SIGNIFIKANSI VISUAL FASADE BANGUNAN KAFE PADA KOTA LAMA SEMARANG BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG

Authors

  • Tatania Lintang Alviani Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
  • Herry Santosa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Keywords:

Visual Significance, Facade, Café, Semarang Old Town, Visitor Perception.

Abstract

Kota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki peninggalan kawasan kolonial. Pada saat ini, kawasan tersebut dikenal sebagai kawasan pariwisata dengan nama Kawasan Kota Lama Semarang. Restorasi pada Kawasan Kota Lama Semarang merupakan upaya pemerintah setempat dalam melakukan konservasi dan pengembangan kawasan. Selanjutnya, Pemerintah Kota Semarang melakukan pengembangan dengan mengajukan kawasan tersebut sebagai World Heritage The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2020. Konservasi pada Kawasan Kota Lama Semarang diperkuat dengan dilakukannya kajian terhadap signifikansi visual terhadap fasade bangunan bersejarah, terutama bangunan dengan fungsi kafe. Fasade bangunan merupakan faktor penting dalam upaya konservasi, dimana hal tersebut merupakan upaya yang dapat dilakukan pada Kawasan Kota Lama Semarang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif melalui penyebaran kuesioner pada pengunjung di empat Kafe sepanjang koridor Jalan Letjen Suprapto, Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pengunjung Kota Lama Semarang terhadap signifikansi elemen visual fasade bangunan kolonial dengan fungsi kafe di Koridor Jalan Letjen Suprapto, Semarang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa setiap elemen visual fasade bangunan kafe memiliki tingkat pengaruh signifikansi yang berbeda. Elemen gaya arsitektur memiliki pengaruh 63,8% pada kafe Spiegel Bar & Bistro, sedangkan elemen jendela memiliki pengaruh sebesar 69,1% pada Tekodeko Koffiehuis.

 

Semarang City is one of the cities in Indonesia which has a colonial heritage. At this time, the area was known as a tourism area by the name of the Old City Region of Semarang. Restoration of the Old Semarang City Area is an effort of the local government to conserve and develop the area. Subsequently, the Semarang City Government undertook the development by proposing the area as the World Heritage of the United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) in 2020. Conservation in the Semarang Old Town Region was strengthened by conducting a study of the visual significance of the facade of historic buildings, especially building with cafe function. The building facade is an important factor in conservation efforts, where it is an effort that can be done in the Old City Region of Semarang. The method used in this research is descriptive-quantitative through the distribution of questionnaires to visitors in four cafes along the corridor of Jalan Letjen Suprapto, Semarang. This study aims to determine the perception of visitors of Semarang Old City to the significance of the visual elements of the colonial building facade with the function of a café in the Letjen Suprapto Corridor, Semarang. The results of this study stated that each visual element of the cafe building facade has a different level of significance. Architectural style elements have a 63.8% influence on the Spiegel Bar & Bistro, while window elements have a 69.1% influence on Tekodeko Koffiehuis.

 

Downloads

Published

2020-07-30

Issue

Section

Articles