid) menyebabkan tata spasial yang menyudut dan berbelok pada titik perpotongan sumbu tersebut. Elemen linear vertikal yang ditransformasikan pada Hall Kerajaan Islam Nusantara menghasilkan tatanan bentuk segi delapan akibat dari perpotongan kedua sumbu tersebut.
Kata Kunci: masjid Jawa, museum, transformasi, tata ruang, elemen linear vertikal