Kinerja Living Wall sebagai Pendinginan Pasif pada Koridor Rumah Turi Surakarta

Authors

  • Astari Hapsari Putri Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
  • Agung Murti Nugroho Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang

Keywords:

pendinginan pasif, living wall, penurunan suhu

Abstract

Peningkatan suhu di Kota Surakarta sebesar 1.60C sejak tahun 2012-2016 (BPS Kota Surakarta), tentunya mempengaruhi suhu iklim mikro pada bangunan. Strategi pendinginan pasif berupa penerapan living wall dapat diaplikasikan guna menurunkan suhu iklim mikro pada bangunan sehingga tercipta kenyamanan termal. Rumah Turi Surakarta merupakan salah satu hotel yang mengaplikasikan living wall pada koridor bangunan, untuk menciptakan suhu iklim mikro yang lebih sejuk sebagai tanggapan adanya peningkatan suhu di Kota Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja living wall sebagai pendinginan pasif, yaitu dengan cara mengkomparasi suhu yang dapat tereduksi oleh living wall dan elemen sun shading kayu yang terdapat pada koridor-koridor Rumah Turi Surakarta. Dilakukan observasi lapangan untuk mengambil data visual dan pengukuran, lalu data diolah menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan analisis komparatif. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja living wall sebagai pendinginan pasif, yaitu orientasi, jarak living wall terhadap koridor, jarak antar tanaman, dan jenis tanaman. Krokot Merah dan Sirih Gading, yang berdaun lebih rimbun dan memiliki warna daun lebih gelap, dapat menurunkan suhu iklim mikro sebesar 0.90C, sedangkan Lili Paris yang berdaun jarang dan berwarna lebih terang, yang hanya mampu menurunkan suhu sebesar 0.20C.

Downloads

Published

2020-07-30

Issue

Section

Articles